Medan(SUMUT).BM- Polisi jajaran Polrestabes Medan dalam hitungan hari berhasil mengungkap pelaku pembunuhan terhadap korban Anggi Syahputri Tanjung (16), siswi SMAN 11 Medan, pada Sabtu (20/1/2018) malam.
Pelaku pembunuhnya adalah AP. Sedangkan A alias O, satu tersangka lain yang dibekuk polisi karena membantu AP menjual hasil pencurian Laptop milik korban.
Tersangka AP menyebut alasannya tega membunuh karena saat ia masuk ke dalam rumah tersebut, Anggi sempat berteriak.
“Saya pikir tidak ada orang di dalam rumah. Begitu saya masuk, rupanya ada kakak itu. Dia teriak dan membuat saya takut. Jadi saya ambil jilbab biru dan sumpel mulutnya lalu saya ke dapur untuk ambil pisau dan saya tikam perutnya,” ucapnya dengan wajah menunduk saat diwawancarai wartawan di Mapolresta Medan, Minggu (21/1).
Seperti dikutip dari harian Tribun-medan.com, tersangka mengaku menyesali perbuatannya dan meminta maaf kepada korban dan keluarga korban.
“Saya tidak ada rencana membunuh. Karena saya pikir rumah itu kosong. Tapi saat saya masuk dan lihat ada kakak itu, kami sama-sama terkejut dan kakak itu teriak. Karena dia teriak, saya panik mengingat di luar ramai orang. Makanya saya sekap dia dan bunuh dengan pisau yang saya ambil di dapur,” katanya.
Ia pun menampik sudah lama mengincar rumah korban untuk melakukan pencurian
Kasat Reskrim Polrestabes Medan, AKBP Putu AKBP Yudha Prawira menyebut, saat penangkapan ada 20 personel yang turun langsung ke Pasar 10 Tembung.
“Kita menangkap tersangka malam minggu jam delapan. Lokasinya tidak jauh dari rumah tersangka yang berada di Pasar 10 Tembung, gang Sidodadi,” ungkapnya.
AKBP Yudha meyebut, pihaknya mengamankan barang bukti berupa satu unit handphone Samsung J2, BPKB, Dua STNK, dan sisa uang Rp200 ribu hasil jual laptop curian, sebilah pisau dapur yang digunakan untuk membunuh, dan tiga buah gelang.
“Jadi motif awalnya adalah pencurian. Tersangka AP menjual laptop milik korban melalui perantara O dengan harga Rp 700 ribu. Uangnya dihabiskan untuk beli sabu dan main judi. Sisa uangnya tinggal Rp 200 ribu,” rinci AKBP Yudha.
Kedua tersangka dikenakan pasal 338 junto 365 KUHPidana dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Diberitakan sebelumnya, Anggi Syahputri Tanjung (16) ditemukan tewas bersimbah darah dengan kondisi wajah hancur, tangan dan mulut terikat, Jumat (19/1) malam.
Ibu korban, Ani (46) yang pertama kali menemukan jasad anak keduanya terbenam dalam ember kamar mandi tak kuasa menahan kesedihan.
Perempuan berkerudung putih itu teriak sekuat-kuatnya hingga membuat warga Jalan Satria, Pasar X Tembung, Gang Buntu Percut Seituan, Deliserdang, berdatangan.
“Tolong, tolong…! Anggi anak ku. Tega kali lah yang bunuh anakku ini,” katanya, kemudian ia pingsan.
Melihat perempuan beranak tiga itu terjatuh, warga dan kerabat memegangi tubuh Ani. Beberapa warga berusaha menenangkannya, dan meminta Ani untuk duduk.
Saat Ani tak sadarkan diri, petugas Polsek Percut Seituan yang datang ke lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Polisi tampak menyebar memintai keterangan saksi-saksi di lapangan.
Motif Pencurian dengan Kekerasan
Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan, Iptu Philip Antonio Purba menambahkan, tersangka AP melakukan pembunuhan dan perampokan seorang diri.
“O hanya bertugas menjual barang hasil curian. Dan kita tangkap mereka saat berada di rumah di Pasar 10 Tembung,” katanya.
