Kenda Paryatno, S.Si, M.E saat menyampaikan relis melalui Daring dari kantor BPS Sumatera Barat (Sumbar) Jl.
Khatib Sulaiman No. 48, Kota Padang, Senin Siang (04/01/2021).
Padang(SUMBAR).BM- Pada penyampaian relis di awal minggu tahun baru ini BPS Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengabarkan berita duka atas berpulangnya Kapala BPS Provinsi Sumatera Barat Ir. Pitono, MAP pada hari Sabtu/ 2 Januari 2021 pukul 23.00 WIB di RSI Siti Hajar Sidoarjo, Almarhum dikebumikan di Pemakaman Islam Pagerwojo, Sidoarjo. Dikesempatan itu BPS Provinsi Sumatera Barat yang di wakili oleh Kenda Paryatno menyampaikan mohon maaf yang sebesar-besarnya jika sekiranya ada kesalahan beliau kepada Bapak/Ibu, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Semoga Allah Ta'ala mengampuni segala dosa-dosa almarhum dan dosa-dosa kita semua, aamiin ya Rabbal’alamin.
"Desember 2020 Kota Padang mengalami deflasi sebesar 0,71 persen dan Kota Bukittinggi mengalami inflasi sebesar 0,39 persen," kata Kenda Paryatno, S.Si, M.E melalui daring dari kantor BPS Sumatera Barat (Sumbar) Jl. Khatib Sulaiman No. 48, Kota Padang, Senin Siang (04/01/2021).
Inflasi tahun kalender, lanjut Kenda Paryatno, "Sampai bulan Desember 2020 Kota Padang sebesar 2,12 persen dan laju inflasi Kota Bukittinggi sebesar 2,02 persen. Laju inflasi year on year Kota Padang (Desember 2020 terhadap Desember 2019) sebesar 2,12 persen dan laju inflasi yearon year Kota Bukittinggi sebesar 2,02 persen, " ungkap pejabat Statistisi Ahli Madya selaku Koordinator Fungsi Statistik Distribusi pada BPS Provinsi Sumatera Barat ini.
Inflasi tahun kalender, lanjut Kenda Paryatno, "Sampai bulan Desember 2020 Kota Padang sebesar 2,12 persen dan laju inflasi Kota Bukittinggi sebesar 2,02 persen. Laju inflasi year on year Kota Padang (Desember 2020 terhadap Desember 2019) sebesar 2,12 persen dan laju inflasi yearon year Kota Bukittinggi sebesar 2,02 persen, " ungkap pejabat Statistisi Ahli Madya selaku Koordinator Fungsi Statistik Distribusi pada BPS Provinsi Sumatera Barat ini.
"Dari 24 (dua puluh empat) kota IHK di Sumatera, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Gunungsitoli sebesar 1,87 persen dan terendah terjadi di Kota Bengkulu sebesar 0,14 persen," paparnya.
Lebih lanjut, Kota Padang menduduki urutan ke 13 (tiga belas) dan Kota Bukittinggi menduduki urutan ke 21 (dua puluh satu) dari 24 (dua puluh empat) kota yang mengalami inflasi di Sumatera.
"Secara nasional, Kota Padang menduduki urutan ke 23 (dua puluh tiga) dan Kota Bukittinggi menduduki urutan ke 58 (lima puluh delapan) dari 87 (delapan puluh tujuh) kota yang mengalami inflasi di Indonesia," terangnya.
Inflasi, sambung Kenda Paryatno, "Di Kota Padang terjadi karena adanya kenaikan indeks pada 3 (tiga) kelompok pengeluaran. Kenaikan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,86 persen dan diikuti kenaikan kelompok transportasi sebesar 1,26 persen. Inflasi di Kota Bukittinggi terjadi karena kenaikan indeks pada 8 (delapan) kelompok pengeluaran. Kenaikan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,01 persen dan diikuti kenaikan pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar serta kelompok pendidikan masing-masing sebesar 0,20 persen," jelasnya.
Selengkapnya Disini!
Atau baca di format pdf dibawah ini
Baca Juga
# Gan
No comments:
Post a Comment