Pekanbaru(RIAU).BM- Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, Ahmad Hijazi mengatakan, petani di Provinsi Riau sebenarnya cukup produktif dalam memproduksi padi. Bahkan, mampu menjadi sentral padi.
Permasalahannya, kata Sekdaprov, hingga saat ini para petani di daerah justru memilih menjual hasil padinya kepada provinsi lain. Salah satu pertimbangan para petani ini, diantaranya terkait akses transportasi dan iming-iming harga yang lebih tinggi.
"Banyak beberapa daerah memproduksi padi tapi banyak yang berasnya diperdagangkan ke luar daerah," kata Sekda Hijazi di Pekanbaru, Jumat (4/1/2019).
Kondisi tersebut, lanjut Hijazi, sering membuat pasokan beras di dalam daerah sendiri tidak stabil. "Image nya seolah-olah padi kita itu cuma dari luar, padahal banyak beras kita yang pergi (dijual, red) ke luar," imbuhnya.
Ia memberikan contoh, seperti halnya di Sungai Gergaji dan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Pada dasarnya, daerah tersebut merupakan lumbung padi yang bisa mencukupi kebutuhan beras di Inhil, bahkan Riau. Hanya saja, beras-beras di sana sering dijual di Provinsi Jambi.
"Mereka jual ke Jambi, alasannya dari sisi berdekatan dan lebih dekat jual ke sana. Begitu juga dengan yang dari Payakumbuh Sumatera Barat, mungkin mereka juga ambil berasnya dari Kampar karena dekat," tuturnya.
# Gan | MCR/rat
No comments:
Post a Comment