Ia mengatakan tersangka membunuh korban dengan pisau yang didapat di dapur. Adapun motif pembunuhan, kata Antonio untuk mengambil barang milik korban dan pencurian dengan kekerasan. Pelaku masuk ke rumah korban dari pintu belakang dengan cara merusak seng.
“Penusukan korban terjadi di kamar ketika korban teriak, sebelum meninggal mulut korban sempat disumpal pakai jilbab biru. Itu digunakan agar korban tidak teriak,” ujarnya.
Warga Sekampung Geger
Ratusan warga yang tinggal di Jalan Satria, Pasar X Tembung, Gang Buntu IV, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, gempar Jumat (19/1/2018) malam.
Seorang siswi SMA 11 ditemukan tewas bersimbah darah dengan kondisi wajah hancur, tangan dan mulut terikat.
Saat ditemukan, jenazah remaja bernama Anggi Syahputri Tanjung (17) itu terbenam dalam ember kamar mandi. Pertama kali, korban ditemukan oleh ibu kandungnya, Ani (46) yang kebetulan baru pulang kerja. Kuat dugaan, siswi SMA 11 ini dibunuh orang terdekatnya.
Sebab, pelaku mengetahui detail kapan orangtua korban tidak berada di rumah. Dari keterangan warga di lapangan, jasad korban ditemukan pukul 19.00 WIB ketika orangtuanya pulang kerja. Saat Ani pulang kerja, ia melihat pintu rumah dalam keadaan terkunci. Ketika itu, Ani mencari Anggi yang biasa menjaga rumah. Ketika dipanggil, Anggi tak menyahut.
Sadar ada yang aneh, Ani mendobrak pintu. Setelah berhasil mendobrak pintu, Ani pun mengecek kamar korban, dan melihat ceceran darah di lantai. Ia semakin panik tatkala masuk ke kamar mandi dan menemukan anak keduanya itu dalam kondisi mengenaskan.
“Selain wajahnya hancur, perutnya ada luka tikaman. Kamarnya juga diacak-acak,” kata Surya (18), warga di lokasi, Jumat (19/1/2018) malam.
Hal senada disampaikan Nuri (18). Katanya, korban dibunuh saat tengah menjaga rumah. Namun, warga sama sekali tidak mendengar ada suara ribut-ribut di dalam rumah korban. Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan, Iptu Philip Antonio Purba masih melakukan pemeriksaan. ” Kami masih memintai keterangan saksi-saksi di lapangan,” katanya.
Pelayat Histeris
Cuaca buruk menyambut kedatangan jenazah Anggi Syahputri Tanjung, siswi SMA 11 yang dibunuh dengan keji di rumahnya Jalan Satria, Gang Buntu IV, Pasar X Tembung, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.
Ketika jenazah dibawa masuk ke rumah kerabatnya Jalan Letda Sudjono, Gang Budi, Tembung, warga berdesakan ingin melihat jenazah Anggi.
Saking ramainya, suasana di dalam rumah duka benar-benar pengap. Orang-orang saling berteriak dan menangis meminta teman-temannya almarhumah yang kebetulan hadir untuk keluar dan tidak berkumpul di dalam rumah.
“Adik-adik keluar dulu ya. Kasihan orangtua Anggi,” teriak beberapa ibu-ibu yang ada di salam rumah, Sabtu (20/1/2018).
Di tengah kepanikan dan duka yang mendalam, beberapa kerabat berusaha membuka kain yang menutup wajah Anggi. Saat kain putih itu tersibak, spontan, ibu-ibu histeris.
“Astaghfirullahalazim, ya Allah. Anggi, Anggi,” teriak para pelayat.
Ibu korban, Ani (47) yang berada di dalam rumah duka pingsan. Wanita berkerudung putih itu lunglai memeluk beberapa kerabatnya.
Menurut informasi, jenazah Anggi akan dimakamkan di kawasan Titi Sewa, Medan Tembung.
Ambulans yang tadinya membawa jenazah sudah bersiap kembali membawa tubuh kaku Anggi ke masjid terdekat untuk segera disalatkan.
Ramah dan Periang
Warga yang tinggal di Jalan Satria, Gang Buntu IV, Pasar X Tembung, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, mengutuk aksi pembunuhan keji yang dialami Anggi Syahputri Tanjung (17).
Sebab, pelakunya tega merusak wajah korban, mengikat mulut serta tangan, dan membenamkannya di dalam ember kamar mandi.
“Anaknya ramah kali ini. Yang kami kenal, dia enggak pernah macam-macam. Orangnya periang,” kata warga sekitar, Susi (39), Jumat (19/1/2018) malam.
Susi mengatakan, keluarga Anggi baru sekitar dua tahun tinggal di Jalan Satria. Selama bertetangga, tidak pernah ada hal-hal aneh pada keluarga korban. “Ya, kami kaget lah. Apalagi kondisinya sadis begitu,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Nuri (18). Katanya, Anggi anak yang baik. “Sama tetangga, ya ramah. Enggak pernah yang aneh-aneh gitu. Makanya kami heran, kok ada lah yang tega membunuh korban,” ungkap Nuri. Dari keterangan Nuri, selama ini teman-teman sisi SMA Negeri 11 ini memang sering bertandang ke rumah korban.
Namun, apakah pelakunya merupakan teman dari korban atau tidak, Nuri geleng kepala. Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan, Iptu Philip Antonio Purba mengatakan, pihaknya membawa jenazah korban ke RS Bhayangkara Tingkat II Medan. “Mulai malam ini, polisi akan melakukan autopsi hingga esok hari untuk memastikan luka di tubuh korban,” ujar Iptu Philip Antonio Purba .
Reaksi Sang Ayahanda Tercinta
Darmansyah Tanjung (47), Ayah dari Anggi Syafitri Tanjung (17), korban pembunuhan sadis yang terjadi pada Jumat (19/1/2018) tampak tegar. Ia menerima kenyataan anak keduanya tewas di terbunuh di rumahnya sendiri. Ditemui di rumah duka di Jalan Letda Sujono, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (20/1/2018).
Darmansyah mengatakan awalnya mengetahui anaknya Anggi Syahfitri Tanjung (17) tewas terbunuh, karena posisi pintu rumah tidak bisa dibuka.
Masyarakat dan kerabat Anggi berupaya membentangkan spanduk untuk menutupi tandu jenazah yang diguyur hujan. Saat jenazah tiba, cuaca tiba-tiba saja memburuk disertai angin kencang, Sabtu (20/1/2018).
Lalu ia coba untuk telepon nomor handphone, yang rupanya nggak aktif, sontak hal tersebut semakin membuat Darman dan keluarga merasa curiga
”Kami kira dia masih di luar, rupanya pas di intip tidak ada orang, ternyata kunci Anggi terlihat ada di dalam rumah. Saat kami lihat kosong semua, saya minta tolong sama tetangga untuk dobrak pintu, lalu lihat kamar posisi acak-acakan. Mamanya langsung ke kamar mandi, terus nampaklah Anggi sudah telungkup dalam ember, dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Saya langsung menjerit histeris sehingga warga kampung berdatangan,” kata Darman, Sabtu (20/1/2018).
Darman mengatakan tidak tahu pasti apakah ada indikasi orang terdekat yang menjadi pelaku pembunuhan anaknya. Sebab semua yang tinggal dirumah punya kunci masing-masing.
Ani (47), orangtua dari Anggi (17), siswi SMA yang dibunuh dengan cara keji saat berada di rumah duka. Rencananya, hari ini jenazah korban akan disemayamkan, Sabtu (20/1/2018)
“Dalam hati saya sempat mengatakan “apa anak saya mati bunuh diri, karena kadang-kadang kan anak gadis bisa punya masalah, atau sakit hati sama orangtua,” ujarnya.
Seketika ia langsung mengecek barang-barang yang berserakan.
Ternyata benar banyak barang-barang di rumah yang hilang, HP, BPKB Honda Vario, Laptop hingga uang Pramuka sebesar Rp 1.770.000 ribu, yang terkumpul selama Anggi menjadi bendara di Pramuka sekolah
Terlihat Darmansyah berusaha lapang dada melepas kepergian putri keduanya tersebut.
Walaupun berat tapi Darman tegar, bahkan ia tak meminta pembunuh anaknya di beri tindakan tegas terukur, karena menurutnya nggak mungkin lagi Anggi bisa kembali.
“Kita nggak paham hukum, pokoknya sepenuhnya saya serahkan semuanya sama pihak yang berwajib,” pungkas Darmansyah.
Pelaku pembunuhnya adalah AP. Sedangkan A alias O, satu tersangka lain yang dibekuk polisi karena membantu AP menjual hasil pencurian Laptop milik korban.
Tersangka AP menyebut alasannya tega membunuh karena saat ia masuk ke dalam rumah tersebut, Anggi sempat berteriak.
“Saya pikir tidak ada orang di dalam rumah. Begitu saya masuk, rupanya ada kakak itu. Dia teriak dan membuat saya takut. Jadi saya ambil jilbab biru dan sumpel mulutnya lalu saya ke dapur untuk ambil pisau dan saya tikam perutnya,” ucapnya dengan wajah menunduk saat diwawancarai wartawan di Mapolresta Medan, Minggu (21/1).
Seperti dikutip dari harian Tribun-medan.com, tersangka mengaku menyesali perbuatannya dan meminta maaf kepada korban dan keluarga korban.
“Saya tidak ada rencana membunuh. Karena saya pikir rumah itu kosong. Tapi saat saya masuk dan lihat ada kakak itu, kami sama-sama terkejut dan kakak itu teriak. Karena dia teriak, saya panik mengingat di luar ramai orang. Makanya saya sekap dia dan bunuh dengan pisau yang saya ambil di dapur,” katanya.
Ia pun menampik sudah lama mengincar rumah korban untuk melakukan pencurian
Kasat Reskrim Polrestabes Medan, AKBP Putu AKBP Yudha Prawira menyebut, saat penangkapan ada 20 personel yang turun langsung ke Pasar 10 Tembung.
“Kita menangkap tersangka malam minggu jam delapan. Lokasinya tidak jauh dari rumah tersangka yang berada di Pasar 10 Tembung, gang Sidodadi,” ungkapnya.
AKBP Yudha meyebut, pihaknya mengamankan barang bukti berupa satu unit handphone Samsung J2, BPKB, Dua STNK, dan sisa uang Rp200 ribu hasil jual laptop curian, sebilah pisau dapur yang digunakan untuk membunuh, dan tiga buah gelang.
“Jadi motif awalnya adalah pencurian. Tersangka AP menjual laptop milik korban melalui perantara O dengan harga Rp 700 ribu. Uangnya dihabiskan untuk beli sabu dan main judi. Sisa uangnya tinggal Rp 200 ribu,” rinci AKBP Yudha.
Kedua tersangka dikenakan pasal 338 junto 365 KUHPidana dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Diberitakan sebelumnya, Anggi Syahputri Tanjung (16) ditemukan tewas bersimbah darah dengan kondisi wajah hancur, tangan dan mulut terikat, Jumat (19/1) malam.
Ibu korban, Ani (46) yang pertama kali menemukan jasad anak keduanya terbenam dalam ember kamar mandi tak kuasa menahan kesedihan.
Perempuan berkerudung putih itu teriak sekuat-kuatnya hingga membuat warga Jalan Satria, Pasar X Tembung, Gang Buntu Percut Seituan, Deliserdang, berdatangan.
“Tolong, tolong…! Anggi anak ku. Tega kali lah yang bunuh anakku ini,” katanya, kemudian ia pingsan.
Melihat perempuan beranak tiga itu terjatuh, warga dan kerabat memegangi tubuh Ani. Beberapa warga berusaha menenangkannya, dan meminta Ani untuk duduk.
Saat Ani tak sadarkan diri, petugas Polsek Percut Seituan yang datang ke lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Polisi tampak menyebar memintai keterangan saksi-saksi di lapangan.
Motif Pencurian dengan Kekerasan
Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan, Iptu Philip Antonio Purba menambahkan, tersangka AP melakukan pembunuhan dan perampokan seorang diri.
“O hanya bertugas menjual barang hasil curian. Dan kita tangkap mereka saat berada di rumah di Pasar 10 Tembung,” katanya.
Ia mengatakan tersangka membunuh korban dengan pisau yang didapat di dapur. Adapun motif pembunuhan, kata Antonio untuk mengambil barang milik korban dan pencurian dengan kekerasan. Pelaku masuk ke rumah korban dari pintu belakang dengan cara merusak seng.
“Penusukan korban terjadi di kamar ketika korban teriak, sebelum meninggal mulut korban sempat disumpal pakai jilbab biru. Itu digunakan agar korban tidak teriak,” ujarnya.
Warga Sekampung Geger
Ratusan warga yang tinggal di Jalan Satria, Pasar X Tembung, Gang Buntu IV, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, gempar Jumat (19/1/2018) malam.
Seorang siswi SMA 11 ditemukan tewas bersimbah darah dengan kondisi wajah hancur, tangan dan mulut terikat.
Saat ditemukan, jenazah remaja bernama Anggi Syahputri Tanjung (17) itu terbenam dalam ember kamar mandi. Pertama kali, korban ditemukan oleh ibu kandungnya, Ani (46) yang kebetulan baru pulang kerja. Kuat dugaan, siswi SMA 11 ini dibunuh orang terdekatnya.
Sebab, pelaku mengetahui detail kapan orangtua korban tidak berada di rumah. Dari keterangan warga di lapangan, jasad korban ditemukan pukul 19.00 WIB ketika orangtuanya pulang kerja. Saat Ani pulang kerja, ia melihat pintu rumah dalam keadaan terkunci. Ketika itu, Ani mencari Anggi yang biasa menjaga rumah. Ketika dipanggil, Anggi tak menyahut.
Sadar ada yang aneh, Ani mendobrak pintu. Setelah berhasil mendobrak pintu, Ani pun mengecek kamar korban, dan melihat ceceran darah di lantai. Ia semakin panik tatkala masuk ke kamar mandi dan menemukan anak keduanya itu dalam kondisi mengenaskan.
“Selain wajahnya hancur, perutnya ada luka tikaman. Kamarnya juga diacak-acak,” kata Surya (18), warga di lokasi, Jumat (19/1/2018) malam.
Hal senada disampaikan Nuri (18). Katanya, korban dibunuh saat tengah menjaga rumah. Namun, warga sama sekali tidak mendengar ada suara ribut-ribut di dalam rumah korban. Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan, Iptu Philip Antonio Purba masih melakukan pemeriksaan. ” Kami masih memintai keterangan saksi-saksi di lapangan,” katanya.
Pelayat Histeris
Cuaca buruk menyambut kedatangan jenazah Anggi Syahputri Tanjung, siswi SMA 11 yang dibunuh dengan keji di rumahnya Jalan Satria, Gang Buntu IV, Pasar X Tembung, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.
Ketika jenazah dibawa masuk ke rumah kerabatnya Jalan Letda Sudjono, Gang Budi, Tembung, warga berdesakan ingin melihat jenazah Anggi.
Saking ramainya, suasana di dalam rumah duka benar-benar pengap. Orang-orang saling berteriak dan menangis meminta teman-temannya almarhumah yang kebetulan hadir untuk keluar dan tidak berkumpul di dalam rumah.
“Adik-adik keluar dulu ya. Kasihan orangtua Anggi,” teriak beberapa ibu-ibu yang ada di salam rumah, Sabtu (20/1/2018).
Di tengah kepanikan dan duka yang mendalam, beberapa kerabat berusaha membuka kain yang menutup wajah Anggi. Saat kain putih itu tersibak, spontan, ibu-ibu histeris.
“Astaghfirullahalazim, ya Allah. Anggi, Anggi,” teriak para pelayat.
Ibu korban, Ani (47) yang berada di dalam rumah duka pingsan. Wanita berkerudung putih itu lunglai memeluk beberapa kerabatnya.
Menurut informasi, jenazah Anggi akan dimakamkan di kawasan Titi Sewa, Medan Tembung.
Ambulans yang tadinya membawa jenazah sudah bersiap kembali membawa tubuh kaku Anggi ke masjid terdekat untuk segera disalatkan.
Ramah dan Periang
Warga yang tinggal di Jalan Satria, Gang Buntu IV, Pasar X Tembung, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, mengutuk aksi pembunuhan keji yang dialami Anggi Syahputri Tanjung (17).
Sebab, pelakunya tega merusak wajah korban, mengikat mulut serta tangan, dan membenamkannya di dalam ember kamar mandi.
