Padang(SUMBAR),BM- Program Kawasan Wisata Terpadu (KWT) yang digaungkan Pemerintah Kota(Pemko) Kota Padang guna peningkatan pariwisata dan sebagai sektor penunjang Pendapatan Anggaran Daerah) PAD Kota Padang. Proyek yang telah berjalan dan sedang dikembangkan oleh Pemko mulai menampakkan hasil.
Pantai Padang telah mulai indah dan terlihat rapi. Ibarat sang dara manis yang berhias diri. Kios-kios yang berjejer disepanjang pantai dan bangunan yang menghalangi pantai dibongkar dan pedagang-pedagang yang memiliki lapak- lapak di depan LP kelas 1A Muaro Padang telah hilang. Kios-kios yang di Pemko pada masa akhir wako Zuiyen Rais yang berada depan kantor Disparbud ikut diratakan pasca penggusuran.
Gerakan program KWT bergerak ke utara, kios-kios yang dibangun masa kepemimpinan Wako Fauzi Bahar tahun 2009 diratakan. Kios- kios pemda yang dibangun dengan dana PAD setelah mengikuti berapa tahap pelepasan aset lewat DPRD Kota Padang rata dengan tanah. “Indah Pantai Padang”. Indah karena sudah tak ada lagi bangunan permanen yang berada di belahan Pantai.
Dalam proyek pembersihan itu tak luput Taman Ria atau lebih dikenal masyarakat pantai dengan sebutan Pujasera, hilang tak ada bekas, rata dengan tanah. Taman Ria usaha yang bergerak dengan aneka permainan anak- anak dan kuliner yang berkelas.
Pantai Padang yang di Ibarat sang dara yang sedang merias diri mempercantik tampilan jelang dipinang. Tapi sang gadis berias dgn sedih dan berurai air mata. Karna dara yang belia yang imut masih belum bersedia disunting “boleh jadi mirip kisah Siti Nurbaya”.
Mahesa wakil ketua komisi IV prihatin dan sangat menyayangkan imbas dari program KWT, “Kita sudah yakin program KWT yang sedang berjalan sekarang pasti bertujuan untuk kesejahteraan dan menaikan taraf perekonomian masyarakat Kota Padang Khususnya masyarakat Pantai. Tapi temuan dilapangan oleh rekan- media menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi kami,” ungkap mahesa disekratariat KSB Kota Padang, Sore (29/09).
“Ratusan masyarakat pedagang pantai yang mengeluhkan dampak dari program KWT, yang dulunya kehidupan mereka mampan, yang grafik ekonominya digaris menengah menjadi termarjinal,” tutur mahesa.
Menambahkan, “Pemko lewat Mayeldi dan Emzalmi harus mencarikan solusi buat masyarakat pedagang pantai, karena jumlahnya yang ratusan jika dikalikan dengan anak- anak mereka akan berjumlah hampir seribu yang merasa dizolim, karena kita tahu bahwa tujuan dari program ini bagus, tapi mungkin ada hal yang terlupakan,” tambah Mahesa dengan tegas.
#Syafrizal Polanco (Gan)
No comments:
Post a Comment