Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Bacaan yang kita dengarkan pada hari ini (Matius 16:13-20) sangatlah relate dengan kehidupan sehari-hari, di mana Yesus Kristus sendiri melemparkan sebuah pertanyaan yang perlu kita jawab. Pertanyaannya adalah: “Siapakah Aku ini?”
Pertanyaan ini dilemparkan oleh Yesus kepada para murid-Nya (ay.15). Lalu jawab para murid-Nya ada yang mengatakan Yohanes Pembaptis, Elia, dan Yeremia. Jawaban Simon sungguh luar biasa, bahwa Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Mesias yang berarti terurapi, yang dikuduskan, penyelamat seperti yang diwartakan oleh para Nabi bahwa akan datang Sang Mesias.
Bagaimana bisa seorang Simon yang merupakan nelayan mampu memberikan jawaban yang sungguh luar biasa, tak lain seperti yang diungkapkan oleh Yesus “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga”.
Setelah para murid yang selama ini bergaul dengan Yesus dalam keseharian-Nya mulai dari pewartaan Kerajaan Allah, menyembuhkan orang sakit, memelekkan orang buta, mentahirkan orang kusta, dan mengampuni dosa. Akhirnya Yesus memberikan sebuah pertanyaan yang apabila kita gambarkan, menurut kamu siapakah aku ini hai para murid-Ku, setelah kamu hidup bersama-Ku dan melihat pengajaran serta perbuatan yang sudah Kulakukan selama ini. Siapakah Aku ini?
Karena itu, tidak heran para murid ada yang menjawab Yohanes Pembaptis (mewartakan pertobatan dan pembaptisan), Elia dan Yeremia (Mewartakan Penggenapan Janji Allah: Perjanjian Baru). Hanya saja Mesias yang dimaksud oleh Yesus merupakan Mesias yang menyelamatkan manusia dari dosa, karena dosalah yang membuat manusia memisahkan diri dengan Allah. Mesias bukan berarti membebaskan orang Israel dari penjajahan Romawi, lebih dari itu bahwa hal yang paling mendasar dari kejahatan manusia adalah dosa. Dan Simon pun menjawab sungguh Engkau adalah Anak Allah, Mesias. yang Diurapi, yang Kudus, Sang Penyelamat umat manusia dan pembebasan umat manusia dari dosa, karena dosalah yang telah memisahkan relasi Allah dengan manusia.
Yesus pun berkata, “Simon, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang Kuikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Pertanyaan Yesus pun perlu kita jawab, Siapakah Yesus? Pertanyaan ini perlu kita jawab setiap hari. Setiap hari kita bergumul dalam kehidupan ini ada kesedihan, kegelapan jatuh dalam kubangan sehingga kita merasa bahwa Tuhan itu meninggalkan kita dan membuat kita merasa tersungkur. Dalam rasa kegelapan itulah saatnya kita kembali kepada Allah, karena ternyata Tuhan tidak meninggalkan anak-anak-Nya, Tuhan selalu setia kepada anak-anak-Nya. Kita diangkat-Nya dan disembuhkan oleh bilur-bilur-Nya, relasi kita dipulihkan oleh darah-Nya.
Lalu apa balasan kita? Mengeluh bahkan menyangkal Tuhan? Tak lupa juga saat kita bergembira dan bersemangat apakah Tuhan selalu kita libatkan? Ungkapan syukur atas rahmat pengampunan dan pemulihan hubungan kita dengan Allah. Sudahkah kita bersyukur? Bahkan setiap kita bangun pagi, menghirup udara, melihat keluarga-keluarga kita tiap hari, apakah kita tidak bersyukur?
Banyak hal yang perlu kita syukuri, tetapi kita lebih suka rasa sebaliknya yaitu mengutuki hal negatif yang terjadi dibandingkan mensyukuri hal yang sederhana. Lebih mudah bagi kita mengumpat saat sandal kita terkena kotoran dibandingkan ucapan syukur saat menghirup udara.
Karena itu pertanyaan Yesus yang perlu kita renungkan setiap hari, “Siapakah Aku menurut kamu?”
Sandra Mariyus Adipa (Pembimbing Masyarakat Katolik Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Tengah)
No comments:
Post a Comment