Kalahkan kemarahan dengan cinta kasih dan,
kalahkan kejahatan dengan kabajikan.
Kalahkan kekikiran dengan kemurahan hati,
Dan kalahkan kebohongan dengan kejujuran.
(Dhammapada, Piya Vagga 223)
Salah satu kalimat di atas mengungkapkan “kalahkan kemarahan dengan cinta kasih”. Cinta adalah kata yang dapat membuat orang yang yang mengucapkan, mendengar dan mengalaminya, merasakan berbagai macam perasaan. Persoalan cinta selalu menarik untuk dibahas. Cinta mungkin adalah satu hal yang tak akan pernah habis untuk dibicarakan.
Cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada) atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hampir sama. Sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta.
Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasih. Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama, antara keduanya terdapat perbedaan. Cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa yang mendalam, kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Sang Buddha menganjurkan siswa-Nya untuk mengembangkan cinta kasih terhadap makhluk di segenap alam. Jadi bukan hanya terhadap manusia saja, tetapi semua makhluk/berlaku, bersifat (melingkupi) seluruh alam, patut dikembangkan tanpa batas dan dipancarkan kepada semua makhluk tanpa batas pula. Cinta kasih harus dikembangkan mulai dari untuk diri sendiri terlebih dahulu, sehingga seseorang dapat mengembangkan cinta kasih kepada orang atau makhluk lain.
Pengembangan cinta kasih dilakukan tanpa syarat, penuh dengan ketulusan (tanpa pamrih). Inilah cinta sejati hanya memberi tanpa mengharap kembali, bukan seperti cinta nafsu (gairah) yang mengharapkan balasan. Ketika cintanya terbalaskan, orang merasa gembira dan bahagia. Namun jika tak terbalaskan akan menyebabkan perasaan sedih, berkecil hati dan putus asa, juga bukan menerima baru memberi (take and give) itu dagang.
Cinta kasih ajaran Sang Buddha tanpa kedengkian, tanpa permusuhan. Sang Buddha bersabda: “Tak selayaknya karena marah dan benci, mengharapkan yang lain celaka”. Dalam praktik Buddhisme, memancarkan cinta kasih juga berfungsi untuk membantu mengatasi emosi negatif seperti kemarahan, rasa iri, dan kebencian.
Menciptakan pikiran yang dipenuhi cinta kasih akan membantu mengatasi emosi negatif dan mempertajam pikiran yang jernih. Sehingga, seseorang dapat mengambil keputusan yang lebih bijaksana dan mempromosikan perdamaian serta hormoni kehidupan yang lebih positif. Jadi pengembangan cinta kasih dapat menghilangkan kedengkian dan permusuhan. Cinta kasih yang universal dapat mengubah dunia menjadi damai, aman, dan nyaman. Sehingga dapat menjaga dunia tetap damai tanpa permusuhan dan kedengkian.
Marilah kita melakukan sesuatu pada dunia ini, dengan mengembangkan cinta di dalam diri kita lalu memancarkannya kepada semua makhluk. Peduli terhadap sesama, peduli kepada semua makhluk, dunia dan semuanya, agar mereka berbahagia dan kita semua akan bahagia.
Sabbe satta bhavantu sukhitatta. Semoga semua makhluk turut berbahagia.
Rudy Pratama, S.Ag (Penyuluh Agama Buddha Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara)
No comments:
Post a Comment