Makkah(ARAB SAUDI).BM- Kehilangan cairan tubuh atau dehidrasi seringkali menyebabkan seseorang mengalami disorientasi. Kasus semacam ini juga kerap ditemui pada jemaah haji Indonesia saat berada di tanah suci, di mana kondisi iklim dan cuacanya berbeda jauh dengan Indonesia.
Keterangan ini disampaikan oleh dokter spesialis kejiwaan pada Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Makkah Herlina Pohan. "Berdasarkan data kasus yang dialami jemaah haji tahun lalu, banyak ditemui jemaah haji yang dirawat di KKHI karena mengalami disorientasi, semula disebabkan kurangnya cairan di dalam tubuhnya," jelas Herlina, Senin (15/07).
Herlina menambahkan, jemaah haji Indonesia memiliki kebiasaan minum yang cenderung rendah. Biasanya jemaah baru minum kalau merasa haus. "Padahal di tanah suci, kita akan alami suhu tinggi dan kelembaban rendah, ini membuat kita jarang haus. Maka sebaiknya kita tetap minum sebelum haus," pesan Herlina.
Hal ini juga bertujuan untuk memastikan tubuh tidak mengalami kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan disorientasi.
Kebiasaan minum jemaah haji Indonesia yang baru minum saat haus, menurut Herlina perlu segera diubah setibanya di tanah suci. "Bila di tanah air, haus dapat jadi ciri bila tubuh kita kekurangan cairan. Karena kelembaban udara di sana tinggi. Tapi setibanya di tanah suci, sebaliknya. Kita jarang merasa haus karena kelembaban udaranya rendah," papar Herlina.
"Maka di KKHI, biasanya kita akan memberikan terapi cairan terlebih dahulu bila menemukan kondisi seperti itu. Kita berharap bila cairan tubuhnya cukup, maka kesadarannya pun akan pulih kembali," kata Herlina.
Ini yang membedakan ruang layanan rawat inap gangguan kejiwaan yang terdapat di KKHI Makkah dengan klinik pada umumnya di tanah air. "Berbeda dengan di tanah air di mana klinik kejiwaan tidak menyertakan fasilitas infus pada bed nya, kalau di sini kita sediakan. Karena terapi yang pertama digunakan dengan memberikan cairan itu," kata Herlina.
# Gan | MCH2019
No comments:
Post a Comment