Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Bacaan Injil ini sungguh menarik karena menguji keimanan kita sebagai umat Katolik, bagaimana kita bisa percaya dengan apa yang tidak kita lihat, apa yang tidak kita alami sendiri.
Sama halnya seperti rasul Thomas yang tidak mempercayai Yesus bangkit, sebelum menyentuh bekas luka Yesus. Tuhan Yesus hadir untuk menepis keraguan itu. Tuhan Yesus mengingatkan agar kita tak perlu kuatir. Jika kita setia beriman kepada-Nya, maka Tuhan sudah menyediakan tempat bagi kita di surga. Kita beroleh pemenuhan akan pengharapan iman kita bahwa Tuhan akan menyediakan tempat untuk tinggal bersama-Nya.
Tuhan Yesus meminta kita untuk tidak gelisah, tetapi kita hendaknya percaya kepada Allah dan juga kepada-Nya. Allah, Bapa-Nya, mempunyai banyak tempat tinggal. Kata Yesus “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. Pada kenyataanya banyak di antara kita yang mungkin juga masih belum sungguh tertanam dalam hati kita.
Ada tiga kata penting Yesus ini, kiranya dapat membantu kita, yaitu bahwa Ia adalah jalan, kebenaran dan hidup. Tanpa jalan kita tidak bisa pergi, tanpa kebenaran, seseorang tidak bisa membuat pilihan yang baik dan tanpa hidup, hanya ada kematian.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Bagaimana kaitan Injil di atas dengan kehidupan kita sebagai warga bernegara? Tuhan Yesus telah menyiapkan jalan bagi kita, tempat ketika kita mendapat tekanan-tekanan, opini-opini yang dianggap sebagai pemecah belah dalam berbangsa dan bernegara.
Sebagai umat yang sering disebut dengan kata “minoritas” terkadang ada perasaan dihantui akan kegelisahan dalam menjalankan keimanan kita sebagai pengikut Yesus. Meskipun dalam memeluk agama dan kepercayaan telah diatur dalam Undang-Undang, namun masih ada hambatan dalam menjalankan kegiatan keagamaan. Seharusnya hal tersebut tidak menyurutkan keimanan kita, kita justru semakin kuat serta harus mampu dan harus hidup saling mengasihi serta mencintai sesama warga Negara bahkan sesama umat manusia ciptaan Tuhan.
Peran Gereja Katolik untuk Negara Indonesia sungguh dipandang baik. Dalam kehidupannya umat Katolik sangat terkenal dengan kerukunannya di tengah kemajemukan umat beragama yang ada di Indonesia.
Bagaimana kita dapat menempatkan posisi sebagai warga minoritas? Tentu banyak cara dapat kita lakukan, salah satu contohnya, ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di tengah masyarakat, patuh terhadap segala peraturan-peraturan yang ada. Kita tidak perlu takut selagi tindakan kita tidak menyalahi aturan hukum. Menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dalam hidup beragama dan rukun. Tahun 2023 merupakan Tahun Kerukunan yang dicanangkan oleh Pemerintah melalui Kementerian Agama dan juga Tahun Keluarga Kristiani bagi Umat Katolik.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Kata “Jangan takut” tertulis sebanyak 365 kali dalam Kitab Suci. Tentu ini bukan kebetulan, dan bahwa Tuhan mengingatkan kita setiap hari dalam setahun agar kita jangan takut, jangan cepat gelisah dan khawatir. Pesan ini sangatlah tepat dengan keadaan kita pada masa sekarang ini. Sebab apapun yang sedang kita hadapi, baik tantangan, kesulitan, ataupun bencana, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Kristus.
Takut akan Allah dan hormatlah pada pemerintah. Sikap inilah yang akan membawa umat Katolik mampu mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia, seperti yang dikatakan Mgr. Albertus Soegijapranata “100% Katolik, 100% Indonesia”.
Alimasa Gea (Pembimas Katolik Provinsi Riau)
No comments:
Post a Comment