JAKARTA.BM- Demokrasi, memang memberi ruang kebebasan bagi warga mengekspresikan aspirasinya. Bahkan, demokrasi juga menjamin hak politik warga. Tapi, dalam konteks Indonesia, demokrasi yang dijalankan, harus tetap menghormati keragaman. Penghargaan pada kebhinekaan harus tetap jadi langgam.
Demikian diungkapkan Direktur Politik Dalam Negeri Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri, Bahtiar saat jadi pembicara dalam acara dialog politik, bertajuk,"Memperkuat Peran Masyarakat Dalam Menyongsong Agenda Demokrasi Pemilu Serentak 2019," di Kabupaten Sorong, kemarin.
Menurut Bahtiar, demokrasi telah jadi pilihan bangsa Indonesia. Dan, demokrasi pula, yang diyakini akan meningkatkan kebebasan berpolitik. Lewat pemilu, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari demokrasi, suksesi kepemimpinan dilakukan, baik dilevel daerah, maupun nasional. Tapi, apapun fakta sejarah, bahwa Indonesia, adalah bangsa yang beragama, tak boleh diabaikan.
"Namun demokrasi yang dianut Indonesia adalah demokrasi yang damai dan menghargai keberagaman yang dimiliki negeri ini," kata Bahtiar.
Demokrasi tanpa kekerasan, dan demokrasi yang menghargai adanya keanekaragaman dan hak asasi manusia, kata Bahtiar, itu yang harus diwujudkan semua aktor demokrasi. Karena demokrasi seperti itu, yang bakal berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
"Misalnya, melalui rasa aman, tentram dan damai,” katanya.
Bahtiar menambahkan, demokrasi juga memberi ruang kepada rakyat untuk memberikan suara. Bahkan, kebebasan untuk mengungkapkan kepentingan masing-masing. Namun, ia mengingatkan, demokrasi yang dijalankan jangan sampai melanggar hak asasi dan kepentingan orang lain. Harus ada penghormatan pada hak asasi orang lain. Sebab demokrasi Indonesia, spiritnya bukan demokrasi individual yang kebablasan.
"Indonesia sebagai negara demokrasi dengan diwarnai oleh hadirnya partai politik sebagai manifestasi dari suatu sistem politik yang mewakili aspirasi rakyat, itu yang harus terwujud," tuturnya.
Mengenai dialog politik yang digelar, Bahtiar berharap, bisa jadi instrumen yang bisa menumbuhkan kesadaran publik akan hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara. Sehingga mereka dapat mengunakan hak pilihnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan kritis dan dewasa.
"Saya menilai bahwa topik dialog politik ini sangat strategis untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terutama bagi pemilih muda untuk meningkatkan wawasan, kemampuan, kemandirian serta kedewasaan dalam upaya meningkatkan partisipasi politik guna mensukseskan agenda demokrasi di Indonesia," urai Bahtiar.
Demikian diungkapkan Direktur Politik Dalam Negeri Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri, Bahtiar saat jadi pembicara dalam acara dialog politik, bertajuk,"Memperkuat Peran Masyarakat Dalam Menyongsong Agenda Demokrasi Pemilu Serentak 2019," di Kabupaten Sorong, kemarin.
Menurut Bahtiar, demokrasi telah jadi pilihan bangsa Indonesia. Dan, demokrasi pula, yang diyakini akan meningkatkan kebebasan berpolitik. Lewat pemilu, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari demokrasi, suksesi kepemimpinan dilakukan, baik dilevel daerah, maupun nasional. Tapi, apapun fakta sejarah, bahwa Indonesia, adalah bangsa yang beragama, tak boleh diabaikan.
"Namun demokrasi yang dianut Indonesia adalah demokrasi yang damai dan menghargai keberagaman yang dimiliki negeri ini," kata Bahtiar.
Demokrasi tanpa kekerasan, dan demokrasi yang menghargai adanya keanekaragaman dan hak asasi manusia, kata Bahtiar, itu yang harus diwujudkan semua aktor demokrasi. Karena demokrasi seperti itu, yang bakal berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
"Misalnya, melalui rasa aman, tentram dan damai,” katanya.
Bahtiar menambahkan, demokrasi juga memberi ruang kepada rakyat untuk memberikan suara. Bahkan, kebebasan untuk mengungkapkan kepentingan masing-masing. Namun, ia mengingatkan, demokrasi yang dijalankan jangan sampai melanggar hak asasi dan kepentingan orang lain. Harus ada penghormatan pada hak asasi orang lain. Sebab demokrasi Indonesia, spiritnya bukan demokrasi individual yang kebablasan.
"Indonesia sebagai negara demokrasi dengan diwarnai oleh hadirnya partai politik sebagai manifestasi dari suatu sistem politik yang mewakili aspirasi rakyat, itu yang harus terwujud," tuturnya.
Mengenai dialog politik yang digelar, Bahtiar berharap, bisa jadi instrumen yang bisa menumbuhkan kesadaran publik akan hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara. Sehingga mereka dapat mengunakan hak pilihnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan kritis dan dewasa.
"Saya menilai bahwa topik dialog politik ini sangat strategis untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terutama bagi pemilih muda untuk meningkatkan wawasan, kemampuan, kemandirian serta kedewasaan dalam upaya meningkatkan partisipasi politik guna mensukseskan agenda demokrasi di Indonesia," urai Bahtiar.
#Gan/Humas Kemendagri
No comments:
Post a Comment