Dalam 1 Korintus 1:26-31, Paulus mengatakan bahwa pemberitaan Injil yang dia lakukan menghasilkan dua efek yang berlawanan. Pertama, Injil merupakan kekuatan Allah bagi orang yang diselamatkan. Kedua, Injil dianggap kalah oleh orang-orang yang akan binasa.
Sekarang coba pikirkan, jika orang menganggap Injil sebagai kelemahan, penilaian itu berarti bahwa mereka menganggap diri mereka sendiri sebagai orang berhikmat? Namun menurut Paulus, hikmat manusia tidak ada artinya di hadapan Allah. Hikmat dan keahlian manusia tidak akan mampu membuat orang mengenal Kristus, juga tidak akan mampu membebaskan mereka dari dosa-dosa mereka.
Hanya "kebodohan" untuk percaya pada Injil Kristuslah yang akan memampukan orang untuk memiliki pengenalan akan Kristus hingga dosa-dosanya diampuni. Dan jika ada orang-orang yang bertanda meminta sebagai pembuktian kemahakuasaan Kristus, maka saliblah yang menjadi tandanya. Meskipun salib bisa saja dianggap sebagai tanda kutuk atau hukuman, yang membuktikan kelemahan Kristus membebaskan diri dari salib.
Hikmat manusia mungkin saja terdengar indah, tapi belum tentu hikmat itu akan mengarahkan orang pada Kristus dan karya salib-Nya. Itu alasannya Paulus, mengritik kesukaan jemaat Korintus akan hikmat yang mengajar manusia.
Meski demikian, bukan berarti berita Injil yang disampaikan Paulus tidak mengandung hikmat sama sekali. Namun hikmat itu tersembunyi dan bersifat rahasia, tetapi terbuka bagi mereka yang sudah matang. Matang di sini bermakna sama dengan dewasa. Orang dewasa adalah orang yang tahu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Kita tahu bahwa anak kecil akan memasukkan apa saja ke dalam mulutnya, tanpa mau tahu apakah itu berbahaya atau tidak. Jadi orang yang matang yang dimaksudkan Paulus adalah orang yang tahu membedakan mana hikmat yang dari Allah dan mana yang bukan.
Lalu, mengapa penguasa dunia gagal mengenali hikmat mulia itu? Karena hikmat itu datang secara tersembunyi, tetapi dinyatakan melalui Injil Kristus sebagaimana merendahkan Paulus. Hikmat itu adalah sebuah rahasia suci, yang tidak bisa diketahui hanya dengan hikmat manusia, melainkan hanya melalui penyataan Allah. Karenanya, hanya Roh Kudus yang dapat menyampaikan hal ini kepada manusia.
Oleh karena manusia duniawi tidak menginginkan segala sesuatu yang berasal dari Allah, karena dianggap sebagai suatu kelemahan, maka manusia tidak dapat memahami segala sesuatu yang dari Allah. Percuma saja mengharapkan manusia duniawi dapat memahami dan menghargai hal-hal yang bersifat rohani.
Namun sayangnya, masih ada orang-orang Kristen yang berpikir seperti manusia biasa. Orang-orang semacam ini menolak hal-hal yang bersifat rohani dan hidup hanya dalam perspektif kekinian. Mereka tidak mau direpotkan dengan memandang hidup dari perspektif hikmat Allah. Kiranya kita menjadi orang Kristen yang hidup berlandaskan hikmat Allah karena Firman yang hidup itu telah menghidupkan kita.
Dalam kehidupan kita sebagai Warga Negara Indonesia sudah selyaknya kita menjadi orang yang mempunyai Hikmat Allah sebagai pedoman hidup dan kekuatan hidup yang menjadikan hidup terang di bangsa Indonesia. Hikmat Allah harus mencerminkan dalam kehidupan umat Kristiani di Indonesia yang menunjukkan bahwa Injil membawa kemampuan yang berbeda dengan hikmat dunia yang hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri tanpa kekuatan Allah yang menyertainya sehingga hidup mereka tidak merdeka dari dosa dan tidak mencerminkan kemuliaan Allah.
Tentunya sebagai orang yang percaya pada Kristus dan percaya Injil sebagai Hikmat Allah akan menyertai Tuhan dalam membuat perencanaan kehidupan, menjalankan kehidupan, dan mencapai tujuan hidup yang pasti akan berhasil dan diberkati jika mengimani Firman Tuhan dan menenangkannya siang dan malam serta melakukan Firman Tuhan dalam kehidupannya. Sehingga anak-anak Tuhan di Indonesia diharapkan dapat hidup menunjukkan pertunjukan mencerminkan kemuliaan Allah yang semakin besar yang tidak dimiliki oleh mereka yang hanya memiliki hikmat dunia.
Pada akhirnya, melalui corong mimbar Kristen ini, diharapkan semua anak-anak Tuhan di Indonesia yang mengandalkan Allah sebagai sumber kekuatan dan hikmat, harus menjadi agen perubahaan di segala aspek kehidupan yang membawa Indonesia kepada Terang Kristus dan menjadi agen perdamaian. Amin.
Tuhan Yesus Memberkati
Dr.Ir. Johan Pasaribu M.Th, M.Mis (Pendeta Senior)
No comments:
Post a Comment