Padang(SUMBAR).BM- " Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di 11 kabupaten di Sumatera Barat pada bulan Juli 2019, Nilai tukar Petani (NTP) Sumatera Barat mengalami peningkatan dibanding bulan Juni 2019 sebesar 0,13 persen, yaitu dari 93,47 menjadi 93,59. Hal ini disebabkan oleh peningkatan indeks harga yang diterima petani sebesar 1,00 persen, lebih besar dari peningkatan indeks harga pada kelompok barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian yang mengalami peningkatan sebesar 0,86 persen," papar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, Dr. Ir. Sukardi, M.Si. di gedung BPS JL. Khatib Sulaiman No. 48, Padang, Ruang Vicon Gedung 1 lantai 2, Kamis Siang (1/08/2019). .
Baca: BPS: Juli 2019, Nilai Tukar Petani Naik 0.29 persen
Lebih lanjut, Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP Juli 2019 pada 3 (tiga) subsektor mengalami peningkatan, yakni subsektor hortikultura (0,13 persen), subsektor tanaman perkebunan rakyat (0,45 persen), subsektor peternakan (0,48 persen). Sedangkan 2 (dua) subsektor mengalami penurunan, yakni subsektor tanaman pangan (0,26 persen) dan subsektor perikanan (0,96 persen).
Baca: BPS: Juli 2019, Nilai Tukar Petani Naik 0.29 persen
Lebih lanjut, Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP Juli 2019 pada 3 (tiga) subsektor mengalami peningkatan, yakni subsektor hortikultura (0,13 persen), subsektor tanaman perkebunan rakyat (0,45 persen), subsektor peternakan (0,48 persen). Sedangkan 2 (dua) subsektor mengalami penurunan, yakni subsektor tanaman pangan (0,26 persen) dan subsektor perikanan (0,96 persen).
" Kenaikan NTP disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian," kata Sukardi.
Baca: Juli 2019, Kota Padang Alami Inflasi 0,89 persen dan Kota Bukittinggi 0,46 persen
Terkait Indeks Harga Konsumen Perdesaan Sukardi menerangkan bahwa Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara regional, Sumatera Barat pada bulan Juli 2019 terjadi inflasi di daerah perdesaan sebesar 1,09 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Terjadinya inflasi di daerah perdesaan merupakan kontribusi dari terjadinya inflasi pada semua kelompok pengeluaran: kelompok bahan makanan (2,19 persen), kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,12 persen), kelompok perumahan (0,29 persen), kelompok sandang (0,05 persen), kelompok kesehatan (0,17 persen), kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga (0,34 persen), dan kelompok pengeluaran transportasi & komunikasi sebesar 0,16 persen, pungkasnya.
Terkait:
Seperti Tekanan Darah, Wapres JK: Inflasi Tinggi Atau Rendah Bisa Bikin ‘Pingsan’
Berbanding 6 Bulan Terakhir, Jumlah Penduduk Miskin Berkurang 530 Ribu Orang
Jadi 5,75%, BI Turunkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin
Sumbang 74 Persen Ekspor Nasional, Menperin Airlangga: Ekspor Produk Manufaktur Masih Melejit
Ada Diskon Pajak, Menko Perekonomian Berharap Dunia Usaha Dorong Tingkatkan Keahlian Pekerja
Rilis BPS Sumbar
Baca: Juli 2019, Kota Padang Alami Inflasi 0,89 persen dan Kota Bukittinggi 0,46 persen
Terkait Indeks Harga Konsumen Perdesaan Sukardi menerangkan bahwa Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara regional, Sumatera Barat pada bulan Juli 2019 terjadi inflasi di daerah perdesaan sebesar 1,09 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Terjadinya inflasi di daerah perdesaan merupakan kontribusi dari terjadinya inflasi pada semua kelompok pengeluaran: kelompok bahan makanan (2,19 persen), kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,12 persen), kelompok perumahan (0,29 persen), kelompok sandang (0,05 persen), kelompok kesehatan (0,17 persen), kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga (0,34 persen), dan kelompok pengeluaran transportasi & komunikasi sebesar 0,16 persen, pungkasnya.
Terkait:
Seperti Tekanan Darah, Wapres JK: Inflasi Tinggi Atau Rendah Bisa Bikin ‘Pingsan’
Berbanding 6 Bulan Terakhir, Jumlah Penduduk Miskin Berkurang 530 Ribu Orang
Jadi 5,75%, BI Turunkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin
Sumbang 74 Persen Ekspor Nasional, Menperin Airlangga: Ekspor Produk Manufaktur Masih Melejit
Ada Diskon Pajak, Menko Perekonomian Berharap Dunia Usaha Dorong Tingkatkan Keahlian Pekerja
Rilis BPS Sumbar
# Gan | Humas BPS Sumbar
No comments:
Post a Comment