Eksoplanet dengan massa setara Planet Jupiter ini ditemukan mengorbit bintang katai, bertentangan dengan teori pembentukan planet yang saat ini berlaku.
Galaksi kita menyimpan banyak misteri dan kejutan yang tak henti-hentinya membuat kita terperangah sekaligus berdecak kagum. Baru-baru ini, para astronom kembali dibuat takjub dengan penemuan planet luar tata surya (eksoplanet) berukuran raksasa yang mengorbit bintang mungil.
Dilansir dari nationalgeographic.co.id, Eksoplanet yang disebut NGTS-1b itu memiliki massa setara dengan Planet Jupiter. Akan tetapi, NGTS-1b mengorbit bintang katai merah yang tua, redup, dan hanya berukuran setengah dari Matahari.
Sistem bintang tersebut ditemukan oleh teleskop pemburu eksoplanet Next-Generation Transit Survey di Cili, dengan jarak sekitar 600 tahun cahaya dari Bumi. Sistem bintang ini kemungkinan "sangat tua", tulis para peneliti dalam laporan yang diterbitkan dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.
Sejauh ini, NGTS-1b merupakan planet terbesar yang mengorbit bintang tersebut. Jarak antara keduanya cukup dekat, sehingga satu tahun di planet NGTS-1b sama dengan 2,6 hari di Bumi.
Temuan ini sungguh tak disangka para astronom. Pasalnya, beragam teori pembentukan planet yang berlaku saat ini menunjukkan bahwa bintang-bintang kecil akan menumbuhkan planet-planet kecil, dan sebaliknya.
Sistem planet baru ini memecahkan gagasan itu, meski tidak jelas apakah sudah saatnya untuk benar-benar menulis ulang kisah pembentukan planet, atau hanya menambahkan sebuah pengecualian.
"Planet sebesar itu tak pernah disangka akan berada di bintang yang begitu mungil," ujar Daniel Bayliss dari University of Warwick.
Para ilmuwan terus mencari tahu apakah planet tersebut terbentuk di tempat mereka berada saat ini, ataukah tumbuh jauh di tempat lain dan kemudian bermigrasi ke lokasi sekarang. Sementara itu, bintang katai merah yang merupakan bintang induk planet tersebut cukup sulit diteliti karena sangat redup.
Untungnya, planet raksasa yang baru ditemukan cukup dekat sehingga dengan Teleskop Luar Angkasa James Webb, para astronom dapat meneliti atmosfernya. Nantinya, informasi yang diperoleh bisa mengarahkan di mana planet tumbuh dan bertalian dengan bintang induknya.
"Kami masih belum tahu bagaimana Jupiter panas terbentuk di sekitar bintang seperti matahari, dan lebih sulit lagi untuk mengetahui bagaimana bisa terbentuk di sekitar bintang katai," tutup Lauren Weiss dari Université de Montréal.
#Lutfi Fauziah/ Nadia Drake/ National Geographic
No comments:
Post a Comment