Saudara saudariku yang terkasih dalam Tuhan. Lembaran pertama kalender liturgi yang baru dibuka pada hari ini, yaitu hari Minggu Adven I. Kita memasuki masa penantian. Yaitu, suatu masa persiapan untuk memasuki masa Natal.
Lebih dari itu, kita diingatkan lagi akan parousia, kedatangan Tuhan untuk kedua kalinya. Bacaan-bacaan pada hari Minggu ini memvisualisasikan situasi akhir zaman sekaligus memberikan solusi bagi kita untuk menyikapinya.
Parousia adalah hak prerogatif Bapa. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan waktunya akan tiba, bahkan Anak Manusia pun tidak tahu.
Akan tetapi kita dapat berbangga sebagai anak-anak Bapa yang ditebus oleh pengorbanan Sang Putra. Kita memperoleh hikmat melalui firman-Nya untuk menyikapi masa itu. Kita memang tidak tahu kapan waktunya akan tiba akhir zaman itu, tetapi kita memiliki waktu dan kesempatan untuk menyiapkan diri dengan baik dan benar sampai tiba waktunya.
Bacaan-bacaan hari ini memberikan gambaran kepada kita tentang situasi akhir zaman, bagaimana kejadiannya, dan apa yang harus kita lakukan agar siap sedia sampai kedatangan Tuhan yang kedua.
Situasi akhir zaman oleh nabi Yesaya dinubuatkan dengan Sion sebagai pusat Kerajaan Damai. Kedamaian itu ditandai dengan bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa yang berduyun-duyun ke rumah Tuhan, bukan untuk berperang melainkan mendengarkan pengajaran. Allah menjadi hakim dan wasit bagi bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa.
Bagaimana kejadiannya? Tuhan Yesus menggambarkan dalam Injil Matius seperti ini: jika ada dua orang di ladang atau dua orang perempuan yang sedang memutar kilangan maka yang satu akan dibawa dan satu lagi akan ditinggal.
Saudara saudariku yang terkasih.
Harapan dan kecemasan tentu akan meliputi hati kita dengan adanya penggambaran di atas. Apakah kita akan menjadi bagian yang dibawa atau ditinggal?
Saudara saudariku, menjadi yang dibawa atau yang ditinggal dapat kita antisipasi sebagaimana ajakan Yesaya “mari berjalan dalam terang Tuhan”, yang lebih ditegaskan dalam seruan Tuhan Yesus pada Injil hari ini, “hendaklah kamu berjaga-jaga dan siap sedia”.
Langkah konkretnya disampaikan Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma. Yaitu, kamu harus melakukan karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang; tanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan kenakan senjata terang, yaitu Tuhan Yesus Kristus; hiduplah dengan sopan seperti waktu siang; jangan dalam kemabukan, percabulan, hawa nafsu, perselisihan, dan iri hati.
Saudara saudariku yang terkasih.
Lewat bacaan-bacaan hari ini, kita kembali diingatkan bahwa yang kita miliki adalah hari ini. Jika kita masih diberi waktu dan kesempatan untuk hidup hari ini, mari kita membenahi cara merasa, cara berpikir, dan cara bertindak kita yang mungkin masih dikuasai oleh kegelapan.
Terang itu ada bersama kita, saatnya kita mengambil keputusan mengikuti terang itu atau terus berada dalam kegelapan. Pilihan ada di tangan kita. Kenakan Kristus sebagai senjata terang agar kita dapat memilih yang benar dan baik menurut kehendak Tuhan.
Reinne Febriana Koraag (Pembimas Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Gorontalo)
No comments:
Post a Comment