lokasi puluhan pedagang yang dulunya merupakan bekas Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang. (foto:doc) |
“Pembangunan Kawasan Wisata Terpadu (KWT) yang bertujuan kemajuan pariwisata Pantai Padang telah mulai menampakan hasil. Pantai Padang yang dulunya amburadul, di mana dahulunya terlihat lapak- lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) kini sudah tiada. Bersih, Indah dan mulai nampak rapi juga terkesan asri.
Pantai Padang yang kini sedang berbenah, mempercantik diri, ibarat sang dara yang sedang menghias diri menunggu sang pujaan datang melamar. Tapi Sang dara menghias diri dengan terisak, sedih dan ada kutukan yang ter-‘Umpat’ dimulut sang dara. Kenapa ?”
Padang(SUMBAR).BM- Pulahan masyarakat Pedagang Pantai Padang menilai apa yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Padang, bekerja dengan cara ‘Tirani’. Mulai dari perencanaan yang terkesan dipaksakan. Hal ini merujuk perpindahan pedagang yang dilakukan dengan cara tangan besi.
Masyarakat Pedagang Pantai yang dulunya berjejer disepanjang Pantai +/- 1 Km dipaksa untuk bertumpuk- tumpukan dilokasi yang tidak lebih luas dari sebuah lapangan bola basket yang lebih luasnya tak seluas lapangan 'bola futsal'.
Satu pedagang yang dulunya menjual beberapa jenis makanan dan minuman diharuskan menepati ruangan yang +/- 2 meter (M). Ruangan tersebut hanya bisa difungsikan gunakan buat gerobak dan memasak. Yang lebih menyedihkan puluhan gerobak yang berjejer terlihat seperti gudang buat gerobak- gerobak.
Baca: Dampak Kios Diganti Gerobak, Pasca Badai Pedagang Pantai Sesalkan Pemko
Selain hal tersebut, lokasi yang diper-untukan buat berjualan makanan dan minuman tersebut tidak dilengkapi fasilitas cuci bersih (mencuci piring) dan pembuangan limbah buat para pedagang. Sehingga hal ini terkesan asal- asalan dan dipaksakan.
Salah seorang masyarakat pedagang pantai yang ditemui di lokasi mengatakan tempat ini terkesan sebuah lokasi pembuangan pedagang dan bukan sebagai tempat usaha.
“ Tempat ini hanya bisa meletakkan gerobak, tak ada tempat cuci piring dan pembuangan limbah. Bahkan yang bahagian belakang atau yang menghadap ke Hotel Plan-B puluhan gerobak tidak mempunyai atap sehingga jika hujan sudah pasti akan basah dan proses jual beli sudah pasti tak bisa dilakukan, “ terang Rony salah satu pedagang yang berlokasi membelakangi Pantai, Rabu (15/11) Sore.
Baca: Mahesa: Kebijakan Pemko Harus Mengacu Pada pembudidayaan Ekonomi Kerakyatan
Lanjutnya, Lokasi yang sempit dan berdesak- desakan akan memicu pertengkaran sesama pedagang ,apalagi sebahagian besar para pedagang menjual makanan dan minuman yang sama.
Hal lain juga di ungkapkan Safar (67), ” Kemana Kami akan mencuci piring dan membuang limbah. Memang ada tempat cuci piring tapi jaraknya jauh dari lokasi, dan itu difungsikan secara bersama- sama, dan juga tanpa atap, ” bebernya.
Safar juga mengaku bahwa ia telah berjualan puluhan tahun dan telah mengalami beberapa generasi pemimpin Kota ini dan ia merasa dizolimi oleh pemimpin kota sekarang.
"Saya sudah berdagang puluhan tahun dan sudah pengalami beberapa generasi pemimpin, belum ada yang seperti ini. Dulunya kebijakkan yang diambil Pemko masih memikirkan nasib ekonomi kami kearah yang lebih baik, tapi sekarang saya merasa dizolimi," ungkapnya dengan nada kesal.
Hal lain yang dihimpun media ini, terlihat janggal dan aneh yakni lokasi yang diper-untukan buat pedagang terlihat kotor dan kumuh. Banyaknya material bahan bekas bangunan yang berserakan disekitar lokasi dan di depan bangunan tersebut terlihat pula para PKL yang menggunakkan mobil memenuhi badan jalan, sehingga para pedagang yang berada di lokasi tersebut dibelakangi dan sudah pasti menutupi dagang para pedagang di lokasi tersebut.
Lain pula apa yang diungkapkan Dafit (37)," Bangunan ini tidak layak dan hanya memicu pertengkaran sesama pedagang, karena 51 pedagang yang menempati bangunan seluas lapangan bola basket ini penuh sesak dan terkesan kumuh. Jadi saya berharap Kepala Dinas Pariwisata menata ulang kearah yang lebih baik," harapnya.
Lanjutnya, Para pedagang ini umumnya berjualan jenis yang sama, sudah pasti akan menimbulkan kecemburuan sosial buat para pedagang yang jual belinya kurang dan sudah pasti program pemerintah terhadap langkah menuju pada kehidupan masyarakat ekonomi yang lebih baik, dipastikan gagal," pungkasnya.
Sampai berita ini ditayangkan, media ini belum berhasil mengkonfirmasikan dengan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Padang Medi Iswandi, padahal menurut sumber yang diterima dari Wilman Muktar beliau akan menuju lokasi para pedagang usai Magrib ini, Rabu (15/11/2017).
#Gan
No comments:
Post a Comment