Ketua DPD RI saat menerima Gelar Kehormatan Napufunu (Pelindung Besar)
serta diangkat sebagai anggota kehormatan Dewan Adat, saat mengunjungi
Uma Batu Kerajaan (Nusak) Termanu di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara
Timur, Sabtu (28/8/2021).
Rote Ndao(NTT).BM- Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mendapat gelar kehormatan Napufunu (Pelindung Besar) serta diangkat sebagai anggota kehormatan Dewan Adat, saat mengunjungi Uma Batu Kerajaan (Nusak) Termanu di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (28/8/2021).
Kehadiran LaNyalla di kerajaan yang berada di Pulau Rote, pulau paling Selatan Indonesia, disambut langsung Raja Termanu, Vicoas Trisula Pati Amalo, beserta permaisuri, Actry Mevi Amalo, dan kerabat kerajaan lainnya.
LaNyalla sendiri hadir ditemani Senator asal Lampung Bustami Zainuddin, Senator asal Sulawesi Selatan Andi Muh Ihsan, dan Senator asal NTT Angelius Wake Kako. Selain itu, hadir juga Raja Kupang Leopoldo Nisnoni.
“Saya menyampaikan terima kasih atas pemberian gelar kepada saya, sekaligus pengangkatan saya sebagai anggota kehormatan Dewan Adat Kerajaan Nusak Termanu. Ini suatu kehormatan yang luar biasa,” tuturnya.
LaNyalla kemudian menyinggung mengenai kehadiran 43 Raja dari berbagai wilayah Indonesia saat pelantikan Vicoas Trisula Pati Amalo sebagai Raja Termanu pada 2019 silam.
“Saya juga mendapat informasi, bahwa 43 Raja dari berbagai wilayah di Indonesia telah melakukan pertemuan di Pantai Fopo, Kabupaten Rote Ndao. Saya memberi apresiasi Momentum tersebut sebagai pertanda tingginya nilai Khasanah budaya daerah di Provinsi NTT,” ujar LaNyalla.
Dalam kesempatan itu, Ketua DPD RI menekankan pentingnya masyarakat daerah mengelola segala wujud kebudayaan Indonesia. Kebudayaan yang dimaksud LaNyalla adalah mulai dari ‘budaya benda’ hingga ‘budaya non-benda’.
“Dari paling kasat mata hingga yang tak kasat mata. Kita harus fokus kepada beberapa unsur kebudayaan seperti, adat istiadat, bahasa, manuskrip, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, permainan rakyat, seni, dan tradisi lisan,” tuturnya.
Dengan mengelola segala wujud kebudayaan, kata LaNyalla, masyarakat ikut menjaga kelestarian bangsa Indonesia. Kebudayaan Indonesia pun disebutnya tak akan pernah hilang.
“Saya mengajak kita semua untuk mengakui, menghormati dan menghargai keragaman budaya Indonesia, menempatkan masyarakat sebagai pemilik dan penggerak kebudayaan, serta menempatkan kebudayaan sebagai haluan pembangunan nasional,” jelas LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur itu pun menilai Kerajaan dan Kesultanan Nusantara berperan penting dalam asimilasi budaya. Oleh sebab itu, LaNyalla selalu mengagendakan untuk bisa bersilaturahmi dengan Raja dan Sultan Nusantara dalam setiap kunjungan ke daerah.
“Raja dan Sultan Nusantara adalah bagian dari manifestasi dari akar budaya nasional,” ungkapnya.
Beberapa Kerajaan yang dikunjungi LaNyalla selain Kerajaan Termanu adalah seperti Kerajaan Sumenep di Jawa Timur, Kerajaan Kabaena Sulawesi Tenggara, Kerajaan Bulungan di Kalimantan Utara, Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan, Kerajaan Mamuju di Sulawesi Barat, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Solo, Kesultanan Yogyakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kesultanan Buton Sultra, kemudian Kesultanan Tidore dan Kerajaan Sumedang Larang di Jawa Barat.
