![]() |
Menlu Retno L.P. Marsudi bertemu dengan Minister for Political and Parliamentary Affairs and Minister of State Kerajaan Yordania, Musa Maaytah di Banten (7/12). |
BANTEN.BM- Menlu RI, Retno L.P. Marsudi telah melakukan pertemuan bilateral dengan Minister for Political and Parliamentary Affairs and Minister of State Kerajaan Yordania, Musa Maaytah di sela-sela Bali Democracy Forum (BDF) ke-10 di Banten (7/12).
Pada pertemuan bilateral tersebut, Menlu Retno menegaskan kembali posisi Indonesia yang mengecam keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Jerussalem sebagai ibu kota Israel dan rencana AS untuk memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
“Keputusan Presiden Trump ini bertentangan dengan resolusi-resolusi yang telah ditetapkan oleh Dewan Keamanan PBB serta Sidang Majelis PBB, mengancam perdamaian dunia, membahayakan proses perdamaian Palestina dan Israel, mempengaruhi keamanan serta stabilitas di kawasan Timur Tengah serta semakin mendorong radikalisme", ujar Menlu Retno, dilansir dari situs resmi kemlu.
Pernyataan tersebut sebelumnya juga ditegaskan Menlu pada pidatonya di sesi pembukaan Bali Democracy Forum di depan 96 negara dan 7 organisasi internasional yang hadir pada BDF ke-10.
*RI Kecam Pengakuan Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel
Menlu Retno mengajak Yordania untuk mendorong negara sahabat dapat bersatu menyikapi secara konkrit situasi mengenai Palestina tersebut dan memastikan langkah AS tidak diikuti oleh negara lainnya.
Menlu Retno berharap Yordania bersama-sama dunia internasional menciptakan kondisi yang mendukung tercapainya two state solution untuk akhiri konflik Palestina-Israel.
“Posisi Indonesia sudah jelas dan tegas, yaitu mengakui Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Negara Palestina yang merdeka. Indonesia juga mendorong pentingnya kerja sama internasional, terutama OKI untuk bersama-sama menghadapi perkembangan ini dan meminta PBB untuk memberikan respon terhadap pengakuan tersebut," tegasnya.
Selain isu Palestina, pertemuan bilateral juga membahas kerja sama bilateral kedua Negara terutama kerja sama perdagangan. Di bidang ekonomi, nilai perdagangan bilateral kedua negara pada 2016 mencapai US$ 256,04 juta dan pada 2015 mencapai US$ 256,02 juta. Adapun Investasi Yordania di Indonesia tercatat 22 proyek senilai US$ 1,6 juta pada 2016 dan 6 proyek senilai US$ 230.000 pada 2015. Yordania memerlukan investasi RI untuk pengembangan industri fosfat Yordania; serta tenaga kerja informal dari Indonesia.
Menlu Retno mengajak Yordania untuk mendorong negara sahabat dapat bersatu menyikapi secara konkrit situasi mengenai Palestina tersebut dan memastikan langkah AS tidak diikuti oleh negara lainnya.
Menlu Retno berharap Yordania bersama-sama dunia internasional menciptakan kondisi yang mendukung tercapainya two state solution untuk akhiri konflik Palestina-Israel.
“Posisi Indonesia sudah jelas dan tegas, yaitu mengakui Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Negara Palestina yang merdeka. Indonesia juga mendorong pentingnya kerja sama internasional, terutama OKI untuk bersama-sama menghadapi perkembangan ini dan meminta PBB untuk memberikan respon terhadap pengakuan tersebut," tegasnya.
Selain isu Palestina, pertemuan bilateral juga membahas kerja sama bilateral kedua Negara terutama kerja sama perdagangan. Di bidang ekonomi, nilai perdagangan bilateral kedua negara pada 2016 mencapai US$ 256,04 juta dan pada 2015 mencapai US$ 256,02 juta. Adapun Investasi Yordania di Indonesia tercatat 22 proyek senilai US$ 1,6 juta pada 2016 dan 6 proyek senilai US$ 230.000 pada 2015. Yordania memerlukan investasi RI untuk pengembangan industri fosfat Yordania; serta tenaga kerja informal dari Indonesia.
#Gan/ Kemlu
No comments:
Post a Comment