BENANGMERAHNEWS.COM
Masyarakat Tionghoa pada umumnya mempercayai bahwa ada kehidupan berikutnya sebagai lanjutan dari kehidupan sekarang, mereka menyebutnya Lai Shi. Dalam Kitab Suci Yi Jing pada bagian Kitab Babaran Agung bagian A fatsal 5, Nabi Khongcu menjelaskan bahwa manusia itu dilahirkan dan dilahirkan kembali sebagai proses Sheng sheng Zhi Wei Yi (生生之谓易).
Kitab Babaran Agung adalah salah satu dari Kitab Sepuluh Sayap. Kitab sepuluh Sayap adalah penjabaran Kitab Yi Jing oleh Nabi Khongcu. Kitab Yi Jing itu dibukukan oleh Nabi Khongcu. Penulisnya adalah Wen Wang dan Zhou Gong. Andaikan Nabi Khongcu tidak membukukan dan mengenalkannya pada masyarakat umum, kemungkinan Kitab itu hilang.
Kitab Yi Jing itu ada tiga versi yai Lian San, Gui cang, dan Zhou Yi. Kitab yang diperkenalkan Nabi Khongcu adalah Zhou Yi dan diberi nama Yi Jing. Buku Lian San dan Gui Cang tidak ada, orang cuma mendengar namanya saja tetapi tidak ada bukunya.
Zhou Yi yang ditulis Nabi Khongcu sampai sekarang masih dipelajari masyarakat sedunia. Namun Tulisan Nabi Khongcu yang diberi judul Sepuluh Sayap itu dulu hanya dipelajari oleh para kaum Cendekiawan yang akan ujian negara menjadi menteri. Karena ada syarat bagi calon menteri untuk mempelajari kitab Sepuluh Sayap, terutama Bagian Babaran Agung yang disebut Wen Yan.
Umat Khonghucu pada umumnya merasa kurang tertarik membaca Kitab Yii Jing dan Sepuluh Sayap, karena dianggap sulit. Mereka membaca Kitab Su Si saja sudah merasa cukup. Namun dalam salah satu ayat dalam Kitab Lun Yu (bagian dari Kitab Si Shu) tertulis demikian: "Nabi bersabda, ada orang yang lahir sudah pandai, ada orang yang setelah belajar baru pandai.......dst”.
Nabi Khongcu tidak menjelaskan orang sejak lahir sudah pandai itu dari mana dapatnya kepandaian itu. Pada umumnya umat Khonghucu yang suka membaca Kitab Si Shu juga tidak pernah membahasnya. Bagi orang yang berpikir kritis, mestinya mengejar dengan pertanyaan ini: Pada kalimat itu perlu dikejar, dari mana kepandaian orang yang sejak lahir?”
Kalau ayat dalam Lun Yu itu dikaitkan dengan tulisan pada Kitab Babaran Agung tentang kehidupan berlanjut, mungkin bisa dihubungkan. Orang yang pada kehidupan sebelumnya sudah belajar ilmu atau kepandaian, maka kepandaiannya itu tidak lenyap pada kehidupan berikutnya. Karena kehidupan yang sekarang adalah lanjutan kehidupan yang lalu.
Nabi Khongcu tidak pernah membicarakan sorga dan neraka. Hal ini disimpulkan oleh banyak umat Khonghucu bahwa Nabi Khongcu tidak membahas tentang afterlife. Ternyata, Nabi Khongcu juga membahas masalah afterlife, tetapi tidak secara terbuka. Nabi Khongcu menghendaki muridnya fokus pada kehidupan yang sedang dijalani. Andaikata orang tidak diberitahu adanya kehidupan berlanjut juga tidak masalah, karena hal itu sudah menjadi hukum alam.
Penulis pernah belajar meditasi pada seorang guru meditasi bernama Ong Cong Wan, panggilannya Pak Darno Ong. Menurut Pak Darno orang bisa mengetahui kehidupannya di masa lalu dengan bermeditasi, tentunya setelah bisa bermeditasi dengan benar. Memori masa lalu itu tersimpan dalam bawah sadar tiap manusia. Dengan bermeditasi orang bisa membuka memori itu, dan itu berguna untuk membantu kesadaran sekarang dalam memahami masalah atau mempelajari ilmu yang sedang ditekuni. Kehidupan masa lalu tentu ada hubungan dengan kehidupan sekarang, terserah orang mau memanfaatkan atau tidak.
Ada orang Amerika bernama Dr Zha, dia menulis buku dengan judul Power Of Soul. Dr. Zha menjelaskan bahwa orang yang dalam kehidupannya sekarang bernasib kurang baik perlu mencari tahu sebabnya di kehidupan yang lalu. Menurutnya, banyak masalah yang dihadapi sekarang bisa diselesaikan dengan menelusuri kehidupan yang lalu. Caranya dengan melakukan meditasi.
Tulisan penulis ini hanya cerita tentang hal kehidupan berlanjut yang pernah penulis baca dan dengar. Cerita ini tidak punya tujuan lain kecuali sebuah informasi. Xunzi, dalam tulisannya memberi komentar tentang cerita afterlife ini. Menurut Xunzi agama itu mempunyai tiga fungsi, yaitu mendidik, menghibur, dan memberi pengharapan. Penjelasan Nabi Khongcu tentang kehidupan berlanjut adalah pengharapan yang ditunjukkan oleh agama Khonghucu. Orang boleh percaya, boleh tidak, tetapi jangan diperdebatkan.
