Menag Lukman Hakim Saifuddin bersama sejumlah tokoh nasional pada Milad ke-42 MUI. (foto:gpenk). |
JAKARTA.BM- Milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-42 yang digelar di Balai Sarbini Jakarta, Rabu (26/07) malam dihadiri sejumlah tokoh nasional. Selain Menkopolhukam Wiranto dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, tampak hadir Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Tito Karnavian, dan sejumlah tokoh nasional lainnya. Perayaan yang dibarengi dengan Anugerah Syiar Ramadhan 1438H/201M Untuk Program Siaran Ramadhan Televisi Terbaik juga hadir sejumlah Duta Besar Negara Sahabat.
Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin dalam sambutannya mengatakan, di usia MUI yang genap berusia 42 tahun, telah banyak dilakukan dalam berkhidmat kepada umat dan bangsa. MUI berusaha konsisten (istiqamah) dalam menjaga umat dan pengawal negara (himayatuddaulah).
“Di dalam mengawal bangsa dan negara, MUI telah mengambil keputusan sangat penting dalam ijtima ulama, bahwa NKRI adalah final,” ujar Kyai Ma’ruf.
“Sebagai bentuk tanggung jawab kebangsaan dan keumatan, umat Islam wajib memelihara Pancasila sebagai dasar negara dan keutuhan NKRI. Serta menjaganya dari bentuk rongrongan dan penghianatan oleh siapapun dan karena alasan serta idiologi apa pun,” ucap Kyai Ma’ruf.
Dikatakannya, hubungan antar umat dalam kehidupan umat berbangsa, hubungan antar non muslim adalah hubungan mu’ahadah, saling berjanji mencintai dan menyayangi, karena kita diperintahkan menyayangi siapa saja yang di bumi, saling membantu dan menolong.
“Karena itu, lahirnya NKRI adalah negara kesepakatan, wadah bersama meraih kesepakatan dan berdampingan antar umat Islam dan elemen bangsa lainnya,” ujarnya.
Menkopolhukam dalam sambutannya menilai, meneguhkan peran MUI dalam menjaga kebhinekaan dan keutuhan bangsa sebagai tema merupakan hal yang tepat dalam situasi global dan nasional.
Menurutnya, berbicara meneguhkan peran dan menjaga keutuhan bangsa dalam kebhinekaan, peran MUI dalam usia 42 tahun telah banyak berbuat untuk bangsa ini, turut serta dalam mengambil bagian menyelesaikan persoalan bangsa.
“Sejumlah masalah rumit dapat diselesaikan oleh MUI, tentu saja saat ini, besok, dan waktu akan datang peran MUI masih dibutuhkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, meneguhkan peran MUI merupakan keniscayaan,” katanya.
Dikatakannya, MUI tidak sendirian dalam mencoba mengambil bagian dalam meneguhkan kebhinekaan, banyak unsur lain negeri ini yang juga nemiliki misi sama bahwa bangsa ini harus utuh dalam menghadapi persaingan global yang luar biasa.
Pada Milad ke-42 ini, MUI meluncurkan buku Biografi Para Ketua MUI Dari Masa ke Masa. Buku tersebut secara simbolis diberikan KH Ma’rif Amin kepada para menteri Kabinet Kerja, Pimpinan Lembaga Tinggi Negara, dan sejumlah tokoh nasional lainnya yang hadir pada perayaan milad tersebut, dan setiap para tokoh membubuhkan tanda tangannya di cover besar buku tersebut.
#Feri
No comments:
Post a Comment