Konferensi pers PDIP menanggapi hasil Quick Count di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/4).(foto:docBM) |
JAKARTA.BM- PDIP merilis hasil real count Pilpres 2019 yang dilakukan tim internalnya. Hasilnya, paslon 01 Jokowi-Ma'ruf Amin yang mereka usung meraup 63 persen suara, sedangkan paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih 37 persen suara.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan data tersebut dikumpulkan dari C1 di 58.656 TPS, atau 7,22 persen dari 813.350 TPS yang ada di seluruh Indonesia. Yakni dengan jumlah suara sebanyak 10.691.760 hingga Jumat (19/4) pukul 14.10 WIB.
“Kami sampaikan bahwa ini siap diaudit. Bahkan, KPU kalau mau membandingkan antara data kami dengan Gerindra, BPN, kami juga siap untuk dicek sistemnya oleh IT data-data yang masuk dokumen C1-nya bisa aja dicek secara random,” ujar Hasto di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/4).
Pada layar besar yang digunakan untuk memaparkan hasil penghitungan suara sementara, Jokowi-Maruf terlihat unggul jauh, yakni dengan 63 persen suara. Sementara untuk pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno perolehan suara baru 37 persen.
Dalam konferensi itu, tim IT PDIP Dimas menjelaskan cara kerja rekapitulasi suara internal partainya. Ia mengatakan sistem yang mereka gunakan juga mampu menghitung berapa kursi DPR yang diperoleh partai.
“Apa yang masuk ke dalam kita itu adalah real count, dan yang kita hitung adalah berkas fisik C1. Kita tidak menerima foto yang kita hitung adalah berkas otentik C1. Nah ini adalah bentuk kamar hitung. Bisa kita bandingkan dengan KPU, kita di live count 7,22 persen, sedangkan KPU baru 1 lebih,” ujarnya.
“Live semua data yang diinput seketika itu bisa kami konversi. Tidak hanya menghitung, tapi kami mampu menghitung berapa kursi yang jadi. Contoh DPR RI daerah pemilihan Jateng, kita dapat 5 kursi, itu yang jadi Mbak Puan, Arya Bima,” lanjutnya.Sementara itu Hasto mengatakan pusat data penghitungan suara PDIP tidak bisa diakses oleh publik. Namun, dia siap membuka jika ada pihak yang ingin mengetahui.
Hasto mengatakan PDIP juga siap diaudit jika ada pihak yang merasa curiga.
"Bahkan KPU kalau mau membandingkan data kami dengan Gerindra, BPN, kami juga siap untuk dicek sistemnya, ahli IT, data-data yang masuk dokumen C1 nya, bisa aja dicek secara random," kata Hasto.
"Misalnya ada pengamat independen yang melakukan pengecekan, sistemnya gimana, cek secara random bener enggak sistemnya, infrastrukturnya. Itu kan bisa dilakukan sehingga tidak sembarangan orang bisa main klaim," lanjutnya.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan data tersebut dikumpulkan dari C1 di 58.656 TPS, atau 7,22 persen dari 813.350 TPS yang ada di seluruh Indonesia. Yakni dengan jumlah suara sebanyak 10.691.760 hingga Jumat (19/4) pukul 14.10 WIB.
“Kami sampaikan bahwa ini siap diaudit. Bahkan, KPU kalau mau membandingkan antara data kami dengan Gerindra, BPN, kami juga siap untuk dicek sistemnya oleh IT data-data yang masuk dokumen C1-nya bisa aja dicek secara random,” ujar Hasto di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/4).
Pada layar besar yang digunakan untuk memaparkan hasil penghitungan suara sementara, Jokowi-Maruf terlihat unggul jauh, yakni dengan 63 persen suara. Sementara untuk pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno perolehan suara baru 37 persen.
Dalam konferensi itu, tim IT PDIP Dimas menjelaskan cara kerja rekapitulasi suara internal partainya. Ia mengatakan sistem yang mereka gunakan juga mampu menghitung berapa kursi DPR yang diperoleh partai.
“Apa yang masuk ke dalam kita itu adalah real count, dan yang kita hitung adalah berkas fisik C1. Kita tidak menerima foto yang kita hitung adalah berkas otentik C1. Nah ini adalah bentuk kamar hitung. Bisa kita bandingkan dengan KPU, kita di live count 7,22 persen, sedangkan KPU baru 1 lebih,” ujarnya.
“Live semua data yang diinput seketika itu bisa kami konversi. Tidak hanya menghitung, tapi kami mampu menghitung berapa kursi yang jadi. Contoh DPR RI daerah pemilihan Jateng, kita dapat 5 kursi, itu yang jadi Mbak Puan, Arya Bima,” lanjutnya.Sementara itu Hasto mengatakan pusat data penghitungan suara PDIP tidak bisa diakses oleh publik. Namun, dia siap membuka jika ada pihak yang ingin mengetahui.
Hasto mengatakan PDIP juga siap diaudit jika ada pihak yang merasa curiga.
"Bahkan KPU kalau mau membandingkan data kami dengan Gerindra, BPN, kami juga siap untuk dicek sistemnya, ahli IT, data-data yang masuk dokumen C1 nya, bisa aja dicek secara random," kata Hasto.
"Misalnya ada pengamat independen yang melakukan pengecekan, sistemnya gimana, cek secara random bener enggak sistemnya, infrastrukturnya. Itu kan bisa dilakukan sehingga tidak sembarangan orang bisa main klaim," lanjutnya.
# BM-002 | rilis
No comments:
Post a Comment