Xs Oesman Arif (Rohaniwan Khonghucu)
Masyarakat Tionghoa pada umumnya mempercayai bahwa ada kehidupan berikutnya sebagai lanjutan dari kehidupan sekarang, mereka menyebutnya Lai Shi. Dalam Kitab Suci Yi Jing pada bagian Kitab Babaran Agung bagian A fatsal 5, Nabi Khongcu menjelaskan bahwa manusia itu dilahirkan dan dilahirkan kembali sebagai proses Sheng sheng Zhi Wei Yi (生生之谓易).
Kitab Babaran Agung adalah salah satu dari Kitab Sepuluh Sayap. Kitab sepuluh Sayap adalah penjabaran Kitab Yi Jing oleh Nabi Khongcu. Kitab Yi Jing itu dibukukan oleh Nabi Khongcu. Penulisnya adalah Wen Wang dan Zhou Gong. Andaikan Nabi Khongcu tidak membukukan dan mengenalkannya pada masyarakat umum, kemungkinan Kitab itu hilang.
Kitab Yi Jing itu ada tiga versi yai Lian San, Gui cang, dan Zhou Yi. Kitab yang diperkenalkan Nabi Khongcu adalah Zhou Yi dan diberi nama Yi Jing. Buku Lian San dan Gui Cang tidak ada, orang cuma mendengar namanya saja tetapi tidak ada bukunya.
Zhou Yi yang ditulis Nabi Khongcu sampai sekarang masih dipelajari masyarakat sedunia. Namun Tulisan Nabi Khongcu yang diberi judul Sepuluh Sayap itu dulu hanya dipelajari oleh para kaum Cendekiawan yang akan ujian negara menjadi menteri. Karena ada syarat bagi calon menteri untuk mempelajari kitab Sepuluh Sayap, terutama Bagian Babaran Agung yang disebut Wen Yan.
Umat Khonghucu pada umumnya merasa kurang tertarik membaca Kitab Yii Jing dan Sepuluh Sayap, karena dianggap sulit. Mereka membaca Kitab Su Si saja sudah merasa cukup. Namun dalam salah satu ayat dalam Kitab Lun Yu (bagian dari Kitab Si Shu) tertulis demikian: "Nabi bersabda, ada orang yang lahir sudah pandai, ada orang yang setelah belajar baru pandai.......dst”.
Nabi Khongcu tidak menjelaskan orang sejak lahir sudah pandai itu dari mana dapatnya kepandaian itu. Pada umumnya umat Khonghucu yang suka membaca Kitab Si Shu juga tidak pernah membahasnya. Bagi orang yang berpikir kritis, mestinya mengejar dengan pertanyaan ini: Pada kalimat itu perlu dikejar, dari mana kepandaian orang yang sejak lahir?”
Kalau ayat dalam Lun Yu itu dikaitkan dengan tulisan pada Kitab Babaran Agung tentang kehidupan berlanjut, mungkin bisa dihubungkan. Orang yang pada kehidupan sebelumnya sudah belajar ilmu atau kepandaian, maka kepandaiannya itu tidak lenyap pada kehidupan berikutnya. Karena kehidupan yang sekarang adalah lanjutan kehidupan yang lalu.
Nabi Khongcu tidak pernah membicarakan sorga dan neraka. Hal ini disimpulkan oleh banyak umat Khonghucu bahwa Nabi Khongcu tidak membahas tentang afterlife. Ternyata, Nabi Khongcu juga membahas masalah afterlife, tetapi tidak secara terbuka. Nabi Khongcu menghendaki muridnya fokus pada kehidupan yang sedang dijalani. Andaikata orang tidak diberitahu adanya kehidupan berlanjut juga tidak masalah, karena hal itu sudah menjadi hukum alam.
Penulis pernah belajar meditasi pada seorang guru meditasi bernama Ong Cong Wan, panggilannya Pak Darno Ong. Menurut Pak Darno orang bisa mengetahui kehidupannya di masa lalu dengan bermeditasi, tentunya setelah bisa bermeditasi dengan benar. Memori masa lalu itu tersimpan dalam bawah sadar tiap manusia. Dengan bermeditasi orang bisa membuka memori itu, dan itu berguna untuk membantu kesadaran sekarang dalam memahami masalah atau mempelajari ilmu yang sedang ditekuni. Kehidupan masa lalu tentu ada hubungan dengan kehidupan sekarang, terserah orang mau memanfaatkan atau tidak.
Ada orang Amerika bernama Dr Zha, dia menulis buku dengan judul Power Of Soul. Dr. Zha menjelaskan bahwa orang yang dalam kehidupannya sekarang bernasib kurang baik perlu mencari tahu sebabnya di kehidupan yang lalu. Menurutnya, banyak masalah yang dihadapi sekarang bisa diselesaikan dengan menelusuri kehidupan yang lalu. Caranya dengan melakukan meditasi.
Tulisan penulis ini hanya cerita tentang hal kehidupan berlanjut yang pernah penulis baca dan dengar. Cerita ini tidak punya tujuan lain kecuali sebuah informasi. Xunzi, dalam tulisannya memberi komentar tentang cerita afterlife ini. Menurut Xunzi agama itu mempunyai tiga fungsi, yaitu mendidik, menghibur, dan memberi pengharapan. Penjelasan Nabi Khongcu tentang kehidupan berlanjut adalah pengharapan yang ditunjukkan oleh agama Khonghucu. Orang boleh percaya, boleh tidak, tetapi jangan diperdebatkan.
Xs Oesman Arif (Rohaniwan Khonghucu)
Baca Juga
#Gan
No comments:
Post a Comment