Breaking

"BAHAYA MASIH MENGANCAM"
"JANGAN KENDOR! TETAP JALANKAN PROTOKOL KESEHATAN"

Thursday, October 27, 2016

Batan Kembangkan Varietas Padi Rojolele Baru

Klaten(JAWA TENGAH),BM--- Klaten memiliki varietas padi lokal yang sangat terkenal, Rojolele namanya. Tekstur beras yang pulen, rasa nasi enak, dan aromanya yang wangi menyebabkan beras Rojolele banyak dicari orang untuk dikonsumsi. Namun saat ini beras tersebut sangat sulit dicari, kalaupun ada harganya mahal.

Umur panen yang panjang, sekitar 155 hari atau 5 bulan lebih, dan tinggi tanaman mencapai satu setengah meter menyebabkan petani enggan untuk menanam Rojolele ini. Sejak tahun 2013, inisiasi dari Bambang Sigit Sinugroho (sekarang Kepala Bappeda Klaten), pada waktu itu datang ke BATAN, untuk membahas kerja sama pengembangan varietas padi lokal Klaten Rojolele.

Saat ini fase waktu pengembangan varietas padi lokal Rojolele telah memasuki generasi M6. Bupati Klaten dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Bappeda Klaten Bambang Sigit Sinugroho dikatakan bahwa umur panen Rojolele selama ini mencapai 5 bulan dengan tinggi lebih dari 1,5 meter. Pada tahap M6 ini, tinggi tanaman sudah dipendekan menjadi 110 sentimeter saja, sedangkan umur hingga panen hanya 115 hari.

Lebih lanjut dikatakan Bambang bahwa saat ini pengembangannya dititikberatkan pada ketahanan hama wereng coklat dan bakteri lainnya.

“Secara hasil pengembangan ini sudah menunjukkan produksi yang tinggi. Untuk seribu meter telah dihasilkan 1 ton, jika dikonversikan ke satu hektar berarti bisa mencapai 10 ton”, kata Bambang. Hal ini jelas cukup menjanjikan sekali, namun masih menunggu hasil pengujian lainnya. Setelah itu baru bisa disebarluaskan untuk dibudidayakan. “Paling cepat tahun 2018 akan selesai”, demikian Bambang.

Deputi Pendayagunaan Teknologi Nuklir BATAN, Dr. Hendig Winarno dalam sambutannya menyampaikan bahwa program ATP (Agro Tecno Park) ini, kedepan nantinya diharapkan akan tumbuh berkembang UKM-UKM berikutnya yang akan bisa memanfaatkan ATP. “Misalnya, ketika menanam padi, tidak hanya menanam begitu saja, tetapi juga ada usaha penangkar atau produsen benih”, demikian jelas Hendig.

Selain itu ada tanaman kedelai, maka perlu dipikirkan bagaimana industrinya dengan mengajak pihak lain yang memang ahli dibidang industri kedelai. Sehingga nantinya, tugas BATAN untuk membangun daerah bisa tumbuh dan berkembang. “Ïtulah yang menjadi akhir tujuan dari program ATP”, kata Hendig.

Sarasehan ATP Klaten diselenggarakan di Pendopo Kabupaten, diikuti sekitar 170 undangan yang terdiri dari 26 unsur kecamatan di kabupaten Klaten, unsur pokja ATP, juga unsur kelompok tani, dan juga para kepala desa. Tujuan sarasehan ini adalah ingin mendiseminasikan dan mensosialisasikan kegiatan ATP yang harapannya kegiatan ini kedepan akan bisa terus berkembang, tidak hanya meliputi beberapa desa di kecamatan Karangdowo, Trucuk dan Jatinom, tapi nantinya seluruh 26 kecamatan ini nantinya bisa mengaplikasikan kegitan sistem pertanian terpadu yang berbasis pada teknologi. 





#batan.co.id/biw
" Klik! Informasi yang Anda Butuhkan "



"Prakiraan Cuaca Jumat 31 Mei 2024"




"BOFET HARAPAN PERI"

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS