Ketua ALEC, Simon Crean, mengunjungi rumah jagal Timur Tengah pada tahun 2016. (foto,Supplied: ALEC) |
mediabenangmerah.com
Australia tak akan mengekspor ternak domba ke Timur Tengah selama periode musim panas (di belahan utara Bumi) tahun depan.
Pada hari Selasa (4/12/2018), para eksportir ternak hidup mengatakan kepada para peternak bahwa mereka akan menghentikan perdagangan domba hidup selama tiga bulan dari 1 Juni 2019.
Di tengah meningkatnya seruan untuk memberlakukan larangan, ketua Dewan Eksportir Ternak Hidup Australia (ALEC), Simon Crean, mengatakan moratorium yang diberlakukan industri akan memberikan kepastian bagi para peternak.
"Ini adalah tentang mempertahankan dan menumbuhkan perdagangan domba hidup yang kuat, layak, sembilan bulan per tahun, dan lebih luas lagi mengamankan masa depan industri ekspor ternak Australia," kata Crean.
"Perdagangan domba hidup ke Timur Tengah perlu diatur ulang," katanya.
Perdagangan domba hidup di wilayah utara Australia selama musim panas (belahan Bumi utara) diperkirakan bernilai $ 55 juta (atau setara Rp 550 milyar) per tahun.
Sepertiga domba yang diproduksi di Australia Barat dibiakkan untuk diekspor langsung.
Pekan ini, para pejabat Pemerintahan seperti Rebekha Sharkie, Kerryn Phelps dan Andrew Wilkie memperbarui desakan untuk melarang perdagangan tersebut.
Kubu Oposisi Australia telah berkomitmen untuk menghentikan ekspor domba hidup selama lima tahun jika terpilih tahun depan.
Tekanan untuk mengakhiri ekspor domba hidup pertama terjadi ketika rekaman yang memberatkan muncul pada bulan April, yang mengungkap lebih dari dua ribu domba mati di atas kapal Awassi Express dalam perjalanan dari Australia ke Timur Tengah pada bulan Agustus 2017.
Ketika cuplikan insiden itu dipublikasikan, Menteri Pertanian Australia, David Littleproud, meluncurkan serangkaian kajian terhadap ekspor ternak hidup.
Australia tak akan mengekspor ternak domba ke Timur Tengah selama periode musim panas (di belahan utara Bumi) tahun depan.
Pada hari Selasa (4/12/2018), para eksportir ternak hidup mengatakan kepada para peternak bahwa mereka akan menghentikan perdagangan domba hidup selama tiga bulan dari 1 Juni 2019.
Di tengah meningkatnya seruan untuk memberlakukan larangan, ketua Dewan Eksportir Ternak Hidup Australia (ALEC), Simon Crean, mengatakan moratorium yang diberlakukan industri akan memberikan kepastian bagi para peternak.
"Ini adalah tentang mempertahankan dan menumbuhkan perdagangan domba hidup yang kuat, layak, sembilan bulan per tahun, dan lebih luas lagi mengamankan masa depan industri ekspor ternak Australia," kata Crean.
"Perdagangan domba hidup ke Timur Tengah perlu diatur ulang," katanya.
Perdagangan domba hidup di wilayah utara Australia selama musim panas (belahan Bumi utara) diperkirakan bernilai $ 55 juta (atau setara Rp 550 milyar) per tahun.
Sepertiga domba yang diproduksi di Australia Barat dibiakkan untuk diekspor langsung.
Pekan ini, para pejabat Pemerintahan seperti Rebekha Sharkie, Kerryn Phelps dan Andrew Wilkie memperbarui desakan untuk melarang perdagangan tersebut.
Kubu Oposisi Australia telah berkomitmen untuk menghentikan ekspor domba hidup selama lima tahun jika terpilih tahun depan.
Tekanan untuk mengakhiri ekspor domba hidup pertama terjadi ketika rekaman yang memberatkan muncul pada bulan April, yang mengungkap lebih dari dua ribu domba mati di atas kapal Awassi Express dalam perjalanan dari Australia ke Timur Tengah pada bulan Agustus 2017.
Ketika cuplikan insiden itu dipublikasikan, Menteri Pertanian Australia, David Littleproud, meluncurkan serangkaian kajian terhadap ekspor ternak hidup.
*Artikel yang sama telah tayang di Lihat!
# Gan | abc net/au
No comments:
Post a Comment