Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Hari ini kita merayakan Hari Minggu Paskah IV dan juga Hari Minggu Panggilan. Bacaan Injil (Yohanes 10:11-18) hari ini mengisahkan tentang gembala yang baik yang memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. Hari ini Tuhan membuat standar tentang bagaimana gembala yang baik itu seharusnya bekerja atau menjalankan tugas-tugasnya.
Kriteria pertama dan terutama bagi gembala yang baik adalah memberikan nyawanya bagi domba-domba. Kriteria ini dicontohkan oleh Yesus sendiri. Ia memberikan nyawanya bagi kita manusia yang berdosa.
Konteks dari perikop Injil hari ini seputar kehidupan Yesus yang dikitari masyarakat yang mempunyai kawanan domba. Ada banyak penggembala domba, yang belum tentu memiliki domba-domba yang digembalakan. Sebagai orang upahan, tentu rasa memiliki para gembala itu tidak ada, bahkan cenderung bekerja sekenanya, tidak memelihara dengan sepenuh hati.
Berhadapan dengan fenomena yang demikian, Yesus mengajar para murid dengan menggunakan perumpamaan gembala yang baik. Secara singkat, gembala yang baik jika dibandingkan dengan gembala yang tidak baik, dapat didefisinikan sebagai gembala yang menggembalakan domba-dombanya dengan hati, pikiran, dan tenaganya.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Dalam kehidupan sehari-hari kita sebenarnya dipercayakan Tuhan sebagai Gembala yang mempunyai tanggung jawab untuk memelihara karunia-karunia yang sudah diberikan Tuhan. Maka sebagai Gembala yang baik, Tuhan mengajak kita untuk tidak hanya sekadar menjadi gembala upahan. Lebih dari itu, yang mendukung hidup dan keberlangsungkan kita adalah menjadi gembala yang mempunyai hati, bekerja dengan sepenuh hati. Tanggung jawab yang diberikan kepada kita harus kita pelihara dengan tulus.
Seperti Yesus yang sepenuh hati, bahkan sampai menebus kita dengan hidupnya sendiri, kita juga diajak Yesus untuk berani serius dan total dalam menjaga tanggung jawab kita masing-masing. Kita diingatkan tentang standar kegembalaan kita terhadap diri kita sendiri maupun untuk lingkungan yang melingkupi kita.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Pada Minggu Panggilan ini kita diundang untuk merenungkan lebih dalam anugerah panggilan Tuhan yang sangat berharga bagi kita masing-masing. Kita dipanggil untuk berpartisipasi dalam rencana kasih-Nya dan mewujudkan keindahan Injil dalam beragam situasi hidup. Hidup kita terwujud dan terpenuhi ketika kita menemukan siapa diri kita, apa kualitas diri kita, di bidang apa kita dapat memberdayakannya dengan baik, jalan mana yang kita ambil untuk menjadi tanda dan sarana kasih, penerimaan, keindahan, dan kedamaian dalam konteks di mana kita hidup.
Mari kita temukan karunia-karunia, tanggung jawab kita, domba-domba yang harus kita gembalakan dengan ketulusan sepenuh hati. Marilah kita bergairah akan kehidupan dan berkomitmen terhadap pemeliharaan penuh kasih pada orang-orang di sekitar kita dan lingkungan yang kita tempati.
Akhirnya, sebagaimana pesan Paus Fransiskus untuk Minggu Paskah IV: “Marilah kita bangkit dan bergerak melangkah sebagai peziarah harapan. Seperti Maria bagi Elizabet, kita juga dapat menjadi pembawa pesan sukacita, sumber kehidupan baru serta pencipta persaudaraan dan perdamaian”.
Barnabas Ola Baba (Kasubdit Pendidikan Dasar Ditjen Bimas Katolik Kemenag)
No comments:
Post a Comment