Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Pada Hari Minggu Biasa XI ini, Injil berbicara mengenai Yesus yang tergerak hatinya oleh belas kasih melihat orang banyak yang lelah dan terlantar seperti domba yang tidak memiliki gembala.
Yesus menyatakan bahwa para murid harus berdoa memohon kepada Tuhan untuk mengirimkan pekerja untuk tuaian yang banyak itu. Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi mereka berbagai kuasa serta mengutus mereka dengan beberapa misi.
Mereka diharapkan teguh pada misi tersebut dan tidak menyimpang ke jalan lain. Mereka telah diberikan kuasa secara cuma-cuma, maka diharapkan mereka membagikannya pula dengan cuma-cuma.
Berikut beberapa hal yang dapat kita renungkan:
Pertama, Hati Yesus tergerak oleh penderitaan manusia, namun manusia diharapkan tidak putus asa dan tetap harus berusaha.
Pada Hari Raya Hati Kudus Yang Mahakudus, hari Jumat kemarin, Injil berbicara mengenai belas kasih Yesus, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28). Pada hari ini, ternyata dibuktikan dengan Yesus yang tergerak hati-Nya oleh belaskasihan melihat manusia yang lelah dan terlantar seperti domba yang tidak memiliki gembala.
Lelah bukan hanya secara fisik, tapi bisa juga kelelahan batin karena menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan ini. Manusia terlantar bukan karena sebagai gelandangan atau anak terlantar saja, tetapi juga manusia yang terlantar karena jiwa yang menjauh dari Allah, menjauh dari komunio dengan sesamanya dan akhirnya sulit untuk menemukan jalan kebenaran yaitu Kristus sendiri.
Banyak orang karena kecewa dan putus asa, menjauh dari Kristus Tuhan. Oleh karena itu, Injil hari ini mendorong kita untuk tidak berputus asa dalam kesulitan dan tetap harus berusaha dengan memohon pada Allah agar diberikan solusi.
Solusi itu dapat berupa orang-orang yang mau peduli dengan situasi yang ada, yang mau berbakti untuk kebaikan kehidupan ini. Solusi juga dapat berupa rizki dan jalan terang bagi kita. Tentunya juga Sang Penolong yakni Roh Kudus yang menguatkan kita. Di lain sisi tidak kalah pentingnya, kita sendiri harus bersedia untuk diutus dalam misi kehidupan kita sebagai pengikut Kristus.
Kedua, kita bersyukur karena telah dipilih Allah menjadi murid-Nya, maka kita harus setia dalam menjalankan misi.
Kita bersyukur karena telah dipilih Allah sebagai anak-anak-Nya sekaligus sebagai murid-murid-Nya. Injil berbicara mengenai Yesus yang mengutus para murid-Nya, kedua belas murid ini yang menjadi dasar Gereja, diteruskan secara apostolik, yakni oleh para Uskup bersama para imamnya.
Namun, sebagai umat Katolik, kita juga melalui sakramen baptis dan sakramen inisiasi lainnya telah menerima imamat umum yang diberikan panggilan, karunia, dan tugas untuk mewartakan belas kasih Kristus. Kita harus teguh pada panggilan tersebut dengan tidak menyimpang dari iman kita sebagaimana bangsa Israel yang dikhususkan oleh Allah menjadi bangsa terpilih maka kita telah dikhususkan Allah menjadi umat terpilih.
Kita harus setia dalam menjalankan misi Kristus yakni: pergi untuk memberitakan Kerajaan surga sudah dekat. Kerajaan surga dalam Kitab Suci digambarkan dengan berbagai perumpamaan, namun secara sederhana Kerajaan Sorga juga sebagai suatu kebahagiaan karena kesatuan dengan Hati Yesus yang berbelas kasih.
Misi tersebut saat ini dapat dilaksanakan dengan beberapa contoh langkah nyata. Pertama, berusaha menyembuhkan orang yang sakit, terlebih sakit secara rohani. Sakit hati karena kekecewaan dengan keadaan diri sendiri dan kecewa dengan sesama, sakit rohani karena ketidakadilan yang dialami.
Kedua, membangkitkan orang yang mati iman, harapan, dan kasih kasihnya. Orang yang sudah kehilangan iman, harapan, dan kasihnya sama saja sudah mati dalam kehidupannya. Memberikan semangat dan pandangan positif merupakan contoh yang bisa dilaksanakan.
Ketiga, mentahirkan orang kusta dalam hidup sosialnya. Dalam Kitab Suci, orang kusta adalah orang yang terpinggirkan dan dijauhi masyarakat, harus mendapatkan pengakuan dari para imam jika sudah sembuh kembali. Kita yang secara umum ambil bagian dalam imamat Kristus juga diharapkan dapat menghargai dan menerima sesama saudara kita tanpa membedakan status jabatan dan tingkatannya dalam kehidupan sosial kita. Tidak memandang rendah sesama kita.
Keempat, mengusir setan-setan di zaman modern ini. Setan di zaman modern ini dapat berwujud hawa nafsu tak terkendali akan kekayaan, kekuasaan dan jabatan. Kita bisa merefleksikan ini dalam hidup harian kita salah satunya dengan bercermin pada 7 (tujuh) dosa pokok yang mematikan.(KGK 1866)
Ketiga, kita telah diberikan berbagai kuasa dan anugerah dengan cuma-cuma, maka bagikanlah dengan cuma-cuma pula.
Pada zaman sekarang, rasanya sulit untuk memberikan atau menerima sesuatu dengan cuma-cuma. Semua hal pasti ada harganya, tidak bisa gratis. Harus ada keuntungan sebagai konsekuensi dari modal yang telah dikeluarkan.
Namun, Injil pada hari ini mengajarkan kepada kita bahwa tidak semua hal itu harus dibayar dengan uang dan kekayaan. Allah telah lebih dahulu memberikan Rahmat-Nya kepada manusia dengan cuma-cuma. Tanpa rahmat (grace), manusia tidak dapat sampai pada tujuan akhir atau Sorga.
Dengan kata lain kita dibenarkan dan diselamatkan karena rahmat Allah, yang mengalir dari misteri Paskah Kristus. Rahmat ini adalah pertolongan sukarela dari Allah sehingga kita dapat menjadi dan bertindak sebagai anak-anak Allah, yang memungkinkan kita untuk dapat mengambil bagian di dalam kehidupan Allah Tritunggal Maha Kudus. Kita memperoleh pembenaran berkat rahmat Allah.
Rahmat adalah kemurahan hati, pertolongan sukarela, yang Allah berikan kepada kita, agar kita dapat menjawab panggilan-Nya. Sebab panggilan kita ialah menjadi anak-anak Allah (Bdk. Yoh 1:12-18), anak-anak angkat-Nya (Bdk. Rm 8:14-17), mengambil bagian dalam kodrat ilahi, (Bdk. 2 Ptr 1:34) dan dalam kehidupan abadi (Bdk. Yoh 17:3). (KGK 1996).
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Pertanyaan reflektif bagi kita: jika Allah telah memberikan rahmat-Nya secara cuma-cuma, yakni kemurahan hati, pertolongan sukarela sehingga kita dapat menjawab panggilan-Nya sebagai anak-anak Allah untuk kehidupan abadi, masihkan kita menilai dan membagikan segala sesuatu hanya demi uang dan keuntungan kita pribadi?
Semoga belas kasih dari Hati Yesus Kristus tetap menyertai kita. Amin.
Normal Ginting (Pembimbing Masyarakat Katolik Kanwil Kemenag Provinsi Kepulauan Riau)
No comments:
Post a Comment