BENANGMERAHNEWS.COM | Kusta, yang dikenal sebagai penyakit Hansen, adalah suatu kondisi infeksi jangka panjang yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini terutama menyerang kulit, saraf, dan selaput lendir, sehingga menyebabkan lesi kulit dan kerusakan saraf.
Pada tahun 1890-an, Tiongkok menghadapi tantangan besar dalam menangani penyakit kusta dan menyediakan perawatan bagi mereka yang terkena dampaknya. Pada saat itu, penyakit kusta merupakan penyakit yang mendapat stigma dan kurang dipahami, seringkali dikaitkan dengan ketakutan dan pengucilan masyarakat. Ketidaktahuan mengenai penularan dan pengobatannya menyebabkan perlakuan buruk dan diskriminasi terhadap mereka yang terkena dampak.
Mereka sering dikucilkan, menjalani kehidupan yang terisolasi dan sulit. Dalam beberapa kasus, kusta dapat menyebabkan kerusakan saraf yang parah. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya sensasi di area yang terkena dampak, mengganggu kemampuan untuk merasakan nyeri, sentuhan, atau perubahan suhu. Hilangnya sensorik seperti itu meningkatkan risiko cedera dan infeksi yang tidak terdeteksi.
Selama periode ini, informasi yang salah tentang penularan dan pengobatan kusta mengakibatkan penganiayaan terhadap individu, yang seringkali mengalami isolasi dan kesulitan karena ketakutan masyarakat.
Potensi penyakit ini menyebabkan kerusakan saraf yang parah meningkatkan risiko kehilangan sensorik, membuat individu yang terkena tidak dapat merasakan perubahan rasa sakit, sentuhan, atau suhu.
Gangguan sensorik ini meningkatkan kerentanan terhadap cedera dan infeksi yang tidak disadari.
Penyebab Kusta
Kusta atau lepra disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini dapat menular dari satu orang ke orang lainnya melalui percikan cairan dari saluran pernapasan (droplet), yaitu ludah atau dahak, yang keluar saat batuk atau bersin.
Seseorang dapat tertular kusta jika terkena percikan droplet dari penderitanya secara terus-menerus dalam waktu yang lama. Dengan kata lain, bakteri penyebab lepra tidak dapat menular kepada orang lain dengan mudah. Selain itu, bakteri ini juga membutuhkan waktu lama untuk berkembang biak di dalam tubuh penderita.
Perlu dicatat, kusta bisa menular jika terjadi kontak dalam waktu yang lama. Kusta tidak akan menular hanya karena bersalaman, duduk bersama, atau berhubungan seksual dengan penderita. Kusta juga tidak menular dari ibu ke janinnya.
Selain penyebab di atas, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kusta, di antaranya:
- Bersentuhan dengan hewan penyebar bakteri kusta, seperti armadillo
- Menetap atau berkunjung ke kawasan endemik kusta
- Memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh
Gejala Kusta
Gejala kusta pada awalnya tidak tampak jelas dan biasanya berkembang secara perlahan. Bahkan, pada beberapa kasus, gejala kusta baru bisa terlihat setelah bakteri kusta berkembang biak dalam tubuh penderita selama 20 tahun atau lebih.
Beberapa gejala kusta yang dapat dirasakan penderitanya adalah:
- Kulit menjadi mati rasa, termasuk kehilangan kemampuan merasakan suhu, sentuhan, tekanan, atau nyeri
- Kulit tidak berkeringat (anhidrosis)
- Kulit terasa kaku dan kering
- Luka yang tidak terasa nyeri di telapak kaki
- Bengkak atau benjolan di wajah dan telinga
- Bercak yang tampak pucat dan berwarna lebih terang daripada kulit di sekitarnya
- Saraf membesar, biasanya di siku dan lutut
- Otot melemah, terutama pada otot kaki dan tangan
- Alis dan bulu mata hilang permanen
- Mata menjadi kering dan jarang mengedip
- Mimisan, hidung tersumbat, atau kehilangan tulang hidung
- Pada kusta yang menyerang sistem saraf, penderita bisa kehilangan sensasi rasa termasuk nyeri. Akibatnya, luka atau cedera di tangan atau kaki dapat tidak terasa oleh penderita.
Intermediate leprosy
Kusta ini ditandai dengan beberapa lesi datar berwarna pucat atau lebih cerah dari warna kulit sekitarnya, yang terkadang dapat sembuh dengan sendirinya
Tuberculoid leprosy
Kusta ini ditandai dengan beberapa lesi datar yang kadang berukuran besar, mati rasa, dan disertai dengan pembesaran saraf
Borderline tuberculoid leprosy
Kusta jenis ini ditandai dengan munculnya lesi yang berukuran lebih kecil dan lebih banyak dari tuberculoid leprosy
Mid-borderline leprosy
Lepra jenis ini ditandai dengan lesi kemerahan yang tersebar secara acak dan asimetris, mati rasa, dan pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar kusta
Borderline lepromatous leprosy
Kusta ini ditandai dengan lesi yang berjumlah banyak dengan bentuk datar atau benjolan. Kusta jenis ini juga terkadang menimbulkan mati rasa.
Lepromatous leprosy
Lepra ini ditandai dengan lesi yang tersebar dengan simetris. Umumnya, lesi yang timbul mengandung banyak bakteri dan disertai dengan rambut rontok, gangguan saraf, serta kelemahan anggota gerak.
Baca Juga
#Gan
No comments:
Post a Comment