Roma(ITALI).BM- Peran Aktif Indonesia di Forum FAO: Menteri Pertanian RI Sampaikan Pentingnya Transformasi Sistem Pangan Yang Berorientasi Lokal, Kolaboratif, Tangguh dan Berkelanjutan serta Keberhasilan Indonesia Terpilih Kembali sebagai Anggota Dewan FAO (2021-2024)
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menyampaikan transformasi sistem pertanian pangan di Indonesia dilakukan dengan mengedepankan prinsip-prinsip orientasi lokal, kolaboratif, tangguh, dan berkelanjutan. Mentan juga menekankan komitmen Indonesia untuk bekerja sama dengan FAO dan Anggotanya, termasuk melalui Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular. Secara khusus, penguatan kolaborasi menjadi sangat penting dalam penanganan dampak Covid-19 terhadap sistem pangan dan pertanian.
Pernyataan tersebut disampaikan pada Sidang ke-42 Konferensi FAO FAO yang diselenggarakan secara virtual pada 14 – 18 Juni 2021. Pada sidang tersebut, delegasi Indonesia dipimpin langsung oleh Menteri Pertanian, Bapak Syahrul Yasin Limpo dan menyampaikan pernyataan secara virtual pada sesi debat umum yang bertemakan Transformasi Sistem Pangan Pertanian: dari Strategi ke Aksi.
Selanjutnya, peran aktif dan kepemimpinan Indonesia pada FAO kembali memperoleh pengakuan dengan terpilih kembali Indonesia sebagai Anggota Dewan FAO pada sidang dimaksud. Indonesia terpilih secara aklamasi dan mewakili kelompok Asia bersama dengan lima negara anggota lainnya: Bangladesh, Filipina, Jepang, China, dan Republik Korea.
Selain itu, kepemimpinan Indonesia juga tercermin dari penyampaian statements atas nama Kelompok Asia oleh Duta Besar Indonesia di Roma, Yang Mulia Esti Andayani terkait hasil-hasil Sidang ke-46 dan ke-47 Committee on World Food Security (CFS). Delegasi Indonesia juga menyampaikan atas nama Kelompok Asia pada agenda laporan pertemuan Comittee on Fisheries (COFI).
Terakhir, peran Indonesia semakin diakui dengan ditunjuknya wakil KBRI Roma dan PTRI New York sebagai salah satu dari dua negara yang menjadi teller pada Pemilihan Ketua Independen Dewan FAO (Independent Chairperson of FAO Council - ICC). Teller lainnya ialah wakil dari Australia. Dipahami bahwa Teller berperan penting dalam melaksanakan proses pemilihan, termasuk menentukan validitas suara dan hasil penghitungan suara, bersama sekretariat. Pemilihan diadakan secara langsung secara serentak di Roma dan di New York. Pada pemilihan tersebut, calon dari Belanda, Duta Besar Hans Hoogeven, terpilih sebagai FAO ICC untuk periode 2 (dua) tahun ke depan.
Sidang ke-42 Konferensi FAO merupakan mekanisme deliberasi dan pengambilan keputusan tertinggi FAO dan dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Sidang kali ini dipandang penting karena pertama kalinya dilaksanakan secara virtual dan sejak pandemi Covid-19 berlangsung. Sidang berhasil menetapkan sejumlah dokumen penting seperti FAO Strategic Framework (2022– 2031) dan Medium Term Plan (2022- 2025).
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menyampaikan transformasi sistem pertanian pangan di Indonesia dilakukan dengan mengedepankan prinsip-prinsip orientasi lokal, kolaboratif, tangguh, dan berkelanjutan. Mentan juga menekankan komitmen Indonesia untuk bekerja sama dengan FAO dan Anggotanya, termasuk melalui Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular. Secara khusus, penguatan kolaborasi menjadi sangat penting dalam penanganan dampak Covid-19 terhadap sistem pangan dan pertanian.
Pernyataan tersebut disampaikan pada Sidang ke-42 Konferensi FAO FAO yang diselenggarakan secara virtual pada 14 – 18 Juni 2021. Pada sidang tersebut, delegasi Indonesia dipimpin langsung oleh Menteri Pertanian, Bapak Syahrul Yasin Limpo dan menyampaikan pernyataan secara virtual pada sesi debat umum yang bertemakan Transformasi Sistem Pangan Pertanian: dari Strategi ke Aksi.
Selanjutnya, peran aktif dan kepemimpinan Indonesia pada FAO kembali memperoleh pengakuan dengan terpilih kembali Indonesia sebagai Anggota Dewan FAO pada sidang dimaksud. Indonesia terpilih secara aklamasi dan mewakili kelompok Asia bersama dengan lima negara anggota lainnya: Bangladesh, Filipina, Jepang, China, dan Republik Korea.
Selain itu, kepemimpinan Indonesia juga tercermin dari penyampaian statements atas nama Kelompok Asia oleh Duta Besar Indonesia di Roma, Yang Mulia Esti Andayani terkait hasil-hasil Sidang ke-46 dan ke-47 Committee on World Food Security (CFS). Delegasi Indonesia juga menyampaikan atas nama Kelompok Asia pada agenda laporan pertemuan Comittee on Fisheries (COFI).
Terakhir, peran Indonesia semakin diakui dengan ditunjuknya wakil KBRI Roma dan PTRI New York sebagai salah satu dari dua negara yang menjadi teller pada Pemilihan Ketua Independen Dewan FAO (Independent Chairperson of FAO Council - ICC). Teller lainnya ialah wakil dari Australia. Dipahami bahwa Teller berperan penting dalam melaksanakan proses pemilihan, termasuk menentukan validitas suara dan hasil penghitungan suara, bersama sekretariat. Pemilihan diadakan secara langsung secara serentak di Roma dan di New York. Pada pemilihan tersebut, calon dari Belanda, Duta Besar Hans Hoogeven, terpilih sebagai FAO ICC untuk periode 2 (dua) tahun ke depan.
Sidang ke-42 Konferensi FAO merupakan mekanisme deliberasi dan pengambilan keputusan tertinggi FAO dan dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Sidang kali ini dipandang penting karena pertama kalinya dilaksanakan secara virtual dan sejak pandemi Covid-19 berlangsung. Sidang berhasil menetapkan sejumlah dokumen penting seperti FAO Strategic Framework (2022– 2031) dan Medium Term Plan (2022- 2025).
Baca Juga
#Gan | KBRI Roma
No comments:
Post a Comment