Bandung(JABAR).BM- Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menekankan perlunya pemerintah daerah (Pemda) memberikan pendampingan bagi keluarga yang anggotanya mengalami stunting. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kemendagri Teguh Setyabudi saat mewakili Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dalam acara Jabar Stunting Summit di Gedung Sate Bandung, Rabu (14/12/2022).
Teguh mengatakan, upaya pencegahan stunting perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Meski demikian, pendampingan bagi anggota keluarga yang mengalami stunting juga tak kalah pentingnya. Jangan sampai, anggota keluarga yang terkena stunting dibiarkan begitu saja tanpa adanya asistensi asupan gizi dan pola hidup sehat.
“Hal yang perlu juga menjadi perhatian adalah bagaimana kita mampu memberi pendampingan terhadap keluarga yang ada anggota keluarganya terkena stunting, yakni dengan memberikan intervensi spesifik maupun intervensi sensitif khususnya yang menyangkut nutrisi asupan gizi, pola asuh yang benar, dan lingkungan serta sanitasi yang sehat,” kata Teguh.
Teguh melanjutkan, untuk intervensi spesifik melalui nutrisi asupan gizi dapat dilakukan dengan bahan makanan atau lauk pauk yang sesuai dengan kondisi lokal. Misalnya untuk daerah yang kaya dengan ikan, maka pemenuhan nutrisi dapat dilakukan dengan pemberian makanan olahan ikan.
“Sungguh ikan sangat baik sebagai sumber protein untuk pencegahan stunting. Namun jangan sampai terjadi, misal orang tuanya berprofesi sebagai nelayan, kemudian ikannya dijual semua, dan hasil penjualan dibelikan mi instan, dan mi instan itu yang kemudian diberikan kepada anak-anaknya,” ujarnya.
Untuk bisa melakukan pendampingan dengan tepat sasaran, pendataannya dapat dilakukan by name by address sesuai dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK). Pihaknya juga mendorong pemanfaatan sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi sebagaimana yang sudah diterapkan di beberapa daerah, misalnya di Sumedang.
Diketahui, saat ini kondisi prevalensi stunting secara global khususnya di kawasan Asia Tenggara cenderung mengalami penurunan. Namun masih diperlukan upaya khusus dalam percepatan pencapaian angka penurunan stunting sebesar 20 persen atau seperlima dari jumlah anak balita di suatu negara. Tiga beban pada malnutrisi (The Triple Burden of Malnutrition) menjadi penyebab terjadi penurunan stunting di Asia Tenggara, yaitu kekurangan gizi, defisiensi mikronutrien, dan kelebihan gizi.
Penyebab lainnya juga diindikasikan berasal dari kemiskinan dan ketidakmerataan pembangunan, faktor sosial budaya, kualitas air buruk, sanitasi dan kebersihan buruk, serta kualitas gizi ibu dan kualitas pangan yang buruk.
Baca Juga
#Gan | Rel
No comments:
Post a Comment