JAKARTA.BM- Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Maladewa, Dr. Mohamed Asim, di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta, pagi ini (21/6). Dalam pertemuan yang berlangsung kurang lebih 30 menit tersebut, kedua Menlu membahas beberapa hal yang menjadi perhatian kedua negara.
Perubahan iklim menjadi salah satu bahasan yang dicermati oleh kedua Menlu. Sebagai negara kepulauan, Indonesia dan Maladewa sama-sama menghadapi tantangan perubahan iklim yang nyata. Kedua Menlu menyatakan komitmen kedua negara dalam konteks Paris Agreement untuk memerangi ancaman perubahan iklim.
"Konsep negara archipelago juga dibahas, dikaitkan dengan climate change, karena dampak climate change langsung dirasakan oleh negara kepulauan," ujar Menlu Retno kepada awak media selepas pertemuan bilateral.
Selain isu perubahan iklim, kedua Menlu juga membahas tentang kerja sama potensial yang dapat dikembangkan oleh kedua negara, antara lain dalam bidang pariwisata, perikanan dan maritim, kerja sama teknik, konektivitas, dan perdagangan.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia dan Maladewa juga sama-sama memiliki potensi yang besar di bidang pariwisata.
"Kami sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam bidang pariwisata, termasuk sharing experience di bidang promosi pariwisata," ungkap Menlu Retno. Saat ini ada 1400 warga negara Indonesia yang tinggal di Maladewa, mayoritas bekerja di sektor pariwisata.
Menlu Retno juga menyatakan kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang kerja sama teknik. Selama ini Indonesia telah melakukan kerja sama teknik dalam hal disaster management, perikanan, demokrasi, good governance, dan pertelevisian. Menlu Retno menyatakan Indonesia siap menerima permintaan kerja sama teknik dari Maladewa.
Dalam hal ekonomi, perdagangan Indonesia – Maladewa menunjukkan tren yang positif. Nilai perdagangan kedua negara pada tahun 2016 sebesar USD 39,3 juta. Selama lima tahun terakhir, tingkat pertumbuhannya mencapai 12 persen. Furnitur Indonesia juga merupakan salah satu produk unggulan ekspor ke Maladewa.
"Hotel-hotel di Maladewa sebagian besar menggunakan furnitur dari Indonesia," ujar Menlu Retno.
Selanjutnya, untuk membahas kemungkinan kerja sama kedua negara dalam bidang perikanan dan maritim, Menlu Maladewa akan melakukan pertemuan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti. Menlu Maladewa juga direncanakan untuk berkunjung ke PT Dirgantara Indonesia untuk membahas potensi kerja sama dalam bidang konektivitas, utamanya penyediaan moda transportasi antarpulau.
Pertemuan bilateral kedua Menlu merupakan pertemuan kedua setelah sebelumnya keduanya pernah melakukan pertemuan di Bali Democracy Forum (BDF) tahun 2016. Maladewa sendiri telah tujuh kali menghadiri BDF dan berkomitmen untuk hadir kembali pada BDF tahun ini.
#Gan/Puspen Kemlu/RSA
Perubahan iklim menjadi salah satu bahasan yang dicermati oleh kedua Menlu. Sebagai negara kepulauan, Indonesia dan Maladewa sama-sama menghadapi tantangan perubahan iklim yang nyata. Kedua Menlu menyatakan komitmen kedua negara dalam konteks Paris Agreement untuk memerangi ancaman perubahan iklim.
"Konsep negara archipelago juga dibahas, dikaitkan dengan climate change, karena dampak climate change langsung dirasakan oleh negara kepulauan," ujar Menlu Retno kepada awak media selepas pertemuan bilateral.
Selain isu perubahan iklim, kedua Menlu juga membahas tentang kerja sama potensial yang dapat dikembangkan oleh kedua negara, antara lain dalam bidang pariwisata, perikanan dan maritim, kerja sama teknik, konektivitas, dan perdagangan.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia dan Maladewa juga sama-sama memiliki potensi yang besar di bidang pariwisata.
"Kami sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam bidang pariwisata, termasuk sharing experience di bidang promosi pariwisata," ungkap Menlu Retno. Saat ini ada 1400 warga negara Indonesia yang tinggal di Maladewa, mayoritas bekerja di sektor pariwisata.
Menlu Retno juga menyatakan kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang kerja sama teknik. Selama ini Indonesia telah melakukan kerja sama teknik dalam hal disaster management, perikanan, demokrasi, good governance, dan pertelevisian. Menlu Retno menyatakan Indonesia siap menerima permintaan kerja sama teknik dari Maladewa.
Dalam hal ekonomi, perdagangan Indonesia – Maladewa menunjukkan tren yang positif. Nilai perdagangan kedua negara pada tahun 2016 sebesar USD 39,3 juta. Selama lima tahun terakhir, tingkat pertumbuhannya mencapai 12 persen. Furnitur Indonesia juga merupakan salah satu produk unggulan ekspor ke Maladewa.
"Hotel-hotel di Maladewa sebagian besar menggunakan furnitur dari Indonesia," ujar Menlu Retno.
Selanjutnya, untuk membahas kemungkinan kerja sama kedua negara dalam bidang perikanan dan maritim, Menlu Maladewa akan melakukan pertemuan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti. Menlu Maladewa juga direncanakan untuk berkunjung ke PT Dirgantara Indonesia untuk membahas potensi kerja sama dalam bidang konektivitas, utamanya penyediaan moda transportasi antarpulau.
Pertemuan bilateral kedua Menlu merupakan pertemuan kedua setelah sebelumnya keduanya pernah melakukan pertemuan di Bali Democracy Forum (BDF) tahun 2016. Maladewa sendiri telah tujuh kali menghadiri BDF dan berkomitmen untuk hadir kembali pada BDF tahun ini.
#Gan/Puspen Kemlu/RSA