Palembang(SUMSEL).BM- Sejalan dengan Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) untuk mensejahterakan petani di Provinsi Sumsel, Minggu (27/4) Gubernur Sumsel H. Herman Deru melakukan peresmian Rumah Kopi Sumsel sekaligus Penandatanganan MoU Kerjasama Pengembangan Komoditas Kopi serta Peresmian Kantor Bersama Ekspor (Kerjasama antara Bank Indonesia, Bea Cukai, dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia), di Plaza Benteng Kuto Besak Palembang.
Gubernur Sumsel H. Herman Deru menuturkan, Kopi merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan di Provinsi Sumsel yang mempunyai peranan penting sebagai penghasil devisa negara.
Untuk diketahui, Tanaman kopi di Provinsi Sumsel semuanya merupakan perkebunan kopi rakyat dan terluas di Indonesia, dengan luas areal 250.397 dan produksi 184.166 ton. Daerah penghasil kopi rakyat terdapat di semua Kabupaten/Kota, dengan sentra produksi di lima Kabupaten dan kota, antara lain Kabupaten OKU Selatan, Kabupaten Empat Lawang, Lahat, Muara Enim dan Kota Pagaralam.
Melihat besarnya peranan komoditas kopi untuk Indonesia umumnya dan Provinsi Sumsel khususnya, Herman Deru menginisiasi akan membuat akademi kopi dan museum kopi yang pertama di Indonesia.
“Jadi untuk akademi kopi segera hari Senin ini akan Saya kirimkan surat ke Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, untuk dibuat akademi kopi. Ini yang pertama di Indonesia, jadi Kopi jangan hanya dibuat parsial tetapi menjadi industri perkopian yang kita inginkan adalah efeknya dari semua pihak terutama melibatkan banyak masyarakat baik dalam proses produksinya, proses jual belinya sampai dengan menjadi bahan jadi,” ungkapnya.
Menurutnya, kopi tidak semerta hanya identik dengan ramuan minuman saja tetapi dapat pula dikemas menjadi parfum dan pengharum ruangan atau kendaraan.
Sementara untuk museum kopi yang akan digagasnya, dikatakan Herman Deru terletak di kawasan gedung Museum Tekstil Jalan Diponegoro atau eks gedung BP7, disana nantinya tidak hanya menjadi museum kopi saja namun dilengkapi pula dengan cafe-cafe yang mengkhiasi disekeliling museum.
“Kita punya cagar budaya museum tekstil, yang kita akan buat itu sebagai museum kopi tanpa mengabaikan fungsi sebelumnya dan berikut kafe-kafenya. Jadi disitulah akan menjadi etalase kopi Sriwijaya ini, Disana kalau orang mau melihat bagaimana kopi dibikin, ditanam, dipanen juga orang akan langsung menikmati cita rasa kopi tersebut,” katanya
Lebih jauh Herman Deru menuturkan, kopi menjadi salah satu icon Provinsi Sumsel maka secara bertahap pula kopi dari Provinsi Sumsel akan di ekspor melalui pintu gerbang Sumsel yakni di Pelabuhan Tanjung Api-Api.
“Itu tentu akan menambah devisa untuk kita, salah satu icon harus menjadi kebanggaan bagi masyarakat, kepada Bupati maupun Walikota yang teribat langsung dalam produksi kopi ini bukan hanya meningkatkan produksi saja, tetapi juga melalui sentuhan-sentuhan insetifikasi, ekstensifikasi pasca panennya,” pungkasnya
Sementara Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi dalam kata sambutannya mengatakan, Kopi merupakan salah satu komoditi yang memiliki potensi ekspor tinggi, Konsumsi kopi dunia pada tahun 2015 sebesar 2,9 juta ton.
Sementara Indonesia merupakan produsen kopi ke-4 terbesar di dunia, denga urutan Brazil, Vietnam, Kolombia, kemudian Indonesia. Ekspor kopi Indonesia memiliki pangsa 13,9% terhadap total ekspor di sektor pertanian,perikanan dan kehutanan.
“Sumatera Selatan merupakan provinsi penghasil kopi terbesar Indonesia. Luas tanaman kopi di Sumatera Selatan mencapai 249.418 Ha ya utamanya berada di daerah Kabupaten OKU Selatan, Kabupaten Empat Lawang, Lahat, Muara Enim dan Kota Pagaralam. Kami menyadari pengembangan kopi di Sumatera Selatan sebagai komoditi unggulan ekspor,” tandasnya.
# Gan | Humas Sumsel
No comments:
Post a Comment