Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo saat memaparkan visi dan strategi digital nasional pada Forum WSIS 2017, Jenewa (14/6). |
Jenewa(SWISS).BM- Indonesia menjadi salah satu pembicara pada panel diskusi tingkat tinggi pertemuan World Summit on Information Society (WSIS) Forum 2017 yang diselenggarakan di Markas Besar International Telecommunication Union (ITU) di Jenewa, Swiss (12-16/6). Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, selaku Ketua Delegasi Indonesia pada WSIS Forum 2017 memaparkan berbagai perkembangan dan kebijakan Indonesia mengenai transformasi digital di era ekonomi digital pada panel bertema "ICT Applications and Services, Digital, Economy and Trade, Climate Change".
Perkembangan penetrasi pengguna internet Indonesia saat ini yang mencapai 52% telah menjadikan Indonesia sebagai pengguna internet terbesar ke-5 dunia. Kondisi geografis Indonesia yang unik juga mendorong pentingnya peningkatan infrastruktur teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) agar fasilitasi internet dapat menjangkau seluruh kepulauan di Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, Indonesia memiliki program pembangunan serat optik Palapa Ring di daerah 3T (terdalam, terluar, dan terdepan) yang diharapkan dapat menghubungkan 540 kabupaten/kota pada tahun 2020.
Terkait ekonomi digital, Indonesia juga memiliki kebijakan prioritas seperti penerbitan Peta Jalan e-Commerce. Terdapat pula program seperti 1000 startup digital, 8 Juta UMKM Go Online, dan 1 Juta Nelayan dan Petani Go Online, yang diharapkan dapat tercapai pada tahun 2020. Sementara untuk mendukung tersedianya layanan keuangan digital yang inklusif, Indonesia memperkenalkan konsep best practice program Laku Pandai, sebuah program branchless banking yang menyediakan layanan perbankan dan keuangan bagi rakyat di daerah terpencil dengan didukung penggunaan sarana teknologi informasi.
Melalui berbagai kebijakan dan program tersebut, Indonesia menargetkan perwujudan visi ekonomi Indonesia sebagai Negara Ekonomi Digital terbesar di Asia Tenggara dengan nilai transaksi sebesar 130 juta dollar AS pada tahun 2020.
WSIS Forum merupakan sebuah inisiatif yang lahir dari mandat Majelis Umum PBB. Hasil pertemuan WSIS ini tercatat secara resmi dan dijadikan bahan rujukan mengenai progress report TIK dari anggota Negara ITU terkait. Pertemuan WSIS Forum 2017 dihadiri berbagai pemangku kepentingan TIK dari 150 negara dan membahas tema besar kontribusi TIK terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Adapun Delegasi Indonesia pada pertemuan tersebut terdiri dari unsur Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Luar Negeri, Perutusan Tetap RI untuk PBB, WTO, dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa (PTRI Jenewa), serta empat pemenang penghargaan WSIS Prize 2017 dari Indonesia.
Menurut Elvie Indayani, Sekretaris Kedua pada PTRI Jenewa yang menangani isu-isu terkait TIK, penyelenggaraan WSIS Forum setiap tahun merupakan kesempatan baik bagi Indonesia untuk memperkenalkan berbagai kemajuan penanganan ekosistem TIK di Indonesia dalam mendukung pembangunan nasional. Lebih lanjut disampaikan bahwa pada diskusi forum-forum TIK di Jenewa, Indonesia bersama Brazil telah sering disebut sebagai prototipe negara yang tergolong sukses dalam memajukan kepentingan TIK-nya, khususnya dalam pengembangan tata kelola internet (internet governance).
#Gan/PTRI Jenewa
Perkembangan penetrasi pengguna internet Indonesia saat ini yang mencapai 52% telah menjadikan Indonesia sebagai pengguna internet terbesar ke-5 dunia. Kondisi geografis Indonesia yang unik juga mendorong pentingnya peningkatan infrastruktur teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) agar fasilitasi internet dapat menjangkau seluruh kepulauan di Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, Indonesia memiliki program pembangunan serat optik Palapa Ring di daerah 3T (terdalam, terluar, dan terdepan) yang diharapkan dapat menghubungkan 540 kabupaten/kota pada tahun 2020.
Terkait ekonomi digital, Indonesia juga memiliki kebijakan prioritas seperti penerbitan Peta Jalan e-Commerce. Terdapat pula program seperti 1000 startup digital, 8 Juta UMKM Go Online, dan 1 Juta Nelayan dan Petani Go Online, yang diharapkan dapat tercapai pada tahun 2020. Sementara untuk mendukung tersedianya layanan keuangan digital yang inklusif, Indonesia memperkenalkan konsep best practice program Laku Pandai, sebuah program branchless banking yang menyediakan layanan perbankan dan keuangan bagi rakyat di daerah terpencil dengan didukung penggunaan sarana teknologi informasi.
Melalui berbagai kebijakan dan program tersebut, Indonesia menargetkan perwujudan visi ekonomi Indonesia sebagai Negara Ekonomi Digital terbesar di Asia Tenggara dengan nilai transaksi sebesar 130 juta dollar AS pada tahun 2020.
WSIS Forum merupakan sebuah inisiatif yang lahir dari mandat Majelis Umum PBB. Hasil pertemuan WSIS ini tercatat secara resmi dan dijadikan bahan rujukan mengenai progress report TIK dari anggota Negara ITU terkait. Pertemuan WSIS Forum 2017 dihadiri berbagai pemangku kepentingan TIK dari 150 negara dan membahas tema besar kontribusi TIK terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Adapun Delegasi Indonesia pada pertemuan tersebut terdiri dari unsur Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Luar Negeri, Perutusan Tetap RI untuk PBB, WTO, dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa (PTRI Jenewa), serta empat pemenang penghargaan WSIS Prize 2017 dari Indonesia.
Menurut Elvie Indayani, Sekretaris Kedua pada PTRI Jenewa yang menangani isu-isu terkait TIK, penyelenggaraan WSIS Forum setiap tahun merupakan kesempatan baik bagi Indonesia untuk memperkenalkan berbagai kemajuan penanganan ekosistem TIK di Indonesia dalam mendukung pembangunan nasional. Lebih lanjut disampaikan bahwa pada diskusi forum-forum TIK di Jenewa, Indonesia bersama Brazil telah sering disebut sebagai prototipe negara yang tergolong sukses dalam memajukan kepentingan TIK-nya, khususnya dalam pengembangan tata kelola internet (internet governance).
#Gan/PTRI Jenewa