“Anaknya ramah kali ini. Yang kami kenal, dia enggak pernah macam-macam. Orangnya periang,” kata warga sekitar, Susi (39), Jumat (19/1/2018) malam.
Susi mengatakan, keluarga Anggi baru sekitar dua tahun tinggal di Jalan Satria. Selama bertetangga, tidak pernah ada hal-hal aneh pada keluarga korban. “Ya, kami kaget lah. Apalagi kondisinya sadis begitu,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Nuri (18). Katanya, Anggi anak yang baik. “Sama tetangga, ya ramah. Enggak pernah yang aneh-aneh gitu. Makanya kami heran, kok ada lah yang tega membunuh korban,” ungkap Nuri. Dari keterangan Nuri, selama ini teman-teman sisi SMA Negeri 11 ini memang sering bertandang ke rumah korban.
Namun, apakah pelakunya merupakan teman dari korban atau tidak, Nuri geleng kepala. Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan, Iptu Philip Antonio Purba mengatakan, pihaknya membawa jenazah korban ke RS Bhayangkara Tingkat II Medan. “Mulai malam ini, polisi akan melakukan autopsi hingga esok hari untuk memastikan luka di tubuh korban,” ujar Iptu Philip Antonio Purba .
Reaksi Sang Ayahanda Tercinta
Darmansyah Tanjung (47), Ayah dari Anggi Syafitri Tanjung (17), korban pembunuhan sadis yang terjadi pada Jumat (19/1/2018) tampak tegar. Ia menerima kenyataan anak keduanya tewas di terbunuh di rumahnya sendiri. Ditemui di rumah duka di Jalan Letda Sujono, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (20/1/2018).
Darmansyah mengatakan awalnya mengetahui anaknya Anggi Syahfitri Tanjung (17) tewas terbunuh, karena posisi pintu rumah tidak bisa dibuka.
Masyarakat dan kerabat Anggi berupaya membentangkan spanduk untuk menutupi tandu jenazah yang diguyur hujan. Saat jenazah tiba, cuaca tiba-tiba saja memburuk disertai angin kencang, Sabtu (20/1/2018).
Lalu ia coba untuk telepon nomor handphone, yang rupanya nggak aktif, sontak hal tersebut semakin membuat Darman dan keluarga merasa curiga
”Kami kira dia masih di luar, rupanya pas di intip tidak ada orang, ternyata kunci Anggi terlihat ada di dalam rumah. Saat kami lihat kosong semua, saya minta tolong sama tetangga untuk dobrak pintu, lalu lihat kamar posisi acak-acakan. Mamanya langsung ke kamar mandi, terus nampaklah Anggi sudah telungkup dalam ember, dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Saya langsung menjerit histeris sehingga warga kampung berdatangan,” kata Darman, Sabtu (20/1/2018).
Darman mengatakan tidak tahu pasti apakah ada indikasi orang terdekat yang menjadi pelaku pembunuhan anaknya. Sebab semua yang tinggal dirumah punya kunci masing-masing.
Ani (47), orangtua dari Anggi (17), siswi SMA yang dibunuh dengan cara keji saat berada di rumah duka. Rencananya, hari ini jenazah korban akan disemayamkan, Sabtu (20/1/2018)
“Dalam hati saya sempat mengatakan “apa anak saya mati bunuh diri, karena kadang-kadang kan anak gadis bisa punya masalah, atau sakit hati sama orangtua,” ujarnya.
Seketika ia langsung mengecek barang-barang yang berserakan.
Ternyata benar banyak barang-barang di rumah yang hilang, HP, BPKB Honda Vario, Laptop hingga uang Pramuka sebesar Rp 1.770.000 ribu, yang terkumpul selama Anggi menjadi bendara di Pramuka sekolah
Terlihat Darmansyah berusaha lapang dada melepas kepergian putri keduanya tersebut.
Walaupun berat tapi Darman tegar, bahkan ia tak meminta pembunuh anaknya di beri tindakan tegas terukur, karena menurutnya nggak mungkin lagi Anggi bisa kembali.
“Kita nggak paham hukum, pokoknya sepenuhnya saya serahkan semuanya sama pihak yang berwajib,” pungkas Darmansyah.
# humas polda sumut/ rs/ trib
No comments:
Post a Comment