JAKARTA,BM--- Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang diakibatkan gigitan nyamuk Aedes aegypti
tidak pernah berhenti mengintai kehidupan manusia. Sementara itu, perilaku
manusia yang cenderung mengabaikan kebersihan serta lingkungan yang buruk,
memicu pertumbuhan nyamuk semakin tinggi. Pengasapan yang dilakukan untuk
membasmi nyamuk dirasa kurang efektif karena hanya bersifat sementara dan tidak
ramah lingkungan.
Pusat
Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR), Badan tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dengan
memanfaatan teknologi nuklir mampu mengembangkan sebuah teknologi yang sangat
berguna untuk menekan pertumbuhan populasi nyamuk Aedes aegypti. BATAN
menyebutnya dengan Teknik Serangga Mandul (TSM). Yaitu sebuah teknik yang
memanfaatkan sinar radiasi gamma dengan intensitas tertentu yang dikenakan pada
nyamuk jantan sehingga akan berakibat mandul.
Kepala
BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, TSM ini sebenarnya sudah dipakai
di dunia lebih dari 50 tahun yang lalu. Pada awalnya teknik ini digunakan untuk
melawan lalat buah, ngengat, dan serangga pengganggu lainnya.
“Teknologi
ini kemudian dikembangkan oleh Badan Tenaga Atom Internasional untuk melawan
penyakit berbasis virus yang dibawa
nyamuk. Dan Indonesia dijadikan pionir untuk program ini. TSM merupakan
teknologi yang murah, ramah lingkungan dan efisien untuk melawan tidak hanya
DBD tetapi juga untuk Zika dan Chikungunya,” kata Djarot saat jumpa pers yang
digelar di PAIR, Kawasan Nuklir Pasar Jumat, Jakarta Selatan, Senin (07/11).
Senada
dengan itu, Peneliti BATAN, Ali Rahayu mengatakan, dalam mengembangkan TSM
sebenarnya sangat mudah, namun yang terpenting adalah bagaimana suatu daerah
dapat beternak nyamuk. “Di Indonesia yang dapat berternak nyamuk baru di Salatiga,
BATAN, dan di Bogor. Dalam sehari kami di BATAN dapat menghasilkan nyamuk dalam
ratusan ribu ekor untuk dimandulkan,” kata Ali Rahayu
Nyamuk
jantan yang sudah dimandulkan kemudian dilepas dan kawin dengan nyamuk betina,
maka tidak akan terjadi pembuahan, telur yang keluar tidak ada isinya. Hal ini
secara otomatis populasi nyamuk akan tertekan dan lama kelamaan akan hilang.
TSM
yang dikembangkan oleh BATAN sejak tahun 2005 ini mempunyai tingkat
keberhasilan sangat tinggi, ini terlihat dari efektivitas penurunan populasi
nyamuk bisa mencapi 96,35 persen. “ Teknologi ini telah diaplikasikan di
beberapa wilayah seperti Jakarta, Salatiga, Tangerang dan Bangka Barat,”
pungkasnya.
#Gan/batan.co.id/Pur