Kab. Bandung Barat(JABAR).BM- Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum membuka Kompetisi Pariwisata Indonesia (KPI) ke-10 di Pendopo Tonny Soewandito Kampus Politeknik Negeri Bandung (Polban) di Jalan Gegerkalong Hilir, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (24/4/19).
Atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Wagub Uu menyampaikan apresiasinya atas event tahunan berskala nasional tersebut. Menurut Uu, KPI bisa menjadi pendorong akselerasi visi dan misi Jabar Juara Lahir dan Batin melalui sektor pariwisata.
"Kami mengapresiasi kegiatan ini, dan diharapkan hal ini bisa mendorong visi dan misi Jabar Juara Lahir Batin, dimana Jawa Barat akan menjadi provinsi pariwisata di Indonesia," ucap Uu dalam sambutannya.
Menurut Uu, Jawa Barat memiliki banyak potensi pariwisata yang perlu dikembangkan. Untuk itu, Pemprov Jabar berkomitmen mengembangkan potensi pariwisata ini agar bisa menjadi pendorong kekuatan ekonomi di kabupaten/kota.
"Kunci sukses pariwisata itu ada dua. Banyaknya wisatawan yang datang ke daerah dan meningkatnya PAD (Pendapatan Asli Daerah) daerah tersebut," ujarnya.
Di depan para mahasiswa jurusan pariwisata ini, Uu juga menekankan pentingnya keterlibatan kaum milenial agar dunia pariwisata bisa maju dan berkembang. Uu berpandangan, milenial saat ini bukan hanya obyek atau pasar utama industri pariwisata tapi subyek atau pelaku industrinya.
Wagub juga mengingatkan peran penting sistem teknologi digital sebagai satu bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam pengembangan industri pariwisata kekinian. Salah satunya, untuk memperkenalkan atau sarana promosi potensi daerah pariwisata melalui platform media sosial.
"Digital dan pariwisata adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena satu sama lain saling mengikat," ungkap Uu.
Sementara itu, Direktur Politeknik Negeri Bandung Rachmad Imbang Tritjahjono menilai, pariwisata di Indonesia saat ini menjadi potensi ekonomi yang sedang tertidur. "Apabila terbangun akan memberikan potensi (ekonomi) yang luar biasa," kata Rachmad.
Rachmad menuturkan, beberapa negara saat ini telah mengambil porsi kekuatan ekonominya melalui sektor pariwisata. Contohnya adalah Thailand yang terbukti bisa bangkit dari krisis ekonomi melalui industri pariwisata.
Rachmad berharap KPI ke-10 ini dapat menjadi sarana promosi potensi pariwisata yang ada di Nusantara. Untuk itu, dia juga meminta hasil kompetisi tidak hanya selesai di lingkungan kampus, namun bisa disampaikan ke berbagai media, sehingga potensi wisata yang dimiliki bisa diperkenalkan ke dunia luar.
"Harapan kita tidak hanya selesai di kampus, apa yang sudah kita lakukan sebaiknya kita sampaikan melalui berbagai media, sehingga potensi pariwisata yang ada di Jawa Barat dan Indonesia bisa diperkenalkan," katanya.
KPI ke-10 tahun ini mengambil tema Digital Tourism Transform Milenial yang bermakna bahwa pariwisata berbasis digital menjadi tren bagi generasi milenial yang dapat berperan dalam memajukan industri pariwisata.
Jumlah peserta kompetisi ini tercatat sebanyak 813 peserta dari 56 perguruan tinggi di 15 provinsi. Mereka adalah para mahasiswa D-III, D-IV, dan S-1 jurusan pariwisata.
Dalam kompetisi yang digelar oleh Program Studi Pariwisata Politeknik Negeri Bandung kerja sama dengan Telkom University dan Stiepar Yapari-Aktripa ini, digelar 21 kompetisi, 16 kompetisi khusus dan 5 umum dengan memperebutkan piala bergilir menteri pariwisata sejak 2016 lalu.
Atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Wagub Uu menyampaikan apresiasinya atas event tahunan berskala nasional tersebut. Menurut Uu, KPI bisa menjadi pendorong akselerasi visi dan misi Jabar Juara Lahir dan Batin melalui sektor pariwisata.
"Kami mengapresiasi kegiatan ini, dan diharapkan hal ini bisa mendorong visi dan misi Jabar Juara Lahir Batin, dimana Jawa Barat akan menjadi provinsi pariwisata di Indonesia," ucap Uu dalam sambutannya.
Menurut Uu, Jawa Barat memiliki banyak potensi pariwisata yang perlu dikembangkan. Untuk itu, Pemprov Jabar berkomitmen mengembangkan potensi pariwisata ini agar bisa menjadi pendorong kekuatan ekonomi di kabupaten/kota.
"Kunci sukses pariwisata itu ada dua. Banyaknya wisatawan yang datang ke daerah dan meningkatnya PAD (Pendapatan Asli Daerah) daerah tersebut," ujarnya.
Di depan para mahasiswa jurusan pariwisata ini, Uu juga menekankan pentingnya keterlibatan kaum milenial agar dunia pariwisata bisa maju dan berkembang. Uu berpandangan, milenial saat ini bukan hanya obyek atau pasar utama industri pariwisata tapi subyek atau pelaku industrinya.
Wagub juga mengingatkan peran penting sistem teknologi digital sebagai satu bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam pengembangan industri pariwisata kekinian. Salah satunya, untuk memperkenalkan atau sarana promosi potensi daerah pariwisata melalui platform media sosial.
"Digital dan pariwisata adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena satu sama lain saling mengikat," ungkap Uu.
Sementara itu, Direktur Politeknik Negeri Bandung Rachmad Imbang Tritjahjono menilai, pariwisata di Indonesia saat ini menjadi potensi ekonomi yang sedang tertidur. "Apabila terbangun akan memberikan potensi (ekonomi) yang luar biasa," kata Rachmad.
Rachmad menuturkan, beberapa negara saat ini telah mengambil porsi kekuatan ekonominya melalui sektor pariwisata. Contohnya adalah Thailand yang terbukti bisa bangkit dari krisis ekonomi melalui industri pariwisata.
Rachmad berharap KPI ke-10 ini dapat menjadi sarana promosi potensi pariwisata yang ada di Nusantara. Untuk itu, dia juga meminta hasil kompetisi tidak hanya selesai di lingkungan kampus, namun bisa disampaikan ke berbagai media, sehingga potensi wisata yang dimiliki bisa diperkenalkan ke dunia luar.
"Harapan kita tidak hanya selesai di kampus, apa yang sudah kita lakukan sebaiknya kita sampaikan melalui berbagai media, sehingga potensi pariwisata yang ada di Jawa Barat dan Indonesia bisa diperkenalkan," katanya.
KPI ke-10 tahun ini mengambil tema Digital Tourism Transform Milenial yang bermakna bahwa pariwisata berbasis digital menjadi tren bagi generasi milenial yang dapat berperan dalam memajukan industri pariwisata.
Jumlah peserta kompetisi ini tercatat sebanyak 813 peserta dari 56 perguruan tinggi di 15 provinsi. Mereka adalah para mahasiswa D-III, D-IV, dan S-1 jurusan pariwisata.
Dalam kompetisi yang digelar oleh Program Studi Pariwisata Politeknik Negeri Bandung kerja sama dengan Telkom University dan Stiepar Yapari-Aktripa ini, digelar 21 kompetisi, 16 kompetisi khusus dan 5 umum dengan memperebutkan piala bergilir menteri pariwisata sejak 2016 lalu.
# Gan | Humas Jabar
No comments:
Post a Comment