Benangmerahnews.com- Dalam agama Khonghucu, ada ucapan salam yang sering disampaikan, baik ketika bertemu langsung maupun komunikasi melalui telepon/handphone. Apabila bertemu langsung, biasanya salam disertai penghormatan dengan sikap tangan Bao Tai Ji Ba De (delapan kebajikan mendekap lambang kehidupan). Sedangkan komunikasi melalui alat telepon/hp cukup diawali dengan ucapan salam saja.
Salam (Zhao Hu) yang diucapkan oleh penyapa adalah Wei De Dong Tian (hanya kebajikan berkenan Tuhan) dan dijawab dengan ucapan salam Xian You Yi De (bersama miliki kebajikan Yang Esa). Di bawah ini akan dijelaskan sejarah singkat kedua salam tersebut.
Wei De Dong Tian
Ucapan salam ini berarti 'hanya kebajikan berkenan Tuhan'. Salam ini diajarkan oleh Nabi Yi yang hidup sekitar 4.200 tahun yang lalu. Nabi Yi sezaman dengan Nabi Da Yu yang memerintah (2205 SM - 2197 SM) pra Dinasti Xia.
Ajaran Nabi Yi, menyentuh segala aspek kehidupan termasuk di dalamnya tentang pemerintahan. Dalam salah satu sabda, Nabi Yi mengingatkan pada penguasa, "Berhati-hatilah. Tegurlah dirimu sendiri bila tiada nampak hal-hal yang meragukan. Jangan lepas dari hukum dan Undang-undang. Jangan memperturut kesukaan bersantai di dalam kemalasan. Jangan bernikmat dengan kemaksiatan. Angkatlah orang bijaksana dan jangan mendua hati. Singkirkan hal yang jahat tanpa ragu. Rencana yang meragukan, jangan diselenggarakan. Kajilah beratus gagasanmu itu apakah selaras dengan akal sehat. Jangan melanggar Jalan Suci sekedar ingin pujian rakyat. Jangan menentang rakyat sekedar mengikuti keinginan sendiri. Jangan bermalas, janganlah alpa. Dengan demikian ke empat suku bangsa Yi itupun akan datang kepada Baginda". (Shu JIng II.II.I 6).
Pada zaman Nabi Yi, suku Miao (Miao Zu) dikategorikan suku yang paling keras kepala, perusak, keji dan sombong kepada orang lain serta melanggar Jalan Suci. Baginda Yu menitahkan para Raja Muda, mengumpulkan para Ksatria, untuk melaksanakan perintahnya menghukum kejahatan suku Miao. Tetapi ketika itu datanglah Nabi Yi membantu Baginda Yu dan berkata, "Hanya Kebajikan Berkenan Tuhan Yang Maha Esa (Wei De Dong Tian), tiada jarak jauh tidak terjangkau, kesombongan mengundang rugi, dan kerendahan hati menerima berkah. Demikianlah senantiasa Jalan Suci Tuhan Yang Maha Esa". Penjelasan ini tersurat di dalam Kitab Shu Jing, II.II.21.
Nabi Yi lalu bercerita pada Baginda Yu. Dahulu, ketika Baginda Shun masih diam di pegunungan, beliau pergi ke sawah, dan tiap hari menangis berseru kepada Tuhan Yang Maha Pengasih (Min Tian), karena ibu tirinya memperlakukannya sangat jahat, demikian juga bapaknya. Kepada ayah bunda tirinya, ia mengaku dirinyalah yang menanggung dosa dan kesalahan.
Bersamaan dengan itu, dengan penuh hormat, beliau melayani ayahnya. Beliau nampak begitu hormat dan sungguh-sungguh, sehingga ayahnyapun kemudian berubah oleh pengaruh perilaku itu. Iman yg mencapai puncak itu mengetuk Tuhan Yang Maha Rokh, demikian pada kiranya terhadap penguasa orang Miao itu.
Yu menghormat dengan Bai atas kata-kata yang baik itu dan beliau menarik bala tentaranya. Dan selanjutnya Nabi Yi menyatakan bahwa, "Baginda Shun dengan sungguh-sungguh menebarkan/mengamalkan kebijaksanaan dan kebajikan yang dipenuhi kedamaian itu lebih luas".
Setelah Baginda Yu menyadari jalan yang terbaik untuk meredakan dan meredam segala kelakuan suku Miao, maka diselenggarakan tari perisai dan bulu-bulu di antara kedua tangga istanya. Tujuh puluh hari kemudian orang-orang Miao itupun datang menyatakan tunduk. Karena pengaruh dari Nabi Yi, maka peperangan tidak terjadi antara penguasa (Baginda Yu) dengan suku Miao. Hanya melalui Kebajikan dapat mencegah jatuhnya korban manusia. Maka oleh umat Khonghucu, ajaran Nabi Yi mengenai Wei De Dong Tian dijadikan salam untuk menyapa sesama umat Khonghucu. Sebagai balasan untuk menjawab salam tersebut yaitu, Xian You Yi De (Bersama Miliki Kebajikan Yang Esa)
Xian You Yi De
Xian You Yi De memiliki arti 'bersama miliki kebajikan Yang Esa'. Ucapan salam ini adalah ajaran dari Nabi Yi Yin yang hidup sekitar 3.800 tahun yang lalu. Nabi Yi Yin sezaman dengan Nabi Cheng Tang (1766 SM -1953 SM) pendiri Dinasty Shang dan cucu Nabi Cheng Tang yaitu Raja Tai Jia yang memerintah (1753 SM - 1720 SM).
Ajaran tersebut sekarang tersurat dalam Kitab Shu Jing IV.VI.3 yang maknanya, bahwa Tuhan hanya melindungi Kebajikan Yang Esa. Tiap gerak tiada yang tidak membawa rahmat, sebaliknya bila kebajikan itu mendua, meniga, tiap gerak tiada yg tidak membawa naas. Rahmat dan naas itu bukan berkait orang, hanya Tuhan menurunkan bencana atau bahaya itu berdasar kebajikan.
Kebajikan itu tiada guru tetapnya, mengutamakan kebajikan itulah gurunya. Kebaikan itu tiada bentuknya yang tetap, hanya didapat pada yang menyatu dengan yang Esa itu. Kebajikan itu menjadikan semua teratur. Bila tiada kebajikan, akan datang kekacauan. Bila keteraturan itu sama di dalam Jalan Suci, tiada sesuatupun yang tidak menuju kejayaan. Bila hanya kekacauan yg sama di dalam urusan, tiada sesuatu yang tidak musnah hancur.
Oleh karena itu, tegakkan kasih, khususnya kepada orang tuamu. Tegakkan rasa hormat, khususnya kepada para tua-tua. Mulailah dari keluarga, negeri dan luaskan sampai ke empat penjuru lautan (dunia).
Baca Juga
Suryanto, B.Sc, SH. (Rohaniwan Khonghucu)
No comments:
Post a Comment