Dubes Desra Percaya (kanan) dan Deputi Menteri Luar Negeri Kazakhstan Akylbek Kamaldinov memimpin Pertemuan Pertama Konsultasi Bilateral RI-Kazakhstan di Jakarta (16/6). (foto: Ditjen Aspasaf) |
JAKARTA.BM- Indonesia dan Kazakhstan kembali menegaskan komitmen untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang. Penegasan ini diungkapkan dalam Pertemuan Pertama Konsultasi Bilateral RI-Kazakhstan di Jakarta (16/6). Pertemuan dipimpin bersama oleh Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Dubes Desra Percaya dan Deputi Menteri Luar Negeri Kazakhstan Akylbek Kamaldinov.
"Kedua belah pihak sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang penanggulangan terorisme, pemberantasan peredaran narkoba, hukum, perdagangan, investasi, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan," jelas Desra Percaya.
Kamaldinov menyampaikan ketertarikan Kazakhstan untuk belajar mengenai Islamic finance dan halal industry dari Indonesia. "Kazakhstan memiliki visi untuk menjadi pusat keuangan syariah dan industri halal di kawasan Asia Tengah," demikian diungkapkannya.
Kazakhstan juga mengundang pelaku usaha Indonesia untuk bekerjasama membangun industri farmasi di Kazakhstan.
Hubungan diplomatik Indonesia dengan negara terkemuka di Asia Tengah tersebut telah berlangsung sejak tahun 1993. Kazakhstan semakin berperan di kawasan dan dunia antara lain melalui perannya sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB periode 2017-2018.
Selain memimpin Konsultasi Bilateral, A. Kamaldinov juga melakukan kunjungan kehormatan kepada Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dalam kapasitas sebagai Utusan Khusus dari Presiden Nursultan Nazarbayev. Pada kesempatan tersebut, A. Kamaldinov menyerahkan undangan kepada Presiden RI untuk menghadiri KTT Pertama OKI tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Astana, Kazakhstan pada 10-11 September 2017.
#Gan/Ditjen Aspasaf
"Kedua belah pihak sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang penanggulangan terorisme, pemberantasan peredaran narkoba, hukum, perdagangan, investasi, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan," jelas Desra Percaya.
Kamaldinov menyampaikan ketertarikan Kazakhstan untuk belajar mengenai Islamic finance dan halal industry dari Indonesia. "Kazakhstan memiliki visi untuk menjadi pusat keuangan syariah dan industri halal di kawasan Asia Tengah," demikian diungkapkannya.
Kazakhstan juga mengundang pelaku usaha Indonesia untuk bekerjasama membangun industri farmasi di Kazakhstan.
Hubungan diplomatik Indonesia dengan negara terkemuka di Asia Tengah tersebut telah berlangsung sejak tahun 1993. Kazakhstan semakin berperan di kawasan dan dunia antara lain melalui perannya sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB periode 2017-2018.
Selain memimpin Konsultasi Bilateral, A. Kamaldinov juga melakukan kunjungan kehormatan kepada Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dalam kapasitas sebagai Utusan Khusus dari Presiden Nursultan Nazarbayev. Pada kesempatan tersebut, A. Kamaldinov menyerahkan undangan kepada Presiden RI untuk menghadiri KTT Pertama OKI tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Astana, Kazakhstan pada 10-11 September 2017.
#Gan/Ditjen Aspasaf