Kereta kerajaan yang mengangkut guci kebersaran.(AFP) |
Bangkok.BM- Ratusan ribu warga Thailand mengikuti rangkaian upacara perabuan mendiang Raja Bhumibol Adulyadej yang mangkat tahun lalu.
Raja yang sangat dihormati itu wafat pada bulan Oktober 2016 dalam usia 88 tahun, dan rangkaian upacara perabuan dimulai Rabu (25/10) dan akan berlangsung selama lima hari.
Serangkaian ritual Buddha dimulai di istana kerajaan sebelum guci kebesaran diangkut oleh sebuah kereta untuk memulai prosesi besar menuju tempat kremasi.
Mendiang Raja Bhumibol akan dikremasi pada hari Kamis (26/10) ini dalam sebuah upacara kerajaan, dan api perabuan akan dinyalakan oleh anaknya, Raja Maha Vajiralongkorn.
Pemakaman secara resmi dimulai pada hari Rabu dengan upacara di Alun-alun kerajaan.
Banyak bangunan di kawasan kota tua Bangkok dibalut karangan bunga marigold kuning, sementara di jalanan warga berdesakan berduyun-duyun berjalan mengikuti prosesi pemakaman.
Kereta yang membawa guci kebesaran telah digunakan sejak akhir abad ke-18. Beratnya hampir 14 ton, ditarik oleh lebih dari 200 tentara.
Rangkaian upacara yang pelik ini dipersiapkan sejak tahun lalu, dan diikuti oleh setidaknya 250.000 warga Thailand yang datang dari pelbagai pelosok negeri.
Almarhum raja dipandang sebagai sosok pemersatu di negara yang banyak dilanda siklus kekacauan politik dan sejumlah kudeta militer itu.
Sejak kematiannya pada tanggal 13 Oktober 2016, Thailand menjalani masa berkabung resmi selama satu tahun, dengan banyak orang mengenakan busana hitam.
Persiapan untuk upacara ini memakan waktu hampir setahun, termasuk menyiapkan kompleks kremasi besar di dekat istana.
Situs pemakamannya menampilkan patung-patung berbagai makhluk mitologi dan binatang yang dianggap perlambang keberuntungan dan kebesaran, seperti singa dan gajah.
Menurut tradisi Buddha, ritual pemakaman mengikuti model alam semesta dan bentuk tungku kremasi melambangkan gunung suci.
Raja yang sangat dihormati itu wafat pada bulan Oktober 2016 dalam usia 88 tahun, dan rangkaian upacara perabuan dimulai Rabu (25/10) dan akan berlangsung selama lima hari.
Serangkaian ritual Buddha dimulai di istana kerajaan sebelum guci kebesaran diangkut oleh sebuah kereta untuk memulai prosesi besar menuju tempat kremasi.
Mendiang Raja Bhumibol akan dikremasi pada hari Kamis (26/10) ini dalam sebuah upacara kerajaan, dan api perabuan akan dinyalakan oleh anaknya, Raja Maha Vajiralongkorn.
Pemakaman secara resmi dimulai pada hari Rabu dengan upacara di Alun-alun kerajaan.
Banyak bangunan di kawasan kota tua Bangkok dibalut karangan bunga marigold kuning, sementara di jalanan warga berdesakan berduyun-duyun berjalan mengikuti prosesi pemakaman.
Kereta yang membawa guci kebesaran telah digunakan sejak akhir abad ke-18. Beratnya hampir 14 ton, ditarik oleh lebih dari 200 tentara.
Rangkaian upacara yang pelik ini dipersiapkan sejak tahun lalu, dan diikuti oleh setidaknya 250.000 warga Thailand yang datang dari pelbagai pelosok negeri.
Almarhum raja dipandang sebagai sosok pemersatu di negara yang banyak dilanda siklus kekacauan politik dan sejumlah kudeta militer itu.
Sejak kematiannya pada tanggal 13 Oktober 2016, Thailand menjalani masa berkabung resmi selama satu tahun, dengan banyak orang mengenakan busana hitam.
Persiapan untuk upacara ini memakan waktu hampir setahun, termasuk menyiapkan kompleks kremasi besar di dekat istana.
Situs pemakamannya menampilkan patung-patung berbagai makhluk mitologi dan binatang yang dianggap perlambang keberuntungan dan kebesaran, seperti singa dan gajah.
Menurut tradisi Buddha, ritual pemakaman mengikuti model alam semesta dan bentuk tungku kremasi melambangkan gunung suci.
Jalan-jalan di pusat bersejarah Bangkok ditutup, dan wisatawan, kendati tidak dianjurkan mengenakan pakaian hitam seperti kebanyakan orang Thailand, diminta untuk berpakaian dan berperilaku yang sesuai.
#Gan/BBC/ AFP
No comments:
Post a Comment