Makkah(ARAB SAUDI).BM- KJRI Jeddah melalui Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya (Pensosbud) KJRI Jeddah menyelanggarakan rangkaian kegiatan Silaturahmi Pembinaan Masyarakat dalam 3 sesi waktu terpisah, Pertama Silaturahmi KJRI Jeddah dengan Komunitas Santri Shoulatiyyah, Kedua Silaturahmi KJRI Jeddah dengan Komunitas Mahasiswa Universitas Terbuka (UT) Kelompok Belajar (Pokjar) Makkah, dan Ketiga Silaturahmi KJRI Jeddah dengan komunitas santri Non Shoulatiyyah/Santri Rubbat yang menimba ilmu di sejumlah masjid dan Ma’had Al Haram di Kota Makkah.
Kegiatan yang berlangsung di Kantor Daerah Kerja (Daker) Teknis Urusan Haji Makkah selama 2 hari pada 4 - 5 Desember 2020 Dihadiri oleh Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Eko Hartono, Pelaksana Fungsi Pensosbud-1/Kepala Kanselerai, Siti Nizamiyah, Pelaksana Fungsi Pensosbud-2, Tubagus M Nafia, dan turut hadir sebagai narasumber Pelaksana Fungsi Konsuler-1/Koordinator Pelayanan dan Pelindungan Warga, Safaat Ghofur dan Konsul Haji, Endang Jumali.
Jumlah peserta yang hadir pada kegiatan sebanyak 100 peserta undangan yang terbagi dalam 3 sesi waktu terpisah. Hal ini dalam rangka mengikuti protokol kesehatan pemerintah Arab Saudi terkait penyebaran Covid-19 yang tidak diperbolehkan berkumpul lebih dari 50 orang.
Santri Shoulatiyah saat ini berjumlah sekitar 140 siswa yang belajar secara formal di bawah binaan Dr. Fahmi dan para guru agama di Arab Saudi. Kegiatan pendidikan berjalan sebagaimana sekolah lainnya yang terdapat di Arab Saudi. Shoulatiyah sendiri berdiri sebelum kerajaan Arab Saudi terbentuk. Kegiatan bermula dalam bentuk majelis pengajaran agama di luar Masjidil Harom. Dalam perkembangannya shoulatiyah lebih dikenal di kalangan santri Indonesia sebagai lembaga pendidikan terbaik di Arab Saudi terutama di wilayah Lombok, Nusa tenggara Barat.
Santri Rubbat adalah para pelajar yang mengikuti pengajian secara informal kepada para ulama di beberapa tempat di wilayah Makkah. Pengajian informal ini merupakan tradisi belajar lama yang dijalani para ulama untuk memperoleh sanad pembelajaran. Sanad atau mata rantai aliran ilmu dari Rasulullah hingga para ulama merupakan aspek penting dalam menjaga keaslian ilmu agar tetap terjaga sebagaimana asalnya.
Mahasiswa UT dan mahasiswa kulliyyah Harom. Saat ini terdapat sekitar 36 orang mahasiswa UT dan 24 orang mahasiswa kulliyyah Harom. UT sudah berjalan lama secara online di Makkah dan telah menghasilkan lima orang alumni. Sedangkan kulliyyah Harom merupakan sekolah formal yang berada di bawah naungan Masjidil Harom. Para mahasiswa rutin belajar setiap harinya di lantai dua Masjidil Harom bersama para dosen yang mayoritas berasal dari Universitas Ummul Quro.
Seluruh santri dan mahasiswa tersebut diatas tidak memiliki izin tinggal sebagai pelajar, mereka berstatus sebagai pekerja. Hal ini membuat status visa dan proses penggantian dokumen kadangkala mendapatkan kesulitan.
Dalam kegiatan Konjen RI Jeddah, Eko Hartono menyampaikan sharing informasi terkait perkembangan Covid-19 di tanah air, dampak yang ditimbulkan terhadap ekonomi, dampak terhadap pelaksanaan Haji dan Umrah, dan menerangkan tugas dan fungsi KJRI Jeddah di Arab Saudi.
KJRI Jeddah merupakan salah satu perwakilan Indonesia terbesar diluar negeri baik dari jumlah staf maupun kegiatannya. Hal ini disebabkan Iuasnya cakupan pekerjaan KJRI yang menyangkut pelindungan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) dan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berada di Arab Saudi, Yang membedakan KJRI Jeddah dengan perwakilan Iain adanya staf teknis urusan haji yang mempunyai tugas membantu kelancaran pelaksanaan ibadah haji dan umroh bagi WNI di Arab Saudi.
