JAKARTA.BM- Industri pertambangan identik dengan laki-laki, sehingga sampai hari ini jumlah pekerja wanita di sektor tambang masih terbilang sedikit. Anggapan bahwa sektor pertambangan mengandalkan fisik dan mempunyai ritme kerja yang keras inilah yang sampai saat ini masih melekat di tengah masyarakat.
Di tahun 2021, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengeluarkan survei bertajuk ”Ketenagakerjaan Dalam Data.”
Survei yang dirilis pada 2021 menunjukkan, jumlah pekerja perempuan di sektor tambang hanya 10.727 sementara laki-laki 168.711 orang. Selain jumlah pekerja, terdapat ketimpangan upah rata-rata yang diterima oleh pekerja tambang perempuan dan laki-laki. Pekerja perempuan hanya menerima upah sebesar Rp 4.159.846, sementara pekerja laki-laki Rp 4.297.820.
Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, jumlah pekerja laki-laki di sektor pertambangan mencapai 1,28 juta sementara perempuan hanya 115.000 orang.
Untuk mendukung sekaligus memotivasi perempuan yang bekerja di industri tambang, PT ABM Investama (ABM) bersama anak usahanya PT Cipta Krida Bahari (CKB Group) berpartisipasi dalam acara Indonesia Miner Exhibition yang bermitra dengan Woman in Mining & Energy (WIME) mengusung tema “Shaping the Future Mining." ABM Group memaparkan peluang di sektor tambang terhadap keterlibatan perempuan Indonesia dalam mewujudkan hilirisasi dan transisi energi untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Baca Juga
#Gan | Rel
No comments:
Post a Comment