Berbakti adalah hal baik yang wajib dilakukan. Meski demikian, ada saja kisah anak yang durhaka kepada orang tuanya.
Saya beberapa waktu lalu menonton video yang merekam seorang remaja beradu argumentasi, melawan permintaan orang tua yang baginya tidak masuk akal. Remaja itu juga mengatakan, dia tidak minta dilahirkan kedua orang tuanya. Karena itu, orang tua jangan mengeluh apa-apa kepada nya. Dia merasa tidak meminta dilahirkan, sehingga tidak ada kewajiban untuk menurut kepada orang tua.
Dia merasa jawaban itu berhasil membuat kedua orang tuanya terdiam tidak bisa berkata apa-apa. Bagaimana menurut pembaca? Dia memang masih anak-anak. Semoga dia bisa segera memahami kebenaran Dao / Jalan Suci Langit dan Bumi, sebelum tiba hari penyesalannya.
Di Singapura, ada juga kisah seorang kaya yang sangat sayang kepada anaknya. Ketika pensiun, dia menghibahkan semua harta kepada anaknya. Tidak disangka, setelah itu, sang anak dan menantu justru tega mengusirnya, sehingga terlunta-lunta, menjadi pemulung dan tidur di trotoar jalan.
Sahabatnya suatu hari menemukan orang tua itu. Lalu, berita itu menjadi viral sampai terdengar oleh PM Lee Kwan Yew. Sang Perdana Menteri Singapura itu marah, lalu meminta pengadilan untuk membatalkan surat hibah dan menyita semua harta anak tersebut untuk dikembalikan kepada orangtua yang disia-siakan itu. Sekarang, pemerintah Singapura menganjurkan agar orang tua tidak menghibahkan harta kepada anak sebelum meninggal.
Ada yang durhaka, banyak juga kisah anak yang berbakti kepada orang tua. Mereka mendapat berkah dan perlindungan Tuhan Sang Pencipta. Salah satunya, kisah hidup seorang pengusaha sukses dari Hongkong. Kisah ini diceritakan dalam sebuah talk show di televisi pada Januari 2020.
Pengusaha ini di masa kecil, bersama ayah ibu nya dari daratan Tiongkok berimigrasi ke Thailand. Saat itu, mereka dibantu kerabatnya yang baik hati. Ayah dan ibunya lalu memulai hidup baru sebagai petani di Thailand untuk menghidupi keluarga.
Waktu berlalu dan tahun berganti, sang anak tumbuh menjadi seorang pemuda, dan meneruskan usaha ayahnya sebagai penyalur beras. Ia membeli padi dari petani lokal, menggilingnya menjadi beras, dan menjualnya kepada konsumen.
Pengusaha ini tiba-tiba terdiam saat bercerita. Wajahnya tampak menahan rasa haru, dan matanya berkaca-kaca tak kuasa menahan air mata. Dia mengenang nasehat Ibunya: "Anakku, kamu jadi orang, pertama harus berbakti kepada orang tua, jaga nama baik keluarga, jujur dan tulus, usaha itu jangan memikirkan untung melulu, yang penting kamu bisa melayani pelanggan dengan baik, jangan mengecewakan mereka. Usaha beras yang kamu lakukan ini, hanya boleh ambil untung sedikit saja. Sebab beras adalah makanan pokok rakyat, jangan pernah menipu atau berbuat curang."
Pengusaha ini selalu menjalankan amanah ibunya dengan baik. Berkat kejujurannya, usahanya tak pernah sepi. Dia juga menjalankan kebiasaan yang diwariskan orang tuanya, yaitu berhemat dan menabung.
Suatu saat, dia ditawari membeli tanah dan properti. Karena situasi saat itu nilai jual tanah menjadi booming, mulailah modal nya berkembang. Dia mampu meningkatkan usahanya ke taraf internasional. Saat ini, ia telah menjadi pengusaha sukses dan menetap di Hongkong.
Saat diwawancarai, usia pengusaha itu sudah 70-an tahun. Tetapi, dia masih aktif ke kantor membimbing karyawannya. Sang Pengusaha tidak pernah lupa nasihat ibunya: "Jadi orang harus berbakti kepada orang tua, jaga nama baik keluarga, jujur dan tulus tehadap orang lain."
Nabi Kongzi bersabda: Aku bercita-cita membahagiakan orang yang sudah lanjut usia, bersikap dapat dipercaya kepada kawan dan sahabat, dan mengasuh para muda dengan kasih sayang.
Sebagai penutup, mari renungkan ayat dari kitab Mengzi, bab VII-A, ayat 20. Mengzi bersabda, "Seorang susilawan mempunyai tiga kesukaan. Pertama, ayah bunda dalam keadaan sehat, kakak adik tiada perselisihan. Kedua, perbuatannya tidak memalukan di hadapan Tuhan maupun berhadapan dengan manusia. Ketiga, menemukan orang yang jujur rajin dan pandai untuk dididik".
Kitab Sabda Suci - Lun Yu bab VI ayat 22 menjelaskan, "Seorang yang berperi cinta kasih, rela menderita terlebih dahulu, dan membelakangkan keuntungan".
Demikianlah, semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi kita semua. Kita doakan semua dalam keadaan sehat, dan diberkati Tuhan Yang Maha Kuasa.
Huang Tian bao you. Tian memberkati, Shanzai.
Ws. Ir. Djohan Adjuan (Rohaniwan Khonghucu)
No comments:
Post a Comment