Dalam shering informasi Konjen menyampaikan harapannya kepada para santri dan mahasiswa untuk menjaga persatuan dan kesatuan, saling mengingatkan untuk menjalin tali silaturahmi, bekerjasama menjaga kerukunan dalam pergaulan sesama santri dan WNI lainnya, dan selalu menjaga nama baik Indonesia di Arab Saudi.
Konjen juga mengingatkan kepada para santri dan mahasiswa yang hadir agar memanfaatkan nomor call center pengaduan WNI 050 360 9667 apabila membutuhkan bantuan atau terjadi permasalahan dan meminta untuk selalu update mengikuti perkembangan informasi pelayanan pada medsos resmi KJRI Jeddah (Portal Jeddah, Facebook,Twitter, Instagram, dan Youtube).
Menutup sambutannya Konjen berpesan agar para santri dan mahasiswa menjaga diri baik-baik, menjaga kesehatan dan tetap semangat dalam menuntut ilmu walaupun banyak tantangan yang dihadapi serta berpesan agar tidak terlibat dalam aliran ekstrem. Segala urusan dokumen Indonesia yang dibutuhkan oleh santri di KJRI Jeddah akan diberikan kemudahan dalam pengurusannya.
Khusus untuk mahasiswa UT Konjen akan terus membantu bekerjasama dengan koordinator kelompok belajar dalam menyediakan tempat ujian dan memfasilitasi kegiatan belajar lainnya seperti pengiriman bahan ajar atau modul dan kunjungan pemantau ujian dari UT pusat.
Selanjutnya Safaat Ghofur yang merupakan Koordinator Pelindungan dan Pelayanan WNI KJRI Jeddah mensosialisasikan secara detail terkait Pelindungan dan Pelayanan Masyarakat yang dilakukan oleh KJRI Jeddah dan mengajak para santri dan mahasiswa untuk paham dan patuh terhadap peraturan Hukum yang berlaku di Arab Saudi.
Menjawab pertanyaan salah satu santri terkait proses pembayaran kepada Kafil mereka terkait pengurusan perpanjangan Iqomah/Izin tinggal dengan menyerahkan uang secara langsung tanpa bukti tertulis hanya “sistem percaya”. Safaat mengingatkan dan mengajak kepada para santri untuk MEMBUDAYAKAN BUKTI TERTULIS penyerahan terkait uang, barang dan lainnya kepada Kafil/pengurus Iqomah maupun WN Asing lainnya harus dibuatkan TANDA BUKTI TERTULIS, surat pernyataan penyerahan, dokumntasi foto dan video bila diperlukan bukan lagi sistem kepercayaan, hal ini untuk pelindungan diri apabila dilain waktu terjadi permasalahan hukum yang berlaku di mata hukum/memiliki kekuatan hukum adalah BUKTI TERTULIS.
Sementara itu Endang Jumali selaku Konsul Urusan Haji KJRI Jeddah mempersentasikan terkait pelayanan Ibadah Haji dan Umrah yang dilakukan oleh KJRI Jeddah, terkait tentang Tenaga Musiman (Temus) Haji yang direkrut setiap tahun untuk masyarakat Indonesia di Arab Saudi dijelaskan bahwa rekuitmen Temus di Arab Saudi hanya menerima sekitar 700 orang, terdiri dari 75% mukimin dan 25% dialokasikan untuk mahasiswa Indonesia yang berada di Arab Saudi dan Timur Tengah. Untuk tahun 2021 tidak ada rekuitment Temus Haji karena akan menggunakan hasiI rekuitment Haji 2020 yang telah Iulus (haji 2020 batal dilaksanakan oleh pemerintah Arab Saudi karena pandemi Covid 19).
Kegiatan Silaturahmi yang telah dilakukan selama 2 hari tersebut meliputi mendengarkan arahan Konjen RI Jeddah, mendengarkan sosialisasi terkait pelayanan dan pelindungan WNI, mendengarkan persentasi terkait pelaksanaan haji dan umrah, tanya jawab terkait permasalahan yang dihadapi oleh para santri dan mahasiswa, dan mendengarkan gagasan dan masukan untuk KJRI Jeddah dari para santri dan mahasiswa.
Pertemuan dengan para Santri dan mahasiswa UT di Makkah berjalan dengan penuh keakraban dan penuh antusias hal tersebut tergambar dengan banyaknya pertanyaan dan diskusi yang dilakukan selama pertemuan berlangsung. (*)
Baca Juga
# Gan | KJRI Jeddah
No comments:
Post a Comment