Nelayan Solomon Island bertemu dengan mitra dari Maluku Tenggara |
Maluku.BM- Direktorat Kerja Sama Teknik (KST), Kementerian Luar Negeri melakukan in-house training untuk pengembangan produk rumput laut. Kegiatan bertujuan mencapai komitmen Indonesia untuk memberikan peningkatan kapasitas dalam pemberdayaan masyarakat. Kegiatan, yang dilaksanakan di desa Ohoi Letvuan, Kabupaten Maluku Tenggara selama 2 bulan hingga 6 Agustus 2017, merupakan proyek percobaan yang melibatkan 4 orang petani/nelayan asal Solomon Islands.
Membuka kegiatan tersebut, Duta Besar Ronny P. Yuliantoro, di Langgur, Maluku Tenggara (14/06) mengatakan mengenai kesamaan lingkungan geografis dan budaya antara masyarakat di Indonesia dan Solomon. Keduanya memiliki hamparan bahari yang luas yang membuat keduanya memiliki budaya dan kearifan dalam menyikapi sumber daya alam lautnya.
Hal tersebut diharapkan dapat memudahkan proses interaksi antara peserta dan warga di desa Ohoi Letvuan selama proses pelatihan. “Rumput laut kurang mendapat perhatian meskipun berpotensi sebagai solusi berkelanjutan bagi banyak masalah pembangunan”, ujar Dubes Ronny.
Pada kesempatan yang sama, Asisten III Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, Ir. Retraubun, M.Si, MBA yang hadir mewakili Bupati, menyampaikan dukungan atas pelaksanaan kegiatan di wilayahnya.
“Kegiatan diharapkan menjadi wahana pembelajaran dan berbagi pengalaman bagi peserta, tenaga ahli, nelayan, dan masyarakat sekitar”, ujar Retraubun. Pemerintah Daerah, lanjutnya, senantiasa memfasilitasi upaya masyarakat untuk meningkatkan industri kelautan dan perikanan.
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Keuskupan Wilayah Perwakilan Kei Kecil ini menurut Pastor Jack Renrusun, diharapkan akan memperkaya pengetahuan peserta sekaligus meningkatkan kerja sama kedua negara. Keuskupan terbuka untuk terus bekerja sama memberdayakan masyarakat sejalan dengan semangat gereja.
Proyek percobaan ini adalah hasil kerja sama antara Direktorat Kerja Sama Teknik dan Keuskupan Wilayah Perwakilan Kei Kecil sebagai upaya mendorong kerja sama antar masyarakat Indonesia dan Solomon Islands. Kegiatan juga merupakan upaya Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan kerja sama pembangunan kapasitas dengan cara berbagi pengetahuan, wawasan, dan pengalaman dengan negara-negara lain.
Diharapkan melalui program ini peserta asal Solomon Islands dapat menjadi pelatih bagi komunitasnya dalam membudidayakan rumput laut sebagaimana keberhasilan masyarakat Ohoi Letvuan dalam mengembangkan rumput laut. Selain itu hubungan yang semakin erat terjalin antara masyarakat Ohoi Letvuan dan masyarakat di Pulau Marau dan Pulau Russel di Solomon Islands.
Secara umum Pemerintah Daerah, Keuskupan Wilayah Perwakilan Kei Kecil, dan masyarakat desa Letvuan menyambut baik kedatangan para peserta. “Diharapkan dalam 2 bulan mendatang, jalinan persahabatan masyarakat kedua negara semakin erat di tengah-tengah pelatihan pengembangan produk rumput laut,” Ronny P. Yuliantoro.
#Gan/ Dit. KST/wis
Membuka kegiatan tersebut, Duta Besar Ronny P. Yuliantoro, di Langgur, Maluku Tenggara (14/06) mengatakan mengenai kesamaan lingkungan geografis dan budaya antara masyarakat di Indonesia dan Solomon. Keduanya memiliki hamparan bahari yang luas yang membuat keduanya memiliki budaya dan kearifan dalam menyikapi sumber daya alam lautnya.
Hal tersebut diharapkan dapat memudahkan proses interaksi antara peserta dan warga di desa Ohoi Letvuan selama proses pelatihan. “Rumput laut kurang mendapat perhatian meskipun berpotensi sebagai solusi berkelanjutan bagi banyak masalah pembangunan”, ujar Dubes Ronny.
Pada kesempatan yang sama, Asisten III Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, Ir. Retraubun, M.Si, MBA yang hadir mewakili Bupati, menyampaikan dukungan atas pelaksanaan kegiatan di wilayahnya.
“Kegiatan diharapkan menjadi wahana pembelajaran dan berbagi pengalaman bagi peserta, tenaga ahli, nelayan, dan masyarakat sekitar”, ujar Retraubun. Pemerintah Daerah, lanjutnya, senantiasa memfasilitasi upaya masyarakat untuk meningkatkan industri kelautan dan perikanan.
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Keuskupan Wilayah Perwakilan Kei Kecil ini menurut Pastor Jack Renrusun, diharapkan akan memperkaya pengetahuan peserta sekaligus meningkatkan kerja sama kedua negara. Keuskupan terbuka untuk terus bekerja sama memberdayakan masyarakat sejalan dengan semangat gereja.
Proyek percobaan ini adalah hasil kerja sama antara Direktorat Kerja Sama Teknik dan Keuskupan Wilayah Perwakilan Kei Kecil sebagai upaya mendorong kerja sama antar masyarakat Indonesia dan Solomon Islands. Kegiatan juga merupakan upaya Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan kerja sama pembangunan kapasitas dengan cara berbagi pengetahuan, wawasan, dan pengalaman dengan negara-negara lain.
Diharapkan melalui program ini peserta asal Solomon Islands dapat menjadi pelatih bagi komunitasnya dalam membudidayakan rumput laut sebagaimana keberhasilan masyarakat Ohoi Letvuan dalam mengembangkan rumput laut. Selain itu hubungan yang semakin erat terjalin antara masyarakat Ohoi Letvuan dan masyarakat di Pulau Marau dan Pulau Russel di Solomon Islands.
Secara umum Pemerintah Daerah, Keuskupan Wilayah Perwakilan Kei Kecil, dan masyarakat desa Letvuan menyambut baik kedatangan para peserta. “Diharapkan dalam 2 bulan mendatang, jalinan persahabatan masyarakat kedua negara semakin erat di tengah-tengah pelatihan pengembangan produk rumput laut,” Ronny P. Yuliantoro.
#Gan/ Dit. KST/wis