“Saya bersyukur sudah diberi kesempatan untuk berkunjung ke beberapa Kerajaan dan Kesultanan Nusantara. Dan akan saya teruskan ke semua Kerajaan dan Kesultanan di Nusantara,” sebut LaNyalla. (*)
#Gan
Kehadiran LaNyalla di kerajaan yang berada di Pulau Rote, pulau paling Selatan Indonesia, disambut langsung Raja Termanu, Vicoas Trisula Pati Amalo, beserta permaisuri, Actry Mevi Amalo, dan kerabat kerajaan lainnya.
LaNyalla sendiri hadir ditemani Senator asal Lampung Bustami Zainuddin, Senator asal Sulawesi Selatan Andi Muh Ihsan, dan Senator asal NTT Angelius Wake Kako. Selain itu, hadir juga Raja Kupang Leopoldo Nisnoni.
“Saya menyampaikan terima kasih atas pemberian gelar kepada saya, sekaligus pengangkatan saya sebagai anggota kehormatan Dewan Adat Kerajaan Nusak Termanu. Ini suatu kehormatan yang luar biasa,” tuturnya.
LaNyalla kemudian menyinggung mengenai kehadiran 43 Raja dari berbagai wilayah Indonesia saat pelantikan Vicoas Trisula Pati Amalo sebagai Raja Termanu pada 2019 silam.
“Saya juga mendapat informasi, bahwa 43 Raja dari berbagai wilayah di Indonesia telah melakukan pertemuan di Pantai Fopo, Kabupaten Rote Ndao. Saya memberi apresiasi Momentum tersebut sebagai pertanda tingginya nilai Khasanah budaya daerah di Provinsi NTT,” ujar LaNyalla.
Dalam kesempatan itu, Ketua DPD RI menekankan pentingnya masyarakat daerah mengelola segala wujud kebudayaan Indonesia. Kebudayaan yang dimaksud LaNyalla adalah mulai dari ‘budaya benda’ hingga ‘budaya non-benda’.
“Dari paling kasat mata hingga yang tak kasat mata. Kita harus fokus kepada beberapa unsur kebudayaan seperti, adat istiadat, bahasa, manuskrip, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, permainan rakyat, seni, dan tradisi lisan,” tuturnya.
Dengan mengelola segala wujud kebudayaan, kata LaNyalla, masyarakat ikut menjaga kelestarian bangsa Indonesia. Kebudayaan Indonesia pun disebutnya tak akan pernah hilang.
“Saya mengajak kita semua untuk mengakui, menghormati dan menghargai keragaman budaya Indonesia, menempatkan masyarakat sebagai pemilik dan penggerak kebudayaan, serta menempatkan kebudayaan sebagai haluan pembangunan nasional,” jelas LaNyalla.
Senator asal Jawa Timur itu pun menilai Kerajaan dan Kesultanan Nusantara berperan penting dalam asimilasi budaya. Oleh sebab itu, LaNyalla selalu mengagendakan untuk bisa bersilaturahmi dengan Raja dan Sultan Nusantara dalam setiap kunjungan ke daerah.
“Raja dan Sultan Nusantara adalah bagian dari manifestasi dari akar budaya nasional,” ungkapnya.
Beberapa Kerajaan yang dikunjungi LaNyalla selain Kerajaan Termanu adalah seperti Kerajaan Sumenep di Jawa Timur, Kerajaan Kabaena Sulawesi Tenggara, Kerajaan Bulungan di Kalimantan Utara, Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan, Kerajaan Mamuju di Sulawesi Barat, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Solo, Kesultanan Yogyakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kesultanan Buton Sultra, kemudian Kesultanan Tidore dan Kerajaan Sumedang Larang di Jawa Barat.
“Saya bersyukur sudah diberi kesempatan untuk berkunjung ke beberapa Kerajaan dan Kesultanan Nusantara. Dan akan saya teruskan ke semua Kerajaan dan Kesultanan di Nusantara,” sebut LaNyalla. (*)
Baca Juga
#Gan
No comments:
Post a Comment