Suasana ruang konpers di gedung BPS JL. Khatib Sulaiman No. 48, Padang, Ruang Vicon Gedung 1 lantai 2, Senin Siang (1/07/2019). (foto; doc BM) |
Padang(SUMBAR).BM- Inflasi di Kota Padang terjadi karena adanya kenaikan indeks semua
kelompok pengeluaran. Kenaikan terbesar terjadi pada kelompok
pengeluaran bahan makanan sebesar 3,40 persen, diikuti kenaikan indeks
pada kelompok sandang sebesar 0,88 persen.
Inflasi di Kota
Bukittinggi disebabkan adanya peningkatan indeks semua kelompok
pengeluaran. Kenaikan terbesar terjadi pada kelompok pengeluaran bahan
makanan sebesar 4,12 persen dan diikuti kelompok pengeluaran sandang
sebesar 2,25 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, Dr. Ir. Sukardi, M.Si. mengatakan," Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Juni 2019 secara umum berfluktuasi. Di Kota Padang pada bulan Juni 2019 terjadi inflasi sebesar 1,07 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 141,77 pada bulan Mei 2019 menjadi 143,28 pada bulan Juni 2019. Laju inflasi tahun kalender Kota Padang sampai Juni 2019 terjadi sebesar 2,51 persen. Sedang laju inflasi year on year (Juni 2019 terhadap Juni 2018) sebesar 3,55 persen," katanya di gedung BPS JL. Khatib Sulaiman No. 48, Padang, Ruang Vicon Gedung 1 lantai 2, Senin Siang (1/07/2019).
Lebih lanjut, Inflasi di Kota Padang terjadi karena adanya kenaikan harga pada semua kelompok pengeluaran yakni: kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 3,40 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,23 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,21 persen; kelompok sandang sebesar 0,88 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,17 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,23 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen.
Di Kota Bukittinggi, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga pada semua kelompok pengeluaran yakni: kelompok bahan makanan sebesar 4,12 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,17 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,12 persen; kelompok sandang sebesar 2,25 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,16 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,07 persen, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,19 persen.
" Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga selama bulan Juni 2019 di Kota Padang antara lain; cabai merah, bawang merah, emas perhiasan, sewa rumah, juice buah, bimbingan belajar, sate, tomat sayur, kacang panjang, cabe hijau, dan beberapa komoditi lainnya. Komoditas yang mengalami peningkatan harga di Kota Bukittinggi adalah cabai merah, celana panjang jeans, cabe hijau, emas perhiasan, tomat sayur, daging ayam ras, bawang merah, lemari pakaian, kendaraan carter/rental, sandal, dan beberapa komoditi lainnya," terang Sukardi.
" Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga selama Juni 2019 di Kota Padang diantaranya: bawang putih, petai, pepaya, beras, minyak goreng, sepat siam, ayam hidup, bayam, makanan ringan/snack, seragam sekolah wanita, dan beberapa komoditi lainnya. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga di Kota Bukittinggi antara lain: beras, bawang putih, dencis, tongkol/ambu-ambu, terong panjang, ikan nila, buncis, minyak goreng, ikan tuna, televisi berwarna, dan beberapa komoditi lainnya, " ungkapnya.
Perbandingan Inflansi
Pada bulan Juni 2019, dari 82 kota IHK (Indek Harga Konsumen) yang ada, 76 (tujuh puluh enam) kota mengalami inflasi dan 6 (enam) kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manado sebesar 3,60 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Singaraja sebesar 0,02 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar -0,41 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Jayapura sebesar -0,08 persen. Kota Padang menduduki urutan ke 11 (sebelas) dan Kota Bukittinggi menduduki urutan ke 8 (delapan) dari 76 (tujuh puluh enam) kota yang mengalami inflasi secara nasional.
Untuk pulau Sumatera perbandingan inflansi Kota Padang dan Kota Bukittinggi, Sukardi menerangkan, "Dari 23 kota IHK di pulau Sumatera pada bulan Juni 2019, sebanyak 22 (dua puluh dua) kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 2,25 persen dan terendah di Kota Batam sebesar 0,24 persen. Sedangkan kota yang mengalami deflasi adalah Tanjung Pandan sebesar -0,41 persen. Kota Padang menduduki posisi ke 7 (tujuh) dan Kota Bukittinggi menduduki urutan ke 6 (enam) dari semua kota yang mengalami inflasi di Pulau Sumatera, " terangnya.
Terkait:
*BPS Sumbar: Ekspor Sumbar Desember 2018 Turun 13,14 % Berbanding November 2018
*BPS Provinsi Sumbar Gelar Capacity Building Data Statistik BPS Provinsi Sumbar
*BPS Sumbar: Kunjungan wisatawan mancanegara naik 26,21% pada November 2018
*Kenaikan Harga Tiket Pesawat Pemicu Inflasi di Padang
* Turunkan Produksi Rokok 2,8%, Pemerintah Pertahankan Tarif Cukai Hasil Tembakau
* Penerimaan Negara Rp1.936 Triliun, Sri Mulyani: Defisit Tahun 2018 Hanya 1,86 Persen
*BPS Sumbar: Ekspor Sumbar Desember 2018 Turun 13,14 % Berbanding November 2018
*BPS Provinsi Sumbar Gelar Capacity Building Data Statistik BPS Provinsi Sumbar
*BPS Sumbar: Kunjungan wisatawan mancanegara naik 26,21% pada November 2018
*Kenaikan Harga Tiket Pesawat Pemicu Inflasi di Padang
* Turunkan Produksi Rokok 2,8%, Pemerintah Pertahankan Tarif Cukai Hasil Tembakau
* Penerimaan Negara Rp1.936 Triliun, Sri Mulyani: Defisit Tahun 2018 Hanya 1,86 Persen
No comments:
Post a Comment