Breaking

"BAHAYA MASIH MENGANCAM"
"JANGAN KENDOR! TETAP JALANKAN PROTOKOL KESEHATAN"

Thursday, April 17, 2025

Mimbar; “Kasih dan Pengampunan Allah”


Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Dalam perikop Injil Yohanes 8:1-11, kita membaca tentang seorang perempuan yang tertangkap basah berbuat dosa, lalu dibawa ke hadapan Yesus oleh para ahli Taurat dan orang Farisi. Mereka ingin mencobai Yesus dengan menanyakan apakah perempuan itu harus dirajam sesuai hukum Musa. Namun, Yesus dengan penuh kebijaksanaan menjawab, "Barang siapa di antara kamu yang tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yoh. 8:7).

Kisah ini tidak hanya mengajarkan pengampunan, tetapi juga mengungkapkan karakter Yesus sebagai Hakim yang adil, penuh belas kasih, dan mengajak manusia untuk bertobat. Ini juga menjadi refleksi bagi kita untuk tidak cepat menghakimi, melainkan melihat diri sendiri dan menerima kasih karunia Allah. Yesus menunjukkan bahwa keselamatan tidak datang dari hukum yang kaku, melainkan dari kasih karunia. Hukum harus diterapkan dengan keadilan dan belas kasih. Karena semua manusia berdosa dan membutuhkan belas kasih Tuhan, maka pengampunan Tuhan membawa tanggung jawab moral untuk hidup dalam kebenaran.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Pada permenungan dari perikop di atas, ada tiga hal penting yang mau saya bagi: 
Pertama, kasih dan pengampunan Allah lebih besar dari dosa kita. Yesus tidak membenarkan dosa, tetapi Ia juga tidak serta-merta menghukum. Sebaliknya, Ia menunjukkan belas kasih dan pengampunan. Hal ini mengingatkan kita bahwa betapapun besar dosa kita, kasih dan pengampunan Allah selalu lebih besar. Tuhan tidak ingin menghancurkan orang berdosa, tetapi mengundangnya untuk bertobat dan hidup dalam kasih-Nya.

Kedua, introspeksi diri sebelum menghakimi orang lain. Sering kali kita mudah menghakimi kesalahan orang lain tanpa menyadari kelemahan kita sendiri. Yesus mengajak kita untuk bercermin dan melihat bahwa kita semua adalah orang berdosa yang membutuhkan belas kasih-Nya. Sebelum kita menuduh orang lain, alangkah baiknya kita terlebih dahulu memeriksa hati kita sendiri.

Ketiga, bertobat dan jangan berbuat dosa lagi. Di akhir kisah ini, Yesus berkata kepada perempuan itu, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi." (Yoh. 8:11). Pengampunan dari Tuhan selalu tersedia, tetapi ada panggilan bagi kita untuk bertobat dan hidup lebih baik. Ini adalah ajakan untuk meninggalkan dosa dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Semoga perikop ini menjadi pengingat bagi kita bahwa Tuhan adalah sumber kasih dan pengampunan. Marilah kita membuka hati untuk menerima belas kasih-Nya dan berkomitmen untuk hidup dalam kebenaran-Nya. Amin.


Bernardinus A. Nailiu (Analis Informasi Pendidikan Subdit Pendidikan Dasar Ditjen Bimas Katolik Kemenag)

No comments:

Post a Comment

" Klik! Informasi yang Anda Butuhkan "



"Prakiraan Cuaca Kamis 27 Februari 2025"




"BOFET HARAPAN PERI"

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS