Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Tidak terasa kita telah memasuki masa Prapaskah IV dalam bulan Maret dan kita pantas untuk selalu bersyukur kepada Tuhan atas perlindungan, kesehatan, dan keselamatan yang diberikan kepada kita.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Injil Yohanes 3:14-21 mencatat percakapan antara Yesus dan Nikodemus, seorang ahli agama. Yesus menggunakan perumpamaan Musa yang meninggikan ular tembaga di padang gurun untuk menyelamatkan orang Israel yang digigit ular berbisa, sebagai gambaran tentang keselamatan melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Yesus akan "ditinggikan" di kayu salib untuk menyelamatkan umat manusia.
Yesus mengajarkan bahwa Allah mengasihi dunia sehingga Ia mengutus Anak-Nya, bukan untuk menghakimi dunia, tetapi untuk menyelamatkannya. Namun, orang yang percaya kepada-Nya akan diselamatkan, sedangkan orang yang tidak percaya akan dihakimi oleh kebenaran. Terang telah datang ke dunia, tetapi manusia lebih memilih kegelapan karena perbuatan mereka jahat. Mereka yang melakukan kebenaran akan datang kepada terang, sementara yang melakukan kejahatan akan menyukai kegelapan.
Percakapan antara Yesus dan Nikodemus memberikan wawasan tentang sifat kasih Allah dan rencana-Nya untuk menyelamatkan umat manusia. Analogi ular tembaga di padang gurun merujuk pada momen di mana orang Israel diselamatkan dari gigitan ular berbisa dengan hanya melihat ular tembaga yang diangkat tinggi oleh Musa.
Demikian pula, iman pada Yesus Kristus sebagai Anak Manusia yang diangkat di kayu salib membawa keselamatan. "Meninggikan" Yesus di kayu salib mencerminkan pengorbanan-Nya yang menghapus dosa dan memberikan kesempatan bagi umat manusia untuk hidup dalam keselamatan. Ini menekankan pentingnya iman sebagai kunci untuk memperoleh hidup kekal.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Yesus mengungkapkan bahwa keselamatan datang melalui iman kepada-Nya sebagai Juru Selamat. Perumpamaan tentang ular tembaga menggambarkan bahwa keselamatan adalah hasil dari pengorbanan Kristus di kayu salib. Ini menunjukkan kasih Allah yang tak terbatas, karena Ia tidak hanya mengasihi dunia, tetapi juga memberikan Anak-Nya sebagai jalan keselamatan.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Pertama, pesan tentang pengorbanan Yesus Kristus sebagai jalan penyelamatan menekankan pentingnya pengorbanan dan pengampunan. Di tengah kompleksitas kehidupan modern yang sering kali dipenuhi dengan konflik dan perpecahan, pesan ini mengajak kita semua untuk mempraktikkan sikap pengampunan, mengedepankan kebaikan, dan mencari jalan perdamaian dalam segala situasi.
Kedua, betapa kasih Allah kepada dunia adalah sesuatu yang universal dan tak terbatas. Ini menekankan pentingnya kasih sayang, empati, dan kepedulian terhadap sesama, terlepas dari perbedaan budaya, agama, atau latar belakang sosial.
Ketiga, panggilan untuk hidup dalam terang dan menghindari kegelapan mengajarkan kita semua untuk memilih kebenaran dan integritas dalam segala aspek kehidupan, baik dalam tindakan pribadi maupun dalam kebijakan sosial dan politik.
Keempat, sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadi saksi kasih Allah kepada dunia. Dalam konteks Indonesia yang multikultural dan multireligius, pesan ini mengajak kita semua untuk mempraktikkan toleransi, menghormati perbedaan, dan bekerja sama demi terciptanya keadilan sosial dan perdamaian yang berkelanjutan. Semua ini merujuk pada panggilan untuk hidup sesuai dengan ajaran Kristus, membawa damai sejahtera dan kasih kepada sesama.
Yustina Srini (Kepala Bagian Umum dan Barang Milik Negara Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI)
No comments:
Post a Comment