JAKARTA.BM- Masih banyaknya keluhan masarakat terkait dengan pembuatan KTPel Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo angkat bicara. Dia pun langsung menginstruksikan kepada Dirjen Dukcapil, Kapuspen dan Humas Kemendagri untuk melakukan konferensi pers soal KTPel.
Konferensi pers akan diadakan hari ini, Minggu (22/10) pukul 15.00 WIB di Nusantara Expo dan Forum di TMII. Dihadiri oleh seluruh Kepala Dinas Dukcapil di wilayah jabodetabek.
Tjahjo mengatakan kemajuan dan kendala dalam perekaman KTPel harus dijelaskan kepada masyarakat. Kata dia, membuat KTPel atau perekaman bukan seperti beli kacang langsung dapat hasilnya. Harus melakukan proses pengecekan data dengan benar.
“Soal surat pengantar pindah alamat, datanya ganda atau tidak, saya berharap masyarakat jujur. Apakah mereka merekam sekali atau lebih, apakah pernah pindah alamat?,” kata Tjahjo dalam keterangan yang diterima wartawan, Minggu (22/10).
Tjahjo menilai Dukcapil Pusat maupun daerah sudah melayani dengan baik. Bahkan sesuai data yang diterimanya perekaman maupun pencetakan KTPel sudah mencapai 95 persen. Kalaupun ada yang belum kecetak, Tjahjo mengimbau agar masarakat untuk tetap bersabar karena datanya harus dicek secara detail.
“Kemendagri tidak mau asal-asal merekam atau mengeluarkan KTPel. Karena banyak yang tidak jujur, seperti datanya ganda. Karena sesuai catatan saya ada 1 juta WNI yang memiliki KTP lebih dari dua. Jadi kalau datanya ganda, kami tidak bisa memberikan atau mencetak KTP,” tegasnya.
Tjahjo menyesalkan banyaknya masyarakat yang berteriak di media bahwa mereka tidak dilayani dengan cepat dan protes waktunya terlalu lama. Padahal, apa yang sudah dilakukan oleh pihaknya sudah sangat maksimal, prosesnya kata Mendagri memang lama, karena Dukcapil melakukan proses pengecekan data dengan akurat.
“Bayangkan ada satu warga yang pernah ditangkap polisi karena kedapatan memiliki 165 KTPel. Ini kan jelas untuk melakukan penipuan,” ujarnya.
Mendagri juga meminta agar Dukcapil tidak seenaknya mengobral untuk mengeluarkan KTPel. Harus dipastikan dulu, apakah datanya cocok. Peran media juga sangat penting, jangan kemudian hanya mengungkap sisi keluhan masyarakat, padahal data mereka masih ganda.
“Saya meminta Kapuspen dan Humas proaktif untuk mengantisipasi hal tersebut. Jangan dibiarkan berita yang keluarnya hanya opini negatif,” pinta Tjahjo.
Terkait dengan stand Kemendagri di TMII, Tjahjo sangat mengapresiasi. Menurutnya, maksud Dukcapil sudah sangat baik buka posko/stand di Expo Nusantara. Tjahjo pun meminta agar Sabtu dan Minggu kantor Dukcapil untuk tetap buka.
“Kalau lama tentu harus dilakukan penelitian, jangan sampai data kependudukan disalahgunakan. Karena ini semua sudah terintegrasi dengan semua pihak seperti perbankan, asuransi, paspor, SIM dll. Kalau asal-asalan Kemendagri nanti yang disalahkan,” tandasnya.
Konferensi pers akan diadakan hari ini, Minggu (22/10) pukul 15.00 WIB di Nusantara Expo dan Forum di TMII. Dihadiri oleh seluruh Kepala Dinas Dukcapil di wilayah jabodetabek.
Tjahjo mengatakan kemajuan dan kendala dalam perekaman KTPel harus dijelaskan kepada masyarakat. Kata dia, membuat KTPel atau perekaman bukan seperti beli kacang langsung dapat hasilnya. Harus melakukan proses pengecekan data dengan benar.
“Soal surat pengantar pindah alamat, datanya ganda atau tidak, saya berharap masyarakat jujur. Apakah mereka merekam sekali atau lebih, apakah pernah pindah alamat?,” kata Tjahjo dalam keterangan yang diterima wartawan, Minggu (22/10).
Tjahjo menilai Dukcapil Pusat maupun daerah sudah melayani dengan baik. Bahkan sesuai data yang diterimanya perekaman maupun pencetakan KTPel sudah mencapai 95 persen. Kalaupun ada yang belum kecetak, Tjahjo mengimbau agar masarakat untuk tetap bersabar karena datanya harus dicek secara detail.
“Kemendagri tidak mau asal-asal merekam atau mengeluarkan KTPel. Karena banyak yang tidak jujur, seperti datanya ganda. Karena sesuai catatan saya ada 1 juta WNI yang memiliki KTP lebih dari dua. Jadi kalau datanya ganda, kami tidak bisa memberikan atau mencetak KTP,” tegasnya.
Tjahjo menyesalkan banyaknya masyarakat yang berteriak di media bahwa mereka tidak dilayani dengan cepat dan protes waktunya terlalu lama. Padahal, apa yang sudah dilakukan oleh pihaknya sudah sangat maksimal, prosesnya kata Mendagri memang lama, karena Dukcapil melakukan proses pengecekan data dengan akurat.
“Bayangkan ada satu warga yang pernah ditangkap polisi karena kedapatan memiliki 165 KTPel. Ini kan jelas untuk melakukan penipuan,” ujarnya.
Mendagri juga meminta agar Dukcapil tidak seenaknya mengobral untuk mengeluarkan KTPel. Harus dipastikan dulu, apakah datanya cocok. Peran media juga sangat penting, jangan kemudian hanya mengungkap sisi keluhan masyarakat, padahal data mereka masih ganda.
“Saya meminta Kapuspen dan Humas proaktif untuk mengantisipasi hal tersebut. Jangan dibiarkan berita yang keluarnya hanya opini negatif,” pinta Tjahjo.
Terkait dengan stand Kemendagri di TMII, Tjahjo sangat mengapresiasi. Menurutnya, maksud Dukcapil sudah sangat baik buka posko/stand di Expo Nusantara. Tjahjo pun meminta agar Sabtu dan Minggu kantor Dukcapil untuk tetap buka.
“Kalau lama tentu harus dilakukan penelitian, jangan sampai data kependudukan disalahgunakan. Karena ini semua sudah terintegrasi dengan semua pihak seperti perbankan, asuransi, paspor, SIM dll. Kalau asal-asalan Kemendagri nanti yang disalahkan,” tandasnya.
#Gan
No comments:
Post a Comment