Udakaṁ hi nayanti nettikā, usukārā namayanti tejanaṁ, dārum namayanti tacchakā, attānaṁ damayanti paṇḍitā. Pembuat saluran air mengalirkan udara, tukang panah meluruskan anak panah, tukang kayu melengkungkan kayu; orang bijaksana mengendalikan dirinya sendiri. (Dhammapada, Syair: 80)
Berbicara tentang pañña atau keahlian sudah sangat lazim dan familiar dibahasa dalam berbagai literatur Buddhisme. Kebijaksanaan sering menjadi topik yang diangkat oleh Guru Agung Buddha Gotama ketika menyampaikan khotbah kepada para siswanya, karena keahlian menjadi faktor penting yang harus dicapai oleh seseorang sebelum mencapai tawaran. Untuk menumbuhkan kebijaksaaan perlu latihan secara terus menerus dan membutuhkan waktu yang cukup panjang. Berlatih menjadi kunci terbaik agar seseorang memiliki keahlian.
Guru Agung Buddha Gotama melarang, untuk memperoleh keahlian, seseorang harus melakukan tiga cara. Pertama, sutamayapañña, yang artinya wawasan timbul melalui mendengar dan membaca. Kedua, Cintamayapañña, artinya keahlian yang timbul melalui pemikiran (logika). Dan ketiga, Bhavanamayapañña, artinya keahlian yang muncul melalui penyembuhan.
Kebijaksanaan sebagai hasil dari mendengar memiliki makna bahwa seseorang tersebut harus mendengar ajaran, nasehat, maupun petuah dari orang yang bijaksana pula. Pada masa sekarang ini, sangat sedikit orang yang mau mendengar dan membaca secara utuh, kebanyakan orang lebih suka berbicara. Dengan mendengar, seseorang akan banyak mendapatkan ilmu, sedangkan mereka yang lebih suka berbicara jika tidak difilter justru akan melebar dan mengarah ke hal-hal yang negatif.
Berpikir secara logis dengan mempertimbangkan dan memikirkan setiap resiko yang akan ditimbulkan juga dapat memupuk keahlian dalam diri seseorang. Dengan berpikir logis seseorang akan bertindak dan berucap dengan sangat hati-hati sekali.
Berlatih kesehatan secara kontinyu dengan didampingi oleh guru yang tepat akan bermuara pada mendalamnya keahlian. Sebagaimana yang telah dilakukan Sidharta Gautama, beliau melakukan pertapaan yang cukup ekstrim dengan pelatihan pelatihan dari para gurunya yang memiliki kemampuan dan keahlian yang mumpuni, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keahlian yang sempurna.
Tumbuhnya kewaspadaan dalam diri seseorang tentu akan sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Kekuatan keahlian akan dapat memberikan rasa nyaman, aman, dan menentramkan setiap orang yang ada di sekitar kita. Kekuatan Kebijaksanaan akan melahirkan nilai-nilai positif di mana pun kita berada.
Demikian pula ketika kita berada di lingkungan dengan orang-orang yang memiliki keahlian. Guru Agung Buddha Gotama menyatakan dalam Manggala Sutta bahwa bergaul dengan orang bijaksana adalah berkah utama. Artinya bahwa pergaulan yang demikian akan memberikan banyak manfaat baik secara spiritual maupun material.
Orang yang telah memperhatikan cenderung akan mengarahkan kita ke arah yang lebih baik. Dalam Kitab Suci Dhammapada, Buddha menyatakan bahwa seandainya seseorang bertemu dengan orang bijaksana yang mau menunjukkan kesalahan-kesalahannya, seperti orang menunjukkan harta karun. Dari pernyataan tersebut sangat jelas, bahwa kekuatan keahlian yang dimiliki oleh seseorang akan memberikan dampak yang luar biasa bagi orang lain, bahkan diibaratkan bahwa orang tersebut seperti menunjukkan harta karun. Pemilik keahlian akan mampu mengendalikan diri sendiri dan mampu memberikan pencerahan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
No comments:
Post a Comment