Dhammapiti sukkham seti, vippasannena cetasa. Ariyappavedite dhamme, sada ramati pandito. Ia yang mengerti Dhamma hidup berbahagia dengan pikiran tenang. Orang bijaksana selalu berbahagia dalam Dhamma yang dibabarkan oleh Para Ariya. (Dhammapada, Syair 79)
Dalam kehidupan ini, selalu terjadi berbagai macam peristiwa. Peristiwa itu ada yang langsung berkaitan dengan kita ataupun ada yang tidak langsung berkaitan. Semuanya seperti berjalan sebagaimana biasanya, dan bahkan kita tidak menghiraukan peristiwa itu. Padahal jika kita sedikit memberikan perhatian terhadap setiap peristiwa yang terjadi, maka akan semakin memperkuat keyakinan kita atas Dhamma ajaran Guru Agung Buddha.
Bulan Maret 2021 bukanlah bulan yang istimewa bila saja setahun yang lalu tidak diumumkan pertama kalinya warga Indonesia terpapar Covid-19. Setahun telah berlalu sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan dua warga Depok, Jawa Barat terpapar Covid-19 tersebut. Kini, warga masyarakat telah mulai terbiasa dengan tatanan normal baru.
Fenomena panik buying yang terjadi di awal musibah pandemi, kini tidak ada lagi. Masyarakat yang dahulu cemas karena hanya menjumpai rak-rak kosong di supermarket akibat aksi borong terutama perlengkapan pencegahan Covid dan sembako, kini dengan mudah dapat menemukan masker, hand sanitizer, dan tentu saja sembako dengan harga wajar.
Covid-19 dengan segala dampaknya, mulai dari regulasi pencegahan, penanganan, dan sikap masyarakat yang pro dan kontra telah mengubah paradigma dan perilaku kolektif yang berbeda. Sikap ego individualistis serta ketidakpedulian terhadap orang lain yang ditunjukkan di awal pandemi, seiring dengan berjalannya waktu, berangsur-angsur padam, berubah menjadi kepedulian dan rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi.
Hal ini memberikan kita pelajaran berharga bahwa dalam setiap peristiwa, baik peristiwa yang menyangkut diri pribadi maupun peristiwa yang berdampak nasional maupun global, kita dapat mempelajari dan memetik makna yang terkandung di dalamnya. Begitu pula halnya dengan pandemi Covid-19 yang mempengaruhi atau mengubah sendi-sendi kehidupan, terutama ekonomi, kita dituntut untuk mampu bertahan atau lebih dari itu.
Sebagian besar orang mungkin terlambat mendapatkan pencerahan dari suatu peristiwa yang terjadi, sehingga mereka hanya mengikuti alur hidup dan kehidupan orang-orang di sekitarnya. Namun beberapa orang yang cerdas dan kreatif mampu mengubah suatu musibah menjadi keberuntungan. Keberuntungan yang dimaksud tentu saja bukan mencari kebahagiaan di atas penderitaan orang lain, namun menciptakan peluang baru.
Banyak dari mereka yang justru menemukan jalan penghidupan yang lebih membahagiakan dengan aktifitas di rumah. Mereka dapat memanfaatkan media online untuk kepentingan niaga, mengubah hobbi menjadi budidaya yang berorientasi hasil, atau berkebun. Aktifitas ini sangat menyehatkan, tidak melanggar protokol kesehatan, dan menambah pendapatan keluarga.
Di jejaring sosial, kita dapat dengan mudah menemukan konten-konten yang berisi tutorial kreatifitas positif di tengah pandemi dan cerita orang-orang sukses di dalamnya. Kita dapat meniru dan mengadopsi strategi serta langkah kesuksesan mereka sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Kita dapat membuktikan bahwa kita mampu menjadi pionir dan teladan bagi orang lain untuk bangkit dari keterpurukan.
Kuncinya adalah mengarahkan pikiran kepada hal-hal yang positif sebagaimana nasehat Guru Agung Buddha dalam Dhammapada Syair 43 bahwa cipta yang diarahkan secara benar, seseorang menjadi mulia, lebih mulia daripada sebab itu.
Sebagai umat Buddha, kita diajarkan kebenaran tentang lenyapnya penderitaan dan jalan menuju lenyapnya penderitaan. Hal penting yang harus disadari, bahwa segala sesuatu yang tercipta adalah tidak kekal adanya, tidak memuaskan, dan tanpa inti. Inilah yang kemudian kita kenal sebagai tiga corak umum kehidupan.
Manakala kita sudah dapat memahami dengan baik setiap peristiwa dalam konteks tiga corak kehidupan, maka akan muncul kebijaksanaan dalam memberikan respon atau tanggapan terhadap peristiwa yang dialami. Batin kita telah sepenuhnya dapat memahami dengan baik dan memberikan makna terhadap setiap peristiwa. Semoga kita senantiasa dapat memperoleh pencerahan dari setiap peristiwa yang terjadi.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Caliadi (Dirjen Bimas Buddha)
No comments:
Post a Comment